INFONews.id | Bantul - Petani di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta merasa lega setelah Bupati Bantul, Suharsono akan mempertahankan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Srigading sebagai tempat lelang dan membatalkan pembangunan BMT yang diklaim telah mengantongi surat kekancingan dari Keraton Yogyakarta, kini orang nomor satu di Bumi Projotamansari memberikan bantuan uang Rp 10 juta untuk membeli kerangka bambu dan atap agar nantinya bisa digunakan sebagai tempat darurat untuk tempat lelang sementara.
Baca juga: Pilkada Bantul, PAN Berpotensi Usung Halim-Joko
Bupati Bantul, Suharsono secara simbolis memberikan bantuan uang Rp 10 juta yang diterima langsung oleh Ketua Kelompok Petani Lahan Pasir Manunggal, Subandi yang disaksikan oleh puluhan petani di Desa Srigading di STA Desa Srigading dan pejabat dari Pemkab Bantul.
Bupati Bantul, Suharsono mengatakan STA yang sudah mangkrak dan akan dipakai kembali untuk lelang sehingga butuh renovasi yang sifatnya sementara agar tidak kepanasan maupun kehujanan saat hujan datang maka dibutuhkan bambu dan atap yang sifatnya darurat.
"Ada sedikit dana yang saya sumbangkan bagi petani agar nantinya bisa untuk membangun tempat darurat untuk lelang dan nantinya baru pada tahun 2021 akan ada renovasi total dan menjadi tempat lelang hasil pertanian yang memadahi," ujarnya saat memberikan bantuan kepada petani di Desa Srigading, Rabu (2/9/2020).
Bantuan yang tak seberapa nilainya ini patut disyukuri kerana namanya juga bantuan dan nantinya petani bisa swadaya untuk memenuhi kekurangan biaya untuk membangun tempat darurat untuk lelang. Apalagi tidak genap setahun lagi akan dibangun atau renovasi STA ini agar petani nyaman dalam proses lelang hasil pertanian.
Baca juga: Mancing Bareng Cara Bupati Bantul Lepas Jenuh
"Bahkan nantinya petani bisa berjualan hasil pertanian di STA ini, selain untuk kegiatan lelang. Apalagi lelang tidak dilakukan setiap hari," katanya.
Sementara salah seorang perwakilan petani Desa Srigading Edy Nugroho mengatakan kebutuhan anggaran untuk membeli bambu dan atap yang nantinya untuk bangunan sementara STA untuk lelang dibutuhkan anggaran Rp 41 juta.
"Kalau untuk merobohkan kerangka atap STA yang terbuat dari besi yang saat sudah lapuk karena uap air laut akan dilakukan secara gotong-royong petani," sambungnya.
Baca juga: Perbub Bantul No.67/2020 Tambah Carut-Marut PPDB SMP
Menurutnya pada pertengahan bulan September ini proses lelang hasil pertanian khususnya cabai akan dimulai sehingga petani harus bergotong-royong untuk membuat bangunan sementara dari bambu dan atap agar bisa digunakan untuk lelang.
"Semoga dengan swadaya dari petani seluruh bangunan STA ini sudah beratap dengan kerangka bangunan sementara dari bambu petung," pungkasnya. (dar)
Editor : Redaksi