Profesor Soetanto Soepiadhy (IN/PHOTO: TUDJI)

SURABAYA, INFONews.ID - Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan sebagai seluruh sistem dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya. Ini merupakan sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan yang didapat oleh manusia.

Setiap pendukung budaya mempunyai keinginan internal untuk mempertahankan kebudayaannya sendiri. Menurut Nyoman Naya S, orang Jawa ingin mempertahankan kebudayaan Jawa. Begitu pula orang Bali ingin mempertahankan kebudayaan Bali dari pengaruh kebudayaan Barat yang masuk melalui pariwisata. Karena ada kehendak mempertahankan tradisi dan unsur budaya klasik, maka setiap pendukung budaya akan mengalami "rasa takut kehilangan budaya".

Setiap pendukung budaya ingin mempertahankan apa yang disebut "jati diri", yang berakar pada unsur identitas budaya lokal. Seperti memakai kain kebaya di kalangan wanita, mengangguk ketika menghormati orang lain. Orang Jawa memakai kain batik dan "blangkon" sewaktu ada upacara tradisional. Orang Madura memakai pakaian berwarna hitam dengan "udheng"-nya yang khas. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai perwujudan "jati diri" yang khusus dan berakar pada unsur-unsur identitas budaya lokal.

Dalam proses globalisasi budaya dan tata pergaulan dunia yang terbuka, bangsa Indonesia perlu mengembangkan "jati diri" keindonesiaan yang berakar pada unsur-unsur identitas budaya nasional. (*)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru