Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo (Foto: IN/daru)

INFOnews.id | Bantul - Prestasi olahraga Kabupaten Bantul dalam Porda DIY 2019 di Kota Yogyakarta yang lalu hanya peringkat kedua kalah dari Kabupaten Sleman yang menjadi juara umum. Pada tahun 2022 mendatang Porda DIY akan kembali digelar di Kabupaten Sleman dan menjadi tantangan berat bagi Kabupaten Bantul untuk merebut juara umum.

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo mengatakan untuk meraih prestasi tidak bisa dilakukan secara instan dengan "ngebon" atlet berprestasi dari luar Bantul untuk dijadikan atlet mewakili Kabupaten Bantul.

"Itu memang banyak dilakukan oleh kabupaten atau kota untuk mengejar juara. Toh jika juara itu merupakan juara yang semu karena atletnya bukan asli warga Bantul," ujarnya saat membuka Musyawarah Kerja KONI Bantul Tahun 2021 di Gedung Induk Lantai III Pemkab Bantul, Sabtu (20/3/2021).

Mantan Ketua PBVSI Bantul ini juga menilai Kabupaten Bantul merupakan gudangnya atlet berprestasi namun sarana dan prasarana yang dimiliki jauh dari harapan sehingga untuk latihan saja harus ke sarana dan prasarana milik daerah lain.

Bahkan daerah lain yang melihat atlet berprestasi dari Bantul diberikan perhatian khusus sehingga atlet dari Bantul saat berlaga membela daerah lain bukan Kabupaten Bantul.

"Saya pernah membawa atlet bersama orang tuanya untuk ditemukan dengan Bupati Bantul kala itu Pak Idham. Namun apa yang terjadi? Atlet tersebut tetap membela daerah lain karena mereka difasilitasi bahkan sekolahpun dibiayai oleh daerah lain sehingga tidak mau membela Bantul," ujarnya.

Berkaca dari kejadian tersebut, politisi PDI Perjuangan ini berharap pengurus KONI melakukan pendataan lagi atlet yang merupakan warga Bantul sehingga Pemkab Bantul bisa memfasilitasi para atlet agar bisa meraih prestasi dan juga ada reward yang pantas untuk atlet yang mengharumkan nama Bantul.

"Reward bisa berupa materi atau bisa diangkat menjadi pegawai harian lepas sehingga atlet tersebut bisa lebih nyaman berlatih dan masa depannya jelas karena sudah dapat pekerjaan," ucapnya.

"Apa ada saat ini atlet berprestasi yang diangkat menjadi pegawai harian lepas di Bantul? Tidak ada kan," tambah Joko.

Sementara Ketua KONI DIY, Joko Pekik Irianto mengatakan untuk meraih prestasi tidak busa instan seperti "ngebon" atlet berprestasi dari daerah lain adalah sah namun secara moralitas tidak baik.

"Lebih baik kita mencari atlet berpotensi dari daerah sendiri, kemudian dibina akan menjadi bagian dari kesejahteraan masyarakat Bantul sendiri," ujarnya.

"Coba bayangkan kita juara dalam Porda, itu juara semu. Kemudian memberikan bonus maka bonus itu diberikan pada orang luar. Lebih baik diberikan kepada warganya sendiri yang bisa menjadi bentuk pembinaan," tambahnya.

Mantan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora menjelaskan sampai saat masih masif terjadi "ngebon" pemain dari daerah lain dan hal tersebut diperbolehkan. Namun demikian saat ini peraturan dibuat sangat ketat sehingga tidak mudah "ngebon" pemain dari luar daerah.

"Kalau memang atlet tersebut pindah tempat tinggal dan membela daerahnya berdomisili, ya masih boleh lah. Atau ingin meningkatkan prestasi dan pindah ke daerah lain, juga masih diperbolehkan," tuturnya. (dar/red)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru