Nahdatul Ulama (Foto:Istimewa)

INFOnews.id I Surabaya - Menjelang Muktamar Nahdahtul Ulama (NU) ke 34, sebanyak 8 tokoh muda Nahdahtul Ulama (NU) mulai dilambungkan namanya untuk menggantikan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj.

Wajah tokoh muda NU itu terpampang di flyer digital yang mulai beredar sejak Senin (27/9/2021). Mereka dinilai punya potensi memimpin organisasi yang didirkan pada tahun 1926 tersebut.

Flyer bertuliskan “Sekarang Waktunya yang muda jadi Ketum PBNU”. Adapun delapan tokoh muda NU yang digadang-gadang sebagai kandidat Ketum PBNU ini, sebagaimana berikut:

Pimpinan DPR Muhaimin Iskandar, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis, Politikus Golkar Nusron Wahid, Politikus PKB Maman Imanulhaq.

Selantjunya, Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) Ahmad Fahrur Rozi, Pengasuh Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza)

Dan Kiai muda dari Pesantren Al Falah Ploso Kediri KH Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar).

Namun demikian, mekanisme pemilihan Ketua PBNU ditentukan dalam muktamar yang akan datang.

Beredarnya flayer delapan kandidat pengganti Said Aqil dipandang sebagai representasi publik, dengan menginginkan PBNU lebih komunikatif dan luwes.

Utamanya, PBNU dalam menghadapi kelompok milineal, kaum hijrah dan kelompok lain. "Saya mengenal Gus Yusuf, Kang Maman, Gus Reza, dan Gus Kautsar sebagai tokoh muda yang militan dan memiliki kemampuan berdakwah yang komunikatif, dan gaul dalam meraih kaum milineal, kaum "hijrah" dan dakwah dengan argument yang kuat dalam menghadapi radikalisme dan intoleransi", tegas pengamat sosial dan politik Surya Fermana.

Selama ini kiprah tokoh muda tersebut dikenal aktif dalam pendekatan budaya yang lebih lembut. Di samping itu, ungkap Surya, mereka lebih ramah, dan lebih diterima kelompok lain yang lebih luas dan beragam.

Selain itu, track record mereka di NU dinilai sangat kuat dalam memperjuangkan Islam Ahlussunah waljamaah ala Nahdhatil Ulama.

"Mereka adalah tokoh muda NU tulen, punya darah biru NU dan memiliki militansi dan dedikasi yang tinggi dalam memperjuangkan Islam Ahlussunah waljamaah ala Nahdhatil Ulama", tutur Wakil Sekretaris NU Jabar, KH Adlan Daie.

Rais Aam Imbau NU Waspada.

Pelaksanaan Muktamar NU ke 34, yang dijadwalkan di Lampung pada Desember 2021 mendatang, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar menyerukan seluruh pengurus dan warga NU terus waspada.

Bahkan, menurut Miftachul sikap suudzon harus dijadikan senjata. Dia menyatakan, di dalam Islam, suudzon adalah salah satu perbuatan dosa. Tetapi itu hanya berlaku bila ditujukan pada orang yang nyata kebaikannya.

"Kalau suudzon kepada orang-orang yang bertopeng, yang punya kepentingan mendadak atau lima tahun sekali, itu yang perlu kita waspada. Bahkan Rasulullah mengatakan jagalah kita dari kejahatan mereka dengan suudzon," jelas dia.

Tujuan Miftachul meminta pengurus dan warga NU agar waspada, karena dia memprediksi akan ada banyak gangguan yang dihadapi NU menjelang pelaksanaan Muktamar.

Dia menyebut, gangguan bisa berupa berbagai hal. Termasuk, uangkap dia ada orang berniat jahat terhadap NU.

"Mereka melihat NU sudah berpuluh-puluh tahun menguasai Indonesia. Pasti ada pikiran, kapan giliran mereka. Pasti ada yang mau menganggu dan ini biasa terjadi setiap lima tahun sekali," ujar Miftachul

Miftachul juga berpesan kepada Pengurus Wilayah NU (PWNU) Lampung untuk menyiapkan segala hal, khususnya progres vaksinasi yang masih rendah.

Dalam tiga bulan ke depan, PWNU Lampung diminta bekerja dengan semua pihak, untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi. "Sehingga apa yang kita rencanakan bisa terlaksana dengan baik. Kalau tidak tercapai, bisa-bisa dipindah ke tempat lain," tandasnya. (trb/MI/rya/red)

Editor : Rony

Berita Terbaru