Cegah Covid-19, Disperindag Jatim Bagi Masker di Pasar Keputran
Infonews.id | Surabaya - Tak butuh waktu lama, sebanyak 300 paket di dalam tas plastik kecil berisi hand sanitizer, masker dan vitamin C, ludes saat dibagikan oleh petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim di Pasar Keputran Surabaya, Kamis (16/4), tengah malam.
Di kerumunan pedagang dan pembeli, bingkisan itu disambut riang dan saling berebut untuk mendapatkannya. “Ini yang kami tunggu-tunggu Mas, di pasar ini belum pernah ada pembagian masker dan hand sanitizer kayak begini,” kata Jumaiyah, pedagang bawang di Pasar Keputran.
Dia mengaku senang menerima pemberian masker dan hand sanitizer. Selama ini, di pasar tersebut hanya dilakukan penyemprotan desinfektan. “Setiap hari disemprot desinfektan, tapi kalau pembagian masker baru hari ini, terimakasih ya,” ucap perempuan paruh baya itu.
Ahmad, pedagang sayur juga mengatakan, kalau untuk pembagian masker dan pembersih tangan baru didapatkan malam itu. "Belum ada pembagian masker, hanya disemprot (disinfektan)," ucapnya.
Sementara itu, Kadisperindag Jatim Drajat Irawan mengatakan, yang dilakukan bersama timnya yakni membagikan masker dan disinfektan ke para pedagang, sesuai instruksi dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Tujuannya, untuk implementasikan aturan protokol kesehatan antisipasi penyebaran Covid-19 di pasar-pasar rakyat termasuk Pasar Tradisional Keputran Surabaya.
“Pertama, yang dilihat adalah apakah pedagangnya sudah pakai masker. Yang kedua, apakah pembelinya juga pakai masker, dan yang ketiga, apakah ada di dalam pasar ini terutama di pintu-pintu masuk ini disediakan tempat cuci tangan,” terang Drajat.
Tak kalah penting adalah keberadaan pos kesehatan untuk antisipasi jika ada pedagang atau pembeli yang sakit, untuk memudahkan memberi pertolongan. Serta penyemprotan yang dilakukan dua hari sekali.
“Disini, belum banyak yang pakai masker sehingga Ibu Gubernur meminta untuk diberikan masker kepada pedagang dan pembeli di Pasar Keputran ini. Harapannya, dengan menggunakan masker bisa mencegah penularan virus Corona karena memang virus ini diantara penyebarannya ketika kemudian social distancingnya kurang dari 1 meter,” jelasnya.
Ia berharap ada perbaikan dan upaya untuk mengatur jam kerja, mengatur jarak antara pedagang dan pembeli dan yang tak kalah penting adalah sudah dibuat pasar tradisional online, seperti yang sudah ada di Malang, Probolinggo, Jember dan lainnya.
“Pedagang-pedagang ini menyetorkan data-datanya kemudian kita bantu lewat online pemasarannya. Makin banyak online sistem yang dibuat ini akan semakin bagus. Sebab selama ini baru ada 1.370 pedagang yang mendaftarkan komoditinya lewat pasar pasar online itu bisa lihat WA grup dan lainnya, sehingga masih banyak yang belum diakomodir,” ungkapnya.
Juga dikatakan pergerakan harga berbagai komoditas relatif stabil, mulai dari bawang merah, bawang putih, beras, minyak goreng, cabe rawit. Hanya gula yang masih tinggi, “Tapi hari-hari ini sudah masuk 35 ribu ton gula impor, lalu akhir April masuk lagi 21 ribu lalu ditambah lagi 30 ribu ton yang akan masuk. Mudah-mudahan segera stabil, atau paling tidak bisa turun dari harga sekarang yang masih dikisaran Rp 18-Rp.19 ribu perkilo,” bebernya.
Diakui, untuk menstabilkan harga gula, yang masuk adalah gula impor. Alasannya, musim giling tebu baru dimulai Juni mendatang. Sementara kebutuhan Jatim per bulan adalah 37 ribu ton, namun yang akan masuk gula impor sekitar 70 ribu ton, untuk bisa mencukupi sampai masuk musim giling berikutnya.
“Kalau HET (Harga Eceran Tertinggi) gula itu sebenarnya Rp.12.500 perkilo. Tapi sekarang ini khan ada masalah distribusi dan lain sebagainya sehingga harga menjadi naik. mudah-mudah bisa berangsur-angsur kembali normal atau turun,” urainya.(*)
Editor : Tudji Martudji