Waspadai Risiko Saat Mudik, Pentingnya Keselamatan Rumah dan Kesehatan Diri
SURABAYA, INFONews.ID - Menjelang arus mudik Lebaran, praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang juga pemerhati sosial-lingkungan, Edi Priyanto, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko keselamatan rumah yang ditinggalkan serta menjaga kesehatan diri selama perjalanan mudik. Menurutnya, momen mudik seharusnya tidak hanya menjadi perjalanan emosional menuju kampung halaman, tetapi juga harus diiringi dengan tanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan.
Edi menyebut bahwa banyak insiden kebakaran rumah, kebocoran gas, hingga pencurian dapat terjadi saat rumah dalam keadaan kosong selama ditinggal mudik. Ia mengingatkan masyarakat untuk mencabut seluruh perangkat listrik yang tidak digunakan, mematikan saklar utama jika memungkinkan, serta melepas regulator gas guna mencegah potensi kebocoran. Selain itu, ia juga menganjurkan agar sumber air ditutup rapat untuk mencegah kebocoran atau potensi banjir dalam rumah. “Banyak kejadian bisa dicegah hanya dengan langkah kecil dan sederhana, asal kita mau disiplin,” ujarnya.
Tak hanya soal teknis bangunan, Edi juga menekankan pentingnya melibatkan lingkungan sekitar sebagai bagian dari sistem keamanan rumah. Ia menyarankan masyarakat agar memberitahu tetangga, pengurus RT, atau petugas keamanan lingkungan bahwa rumah akan ditinggalkan, serta meninggalkan nomor kontak darurat yang bisa dihubungi jika terjadi sesuatu.
Sementara itu, dari sisi keselamatan pribadi, Edi mengingatkan pemudik untuk memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit sebelum berangkat. Ia menyarankan untuk tidak memaksakan diri berkendara dalam kondisi lelah atau mengantuk, terutama bagi mereka yang tetap menjalankan ibadah puasa. “Istirahat yang cukup, periksa kendaraan secara menyeluruh, dan selalu siapkan obat-obatan pribadi, masker, vitamin, serta bekal makanan yang sehat selama perjalanan,” jelasnya.
Menurut Edi, salah satu faktor penting dalam keselamatan mudik adalah kesadaran bahwa perjalanan bukan sekadar tentang cepat sampai, tetapi tentang kembali dengan selamat. Ia juga menyampaikan bahwa sikap saling menghormati, sabar dalam kemacetan, dan toleran terhadap sesama pemudik merupakan bentuk budaya keselamatan sosial yang perlu ditumbuhkan. “Keselamatan bukan hanya soal prosedur, tetapi bagian dari nilai-nilai kehidupan yang harus hidup dalam sikap kita sehari-hari,” katanya.
Lebih lanjut, Edi yang juga dikenal sebagai wakil ketua Dewan K3 Provinsi Jatim menekankan bahwa mudik yang aman, rumah yang tetap terjaga, serta tubuh yang sehat adalah bentuk kemenangan yang sesungguhnya di Hari Raya. Ia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan keselamatan sebagai bagian dari ibadah Lebaran.
“Mudik itu pulang membawa rindu, tapi keselamatan adalah wujud cinta kita terhadap keluarga dan masa depan. Maka pastikan setiap langkah kita dalam perjalanan ini diiringi dengan perencanaan yang matang dan kesadaran penuh,” pungkas Edi. (*)
Editor : Tudji Martudji