Indonesia emas 2045 masih menjadi topik perbincangan yang hangat dikalangan akademisi saat ini, karena pada tahun 2045 digadang-gadang sebagai tahun keemasan bagi bangsa Indonesia.

INFOnews | Surabaya - Indonesia emas 2045 masih menjadi topik perbincangan yang hangat dikalangan akademisi saat ini, karena pada tahun 2045 digadang-gadang sebagai tahun keemasan bagi bangsa Indonesia. Selain tahun 2045 genap sudah usia kemerdekaan Republik Indonesia menjadi 100 tahun, banyak hal penting yang masih menjadi PR bersama untuk menyongsong Indonesia maju tahun 2045, salah satunya yaitu kesiapan sumber daya manusianya.

 

Hal ini dikarenakan adanya peristiwa kerusuhan yang terjadi dan dianggap cukup mencoreng  dunia persepak bolaan Indonesia. Hal tersebut menjadi topik bahasan pada Airlangga Forum edisi ke 99, karena kerusuhan tersebut dilakukan oleh oknum supporter yang didominasi umur remaja. Peristiwa tersebut dikupas tuntas dari berbagai perspektif dari para pakar Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga pada acara Airlangga Forum (Airfor) edisi ke 99 dengan tema "MENATAP INDONESIA EMAS 2045", yang diselenggarakan di ASSEC Tower, Jl. Airlangga, Surabaya dan disiarkan oleh Asosiasi Lembaga Penyiaran Publik Lokal (ALPPL) Jawa Timur, pada hari Jum'at (16/8/2022).

 

Airlangga Forum edisi kali ini dipandu oleh Isna Savira, selaku host Airfor edisi 99 dan dihadiri oleh Reni Astuti S.Si., M.PSDM., selaku wakil ketua DPRD Surabaya, Dr. Djoko Soelistya, Ir., M.M., selaku pengurus ikatan alumni sekolah Pascasarjana UNAIR dan Dr. (Cand.) Dimas Agung Trisliatanto, S.IIP., M.PSDM., selaku pengurus ikatan alumni sekolah Pascasarjana UNAIR. Menurut Djoko Soelistya supporter di Indonesia khususnya Surabaya sudah dewasa, hanya saja ada beberapa oknum supporter yang memiliki harapan terlampau tinggi tidak bisa mengendalikan emosi saat melihat tim yang didukung mengalami kekalahan.

“Sebenarnya dinamika semangat supporter semakin memahami dan semakin mengerti, beberapa kali saya mengamati media menunjukkan bahwa supporter sudah dewasa. Tapi ada sesuatu yang kadang-kadang orang harapannya sangat tinggi dan tersenggol sedikit sudah berubah lagi.”, ujar Djoko yang juga salah satu pendukung Persebaya.

Menyikapi kejadian tersebut, Djoko berpendapat jika masalah tersebut merupakan masalah bersama, karena semakin kedepan mendapatkan bonus demografi yang lainnya.

“Ini masalah bersama untuk kedepannya, karena semakin kedepan  bonus demografi lain semakin bertambah, dan semakin banyak usia produktif”, sambungnya.

Dalam closing statement Djoko menuturkan jika masyarakat harus mau mendengar informasi yang baik, lalu masyarakat harus bisa menganalisis informasi tersebut dan melakukan yang terbaik untuk ke depannya.

“Menurut saya masyarakat harus bisa mendengar informasi yang baik atau terupdate, setelah itu masyarakat harus bisa memikirkan bagaimana informasi itu bisa terjadi, jika informasi itu benar baru masyaraka harus bisa melakukan yang terbaik” pungkasnya dalam Airfor edisi ke 99. (Inf/mad)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru