Perum Jasa Tirta I Bantu dan Antar UMKM Naik Kelas


INFOnews.id | Malang - Sebagai wujud nyata mengantar pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Perum Jasa Tirta (PJT) I memberikan bantuan kepada pelaku UMKM, salah satunya di Jawa Timur.

Program penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR) PJT I itu, salah satunya dengan memberikan bantuan kepada Siswanto (40) dan istrinya Yetik (30), petani kopi dan juga pelaku UMKM warga Dusun Gagar, Desa Tulungrejo RT 17, RW 7, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Baca juga: Jasa Tirta I Raih Predikat Informatif Anugerah KIP 2024

Kepada pasangan suami istri beranak satu itu, PJT I memberikan bantuan berupa alat Sangrai kopi. Alat itu oleh Siswanto diakui sangat membantu dan bermanfaat untuk keberlangsungan usahanya, kedai kopi 'Coffee Selo Parang' yang didirikan di rumahnya, belum lama ini.

"Saya sangat berterimakasih sekali, pada tahun 2021 PJT I datang dan memberikan bantuan pinjaman modal lunak dan alat Sangrai Kopi," kata Siswanto, saat berbincang dengan media ini, Sabtu (10/6/2023).

Dia menuturkan, perjalanannya sebagai petani kopi dan kemudian mendirikan kedai kopi banyak menerima manfaat dari bantuan yang diberikan PJT I. Tak pelak, dirinya mengaku semakin termotivasi dan bersemangat melakukan inovasi pengembangan varian kopi dari kebun miliknya.

"Awalnya bersama lima orang teman, saya terus melakukan penelitian dari kopi yang saya tanam di kebun. Ya, kadang berhasil kadang juga muncul kendala. Tetapi saya dan teman-teman terus berusaha, sampai mendapatkan hasil panen terbaik, dan kopi yang saya hasilkan ini berbeda dengan lainnya," urainya.

Dia berkisah, saat itu tahun 2019, Siswanto dan ke lima temannya tak bosan melakukan terobosan, penelitian dan inovasi tanaman kopi di ladangnya. Termasuk melakukan penelitian untuk mendapatkan rasa kopi yang khas, baik dan beda dengan daerah lainnya. Hasilnya, sangat mengagumkan, kopi hasil panen dari kebunnya diberi nama 'Selo Parang'.

"Tidak ada pendamping. Misalnya pendamping pertanian? Hebat lho sampeyan ini, melakukan penelitian sendiri, sudah kayak profesor," puji Milfan Rantawi, Direktur Operasional PJT I, dengan rasa kagum, yang saat itu ikut ngobrol dan bertanya tanya kepada Siswanto.

"Ndak ada Pak, ndak ada pendamping, saya bersama lima teman saya. Untuk mendapatkan berbagai rasa, saya terus mencoba melakukan penelitian sampai ikut pameran juga, misalnya sampai ke Jember," terang Siswanto.

Siswanto menyebut nama Selo Parang diartikan karena kebun kopi miliknya berada di tebing bebatuan curam.

"Selo itu kalau bahasa Jawa artinya Batu, Parang itu senjata yang tajam atau golok, karena kebun saya itu berada di dekat tebing yang tajam, yaitu Gunung Kukusan, Selorejo," urainya.

Salah satu uji coba untuk mendapatkan panen biji kopi yang khas, dia melakukan persilangan pohon, yakni dengan menempel batang pohon kopi jenis berbeda ke pohon yang telah tumbuh di kebunnya.

Baca juga: Optimalkan Pengelolaan SDA, Jasa Tirta I Kerjasama dengan Kodam I/Bukit Barisan

"Terus itu saya lakukan, pohon dilakukan peremajaan. Dan, saya coba menempelkan pohon kopi jenis lainnya. Sampai saya mendapatkan panen kopi yang baik, termasuk jenis kopi ini," ucapnya, sambil menunjuk biji kopi Selo Parang di dalam toples.

Siswanto mengaku memiliki varian kopi Selo Parang yang sudah dipatenkan, diantaranya jenis Robusta dan Arabika termasuk kopi hasil Fermentasi dan Kopi Lanang. Pun, bisa melayani pemesan kopi dari Bali, Sidoarjo dan Probolinggo. Juga melayani pembeli eceran yang datang ke kedai miliknya. Disebutkan, dari kebunnya bisa panen 12 ton/tahun biji kopi.

Kemudian, diproses, setelah dikupas, di rendam dan dibedakan biji kopi yang tenggelam dan yang mengapung, (yang tenggelam jadi kopi kelas satu, yang mengapung jadi kopi kelas dua), selanjutnya di jemur, di keringkan dengan mesin Sangrai.

Milfan Rantawi memberikan apresiasi, memuji usaha dan ketekunan Siswanto, yang kini selain bertani kopi juga membuka kedai kopi di rumahnya.

"Ini (usaha pengolahan kopi) bukan hanya menciptakan kesuksesan finansial diri sendiri, tetapi juga memberi dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar," katanya.

Milfan membenarkan PJT I tak menutup mata, sesuai dengan semangatnya BUMN Peduli Negeri, tim pembinaan UMKM PJT I pun turun ke berbagai wilayah, ke desa-desa. Membantu pelaku UMKM, untuk mewujudkan UMKM Naik Kelas.

Baca juga: Jasa Tirta I Tebar Bibit Ikan dan Tanam Pohon di Waduk Kedungombo

"Iya, program kita mengantar mereka, UMKM Naik Kelas," tegasnya.

"Ini dibuktikan oleh Pak Siswanto salah satunya. Tekad dan kerja kerasnya bisa mewujudkan harapan, usaha yang dilakukan bisa berkembang, dan kita harapkan akan terus berkembang. Terbukti hasil kopinya sudah dipatenkan dan banyak peminatnya, meski masih di pasar lokal belum eksport," urai Milfan.

Masih kata Milfan, pelaku UMKM harus punya keberanian dan memiliki mimpi besar seperti Siswanto, tidak boleh puas dengan situasi yang ada, harus terus berjuang.

"Kita apresiasi, Pak Siswanto ini memiliki keberanian dan punya mimpi besar untuk mengubah jalan yang ditekuni sebagai petani kopi dan pelaku UMKM, tidak takut mengambil risiko. Termasuk mengadopsi teknologi baru, misalnya melalui penjualan online," tegasnya.

Milfan menambahkan PJT I akan terus merangkul para pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan pengembangan usahanya melalui bantuan pinjaman modal. Harapannya, mengantar pelaku UMKM Naik Kelas. (inf/tji/red)

Editor : Tudji Martudji

Photo
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru