Profesor Soetanto Soepiadhy (Foto: IN/tudji)

SURABAYA, INFONews.ID - Ada "meme", mengapa pemimpin kita ini kok yang itu-itu saja. Cari dong yang masih segar dan "fresh". Maksudnya, memunculkan pemimpin yang berintegritas, beretika, budi pekertinya tidak diragukan, berideologi Pancasila, dan tidak tercemar dengan ideologi asing. Baik itu presiden, gubernur, juga bipati/walikota.

Saatnya bagi mereka untuk tampil dan menawarkan diri, dengan gagasan yang lebih segar untuk membangun bangsa dan negara ini. Yaitu gagasan-gagasan besar untuk mengembalikan negeri besar ini, menjadi negeri yang "gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kertaraharja". Memang ini semboyan kuno. Semboyan yang sangat ingin dijangkau, tapi kendalanya begitu kompleks.

"Saking" kompleksnya tidak tahu harus dari mana memulainya. Padahal rakyat sepakat, negeri ini memerlukan tindakan cepat dan tegas, agar tidak terus meluncur ke jurang kehancuran. Sementara pemimpin yang diberi mandat, karakternya lamban dalam mengambil keputusan penting untuk daulat rakyat ini.

Secara sederhana, memang pemimpin itu harus "pinter", "bener", dan "banter". Yaitu pandai; dalam dirinya penuh nilai integritas dan etika; dan bertindak cepat serta tegas. Ketiganya mutlak harus dimiliki kalau ingin sukses. Salah satu saja tidak ada, pasti ia akan gagal. Akibatnya sangat menyengsarakan rakyat yang dipimpinnya, tulis Profesor Soetanto Soepiadhy kepada media ini. (*)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru