Abdi Dalem Keraton Yogyakarta diberikan helm (Foto:IN/daru)

INFOnews.id | Bantul - Kejadian unik berlangsung saat Dinas Perhubungan bersama dengan Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo menggelar operasi simpatik keselamatan berkendara dan sosialisasi 5M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi bepergian jika tidak mendesak) disimpang tiga Sindon dan simpang empat Klodran.

Saat Operasi Simpatik berlangsung di simpang empat Klodran petugas dari Dinas Perhubungan dan Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dikejutkan dengan aksi santai seorang abdi dalam yang mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm hanya menggunakan blangkon dan pakaian lengkap abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Pengendara sepeda motor yang bernama Rekso Sentono warga Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro ini terlihat santai dan hanya tersenyum.

"Saya mau Caos (piket di Keraton Yogyakarta), jadi pakaiannya seperti ini. Pakai blangkon saja," katanya saat berdialog dengan Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo, Jumat (12/3/2021). W

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo dan Kepada Kepala Dinas Perhubungan Bantul, Aris Suhariyanto hanya tersenyum dan memaklumi alasan sang abdi dalem.

"Ya ini helm dari Dinas Perhubungan saya kasih sebagai hadiah. Kalau sedang tidak caos, helmnya tetap digunakan untuk keselamatan diri sendiri dan orang lain," ucap Joko Purnomo.

Sejak menjadi abdi dalem, selama melaksanakan caos Rekso Sentono mengaku berangkat dari rumah ke Keraton Yogyakarta tidak menggunakan helm dan tidak pernah terjaring razia.

"Selalu lolos dari razia helm meski di jalan tidak menggunakan helm, baik mau berangkat caos atau pulang dari caos," ujarnya.

Abdi dalem laki-laki saat berangkat maupun pulang caos ke Keraton Yogyakarta menggunakan sepeda motor tidak menggunakan helm, apalagi abdi dalem perempuan tidak menggunakan helm bukan hal yang baru dan sudah berlangsung puluhan tahun.

Kasat Laka Polres Bantul, Iptu Maryana tak membantah jika masih ada abdi dalem laki-laki yang berangkat atau pulang caos tidak menggunakan helm sebagai salah satu aturan berlalu lintas.

"Sebenarnya dalam Undang-Undang Lalu Lintas tetap melanggar dan seharusnya ditilang," katanya.

Namun demikian ada asas manfaat dan kearifan lokal sehingga petugas tidak menilang abdi dalem yang berangkat atau pulang caos tidak menggunakan helm saat mengendarai atau diboncengkan sepeda motor.

"Ada asas manfaat dan kearifan lokal di Yogyakarta. Ya kalau abdi dalem perempuan berbusana jawa menggunakan konde, tidak mungkin menggunakan helm. Pasti nanti rusak kondenya kalau menggunakan helm sehingga ada perlakuan khusus," ujarnya. 

Namun demikian, khusus untuk abdi dalem laki-laki yang hanya menggunakan blangkon seharusnya bisa menggunakan helm agar keselamatan selama berkendara tetap dijaga.

"Nah kalau abdi dalem laki-laki seharusnya menggunakan helm saat berangkat atau pulang caos," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Bantul, Aris Suhariyanta mengatakan operasi simpatik dengan memberikan helm, hand sanitizer serta masker diharapkan masyarakat tertib berlalu lintas karena angka kecelakaan di Bantul cukup tinggi dan sebagian besar menimpa pengendara sepeda motor.

Disisi lain di saat masa pandemik seperti ini, masyarakat juga harus tertib melaksanakan 5M karena penularan COVID-19 juga bisa terjadi di jalanan.

"Masyarakat harus tertib saat berkendara namun juga harus aman dari penularan COVID-19," katanya.

"Ada 200 helm, hand sanitizer dan masker yang kita bagikan disejumlah titik di Kabupaten Bantul," ucapnya lagi. (dar/red)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru