Palestina, Antara Keberkahan dan Kepedihan


Dr. Lia Istifhama, M.E.I

INFOnews.id | Surabaya - Tanah Palestina yang hingga kini masih terbingkai dalam kepedihan, adalah merujuk dari kata kata Filistin, yaitu sebuah bangsa dari Laut Tengah yang datang menduduki tanah di sekitar pantai selatan Kanaan. Kanaan adalah istilah kuno untuk wilayah yang meliputi selatan Libanon hingga Sungai Mesir di selatan, dan lembah sungai Yordan di timur.

Penyebutan bangsa Filistin inilah yang kemudian menjadi ejaan 'Palaestina' oleh bangsa Romawi, penguasa wilayah Kanaan sebelum ditaklukan oleh Khalifah Umar. Dalam Islam sesuai perjalanan Isra’ Mi’raj, tanah yang dihuni oleh bangsa Filistin tersebut, dinamakan Baitul Maqdis, sebuah tanah suci yang menjadi tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa.

Baca juga: 100 Hari Serangan Israel ke Gaza, Lazisnu Simokerto Salurkan Bantuan

Baitul Maqdis yang memiliki luas wilayah sekitar 144.000 meter persegi, disebut sebagai Kota Iliya’ oleh penduduk Makkah dan Yerusalem oleh Bani Israil (pra Islam). Baitul Maqdis memiliki identitas Masjid al-Aqsha yang dijelaskan dalam Surat Al-Isra’ ayat 1, sebagai tempat suci penuh keberkahan:

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.”

Selain dalam ayat tersebut, keberkahan dan kemuliaan Baitul Maqdis (tanah Palestina), juga diterangkan dalam surah Al-A’raaf ayat 137 dan Al-Anbiyaa` ayat 71 dan 81.

Baitul Maqdis telah dibangun Nabi Sulaiman pada masanya sebagai rumah ibadah kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya, ketika Sulaiman bin Dawud membangun Baitul Maqdis, (ia) meminta kepada Allah SWT tiga perkara. (Yaitu), meminta kepada Allah SWT agar (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukumNya, lalu dikabulkan; dan meminta kepada Allah SWT dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan; serta memohon kepada Allah SWT bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorangpun yang berkeinginan shalat disitu, kecuali agar dikeluarkan dari kesalahannya, seperti hari kelahirannya.”

Baca juga: Indonesia-Turki akan Terus Kerja Sama Bantu Palestina

Dalam riwayat lain, sebagaimana hadits Abu Dzar yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan muslim, dijelaskan bahwa Masjidil Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di atas bumi.

Dia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Masjid manakah yang pertama dibangun di muka bumi?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram.’

Aku bertanya lagi, ‘Kemudian masjid mana?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Aqsha.’

Baca juga: Resolusi Konflik, dan Pengakuan Kemerdekaan Palestina

Aku bertanya lagi, ‘Berapa jarak (pembangunan) antara keduanya?” Beliau menjawab, ‘Empat puluh tahun.’

Oleh: Dr. Lia Istifhama, M.E.I Dikutip dari berbagai sumber dengan metode penelusuran library research

Editor : Redaksi

Photo
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru