Dukung Pemerintah Kembalikan Subsidi BBM Tepat Sasaran


Laskar Al Khahfi gelar diskusi, bahas soal kenaikan harga BBM (Foto: IN/tudji)

INFOnews.id | Surabaya - Empat nara sumber yakni Mochammad Ilham, Direktur Eksekutif LBH Pecinta Tanah Air Indonesia (Petanesia), MH Soleh dari Forum Silahturahmi Santri Kota (FOSSKOT), Sobari Fatih mantan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan M Muwafik dari Alumni 212 duduk bareng di acara Diskusi yang digelar 'Laskar Al Khahfi Jatim' dengan tema "Dukung Program Pemerintah, Kembalikan Subsidi BBM Tepat Sasaran" di BOBER Cafe & Community Room, Jalan Jemursari, Surabaya, Kamis (1/9/2022), siang.

Berbagai sudut pandang diulas, mereka pun membeber berbagai alasan mendukung langkah yang diambil pemerintah terkait rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca juga: Harga BBM Naik, Kesejahteraan Rakyat Terancam

Mochammad Ilham atau yang akrab disapa Gus Ilham, tegas menyuarakan dan mendukung langkah tersebut. Sebagai masyarakat yang cinta terhadap negara, dia memberikan pemahaman, jika negara dalam keadaan sulit maka seyogyanya warganya ikut membantu memahami dan meringankan beban negara.

"Kebijakan yang diambil pemerintah itu tidak ditujukan untuk menyengsarakan rakyatnya. Memang mungkin tidak banyak orang tahu, bahwa dari subsidi BBM itu akan dialihkan ke subsidi BLT (Bantuan Langsung Tunai), bantuan upah dan transportasi," urai Gus Ilham.

Dia menyebut, total Rp 502,4 triliun untuk subsidi BBM itu akan bisa dirasakan manfaatnya jika dialihkan dalam bentuk subsidi BLT. Yang mana sebelumnya, jika untuk subsidi BBM, penikmat juga dari golongan masyarakat mampu.

"Kita lihat saja, penikmat subsidi BBM itu para pemilik kendaraan mewah. Dan, yang perlu dipahami, tujuan pemerintah itu dimaksudkan untuk membantu penguatan perekonomian rakyat," urai Arek Suroboyo, yang juga Lawyer.

Kemudian M Soleh, menegaskan bahwa rakyat seharusnya memahami kesulitan keuangan negara. Apalagi setelah dilanda Covid-19.

"Seperti kita ketahui, negara ini habis terkena musibah yakni Covid-19. Jadi, kita utamanya santri memahami soal kondisi itu. Sebagai warga yang memang cinta kepada negaranya seharusnya juga ikut memahami dan merasakan kesulitan yang tengah dihadapi negara. Jadi, kalau mau berjuang, ayo sekalian kita berjuang untuk memperbaiki kondisi ini," urai M Soleh.

Sambil terus memberikan argumen, dia menegaskan kehidupan santri mulai bangun tidur kemudian tidur kembali. Tidak banyak menikmati subsidi BBM. Paling banter hanya beli dua liter. Sebaliknya, yang banyak menggunakan BBM subsidi umumnya mereka yang memiliki kendaraan.

Baca juga: Khofifah Berangkatkan Puluhan Truk Operasi Pasar Lumbung Pangan Jatim

"Jadi, di forum ini saya ingin mengajak warga negara yang mengaku cinta NKRI juga harus mau berjuang. Jangan mau enaknya saja, ketika negara sedang dalam kondisi sulit seperti ini, juga harus ikut merasakan. Ayo, kalau mau berjuang, sekalian kita berjuang bersama-sama," katanya.

Namun, Soleh juga mengingatkan jika benar anggaran subsidi BBM dialihkan ke BLT. Pengawasannya juga harus dilakukan dengan baik. Jangan sampai dana besar itu salah sasaran, apalagi sengaja dimainkan oleh pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan sendiri. Sobari Fatih yang notabene eks pengikut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menegaskan, wajar di negara demokrasi muncul kritik terhadap pemerintah atau penguasa, siapapun mereka.

"Karena, tidak ada yang sempurna dalam menjalankan pemerintahan. Namun, kritik harus dilakukan dengan bijak. Kritik harus disampaikan dengan tulus, kritik tulus didasari dengan kecintaan terhadap NKRI untuk memperbaiki jalannya pemerintahan. Bukan kritik bulus yang ditunggangi dengan kepentingan lain. Artinya, meski kritik itu sah, akan menjadi tidak wajar dan kurang wajar, bahkan kurang ajar jika kritik dilakukan untuk mendiskreditkan pemerintah. Ini berlaku bagi kita semua, termasuk yang gemar melakukan aksi demo di luar sana," katanya dengan suara lantang.

Dia mencontohkan, misalnya dengan alasan ini (kenaikan harga BBM, kritik yang dilontarkan dialamatkan untuk mengganti Dasar Negara Pancasila, merubah NKRI dengan tatanan lainnya. Ini yang jelas melanggar norma di dalam bernegara.

Baca juga: Gubernur Bebaskan PKB Angkutan Umum Mikrolet dan Ojek Online

Sebelumnya, aktivis Alumni 212, Muhammad Muwafik berpesan semua pihak harus mewaspadai kondisi ini. Dia khawatir isu kenaikan BBM akan digoreng oleh pihak lain untuk menjelekkan pemerintah yang dituding gagal mensejahterakan rakyat. Kemudian memobilisasi massa untuk melakukan aksi demo.

"Ini memang momentum, pihak sana akan leluasa menggoreng kondisi ini (isu kenaikan BBM). Ibarat kue, ini kue lezat untuk direbut. Mereka akan membobrokkan pemerintah. Dan, kabarnya mereka akan melakukan aksi demo di Surabaya, apakah itu benar atau tidak, kita juga akan memantau. Apakah demo dilakukan untuk kepentingan rakyat, atau untuk kepentingan mereka. Atau memang sengaja diseret ke kepentingan politik. Karena, ini kan mendekati tahun politik, memilihan presiden," tegas pemuda asal Pamekasan ini.

Diskusi santai ini pun diakhiri dengan statmen, mereka dengan bersama-sama akan tetap mengawal jalannya pemerintahan dan juga mengawasi untuk 'Tegaknya NKRI'.

Kemudian, dipandu moderator Yohan Samudera atau MC KKO, mereka juga sepakat menjaga rakyat untuk tidak diseret-seret ke kepentingan politik yang menyesatkan, apalagi untuk merubah dasar negara. Dengan kompak dan bersama-sama mereka pun meneriakkan 'NKRI Harga Mati' dan 'Pancasila Jaya'. Itu diucapkan, setelah masing-masing menyampaikan closing statment. (inf/tji/red)

Editor : Tudji Martudji

Photo
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru