Gubernur Khofifah minta monitoring rantai pasok pemberlakuan kebijakan minyak goreng (Foto: IN/ist)

INFOnews.id | Malang - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta pemerintah daerah dan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) melakukan monitoring ketat terkait rantai pasok pemberlakuan kebijakan minyak goreng satu harga. Menurut Khofifah, langkah tersebut sebagai upaya mencegah terjadinya aksi penimbunan dan aksi borong mengingat pada dasarnya stok aman.

Terlebih menjelang bulan puasa Ramadlan. Stok aman sampai 6 bulan kedepan dengan harga 14.000/ liter.

"Aksi borong dan penimbunan akan sangat rawan sekali terjadi dalam situasi ini. Karenanya tolong di monitor terus selama 6 bulan kedepan. Pastikan rantai pasok lancar dan stok aman serta harga 14.000/liter," ungkap Khofifah saat melakukan sidak minyak goreng di Kota Malang, Juma'at (21/1/2022).

"Kepada masyarakat, tidak perlu memborong sebanyak-banyaknya. Sesuaikan dengan kebutuhan saja. InsyaAllah stoknya tercukupi sampai 6 bulan kedepan aman," tambah dia.

Khofifah menyebut jika wilayah aglomerasi seperti Surabaya Raya dan Malang Raya menjadi penentu stabilisasi harga dan dapat mempengaruhi harga di daerah lain. 

Termasuk dalam hal pelaksanaan minyak goreng satu harga. Sebelumnya Khofifah juga melakukan sidak penerapan kebijakan minyak goreng satu harga Rp14.000 / liter di Kabupaten Sidoarjo.

Khofifah menyambangi sejumlah kawasan perbelanjaan dan toko ritel guna memastikan ketersediaan stok.

"Kemaren saya turun di Sidoarjo dan saat ini saya cek di Malang. Kedua contoh daerah aglomerasi ini menjadi episentrum dari proses stabilisasi harga serta menghindarkan dari inflasi," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mewanti-wanti Pemerintah Daerah untuk berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). 

Ini penting, kata Khofifah, untuk saling mengkoordinasikan segala hal sekaligus memonitoring kondisi dilapangan.

"Kondisi dilapangan berbeda beda, ada yang mendapatkan stok cukup ada yang terbatas mendapatkan stok atau mungkin di ritel ada yang sudah habis pada jam 10 pagi. Saya minta tolong kepada Aprindo untuk memantau setiap ritel modern terkait rantai pasok distribusi yang ada," ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, untuk standarisasi harga di pasar tradisional akan dilakukan penyesuaian harga hingga satu minggu ke depan sejak 19 Januari 2022.

Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu pada para pedagang menyesuaikan satu harga minyak goreng sesuai anjuran pemerintah. Dalam kunjungannya ke Kota Malang, Khofifah yang didampingi Walikota Malang Sutiaji meninjau sejumlah titik diantaranya Alfamidi Unmer Jl. Terusan Dieng Raya dan Superindo Langsep Jl. Raya Langsep Klojen Malang. Khofifah juga meninjau operasi pasar minyak goreng di Kantor PCNU Kota Malang.

Dalam operasi pasar murah ini Pemprov Jatim menyediakan 2000 liter minyak goreng merk fortune dengan harga Rp. 12.500/liter. Untuk memperolehnya masyarakat cukup menunjukkan KTP dengan persyaratan pembelian maksimal 2 liter setiap NIK.

Khofifah menambahkan bahwa pemerintah juga terus bekerja dengan menyediakan sebanyak 250 juta liter minyak goreng. Dimana, stok ini bisa memenuhi kebutuhan minyak goreng masyarakat hingga 6 bulan kedepan.

"Khusus minyak goreng, insyallah kebutuhannya bisa mencukupi 6 bulan kedepan dan terpenting masyarakat tidak perlu khawatir karena stoknya aman dengan harga standart Rp. 14.000/ liter ,- di semua merk," jelasnya.

Dihadapan awak media, Khofifah juga berharap para jurnalis juga bersama sama melakukan monitoring informasi atas ketersediaan minyak goreng. 

Sekaligus ketercukupan stok dan standarisasi harga bisa sama dan sampai kepada konsumen yang membutuhkan dengan harga Rp. 14.000,-/liter.

"Jadi kami harap teman-media juga ikut memantau dan memonitoring terkait standar harga minyak goreng. Dan memastikan sampai pada masyarakat di harga Rp. 14.000/liter," tandasnya.

Turut mendampingi, antara lain Ka Bakorwil Malang, Kadisperindag Prov. Jatim Kadis Koperasi dan UMKM, Kepala Biro Perekonomian dan Kepala Biro Kesra Setdaprov Jatim. (inf/rls/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru