INFOnews | Surabaya - Pembangunan suatu bangsa pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di negara tersebut. Sportivitas merupakan sikap adil dan jujur mengakui kelemahan dan kekurangan diri, sportivitas menjadi harga mati bagi setiap jiwa seseorang baik itu pemain atau atlet, pelatih, hingga supporter. Tanpa sportivitas, seseorang sulit menggapai prestasi terbaik, yang menuntut kerja keras dan kedisiplinan tinggi. Hal tersebut menjadi topik yang menarik pada Airlangga Forum edisi 102, yang bertemakan “Pentingnya Sumberdaya Manusia dan Sportivitas”.
Dalam Airfor edisi 102 ini, Prof. Fendy Suhariadi berpendapat jika pemerintah harus memprioritaskan kaum muda.
Baca juga: Alumni Sekolah Pascasarjana UNAIR Bersinergi Berbagi Inspirasi
“Bicara Indonesia Emas 2045, banyak dari mereka yang terenggut nyawanya padahal mereka adalah calon-calon pemimpin negara ini, namun takdir berkata lain, mereka tiada sebelum mendharma baktikan kompetensi dan talenta yang mereka miliki”, ungkap Prof. Fendy
Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Prof. Fendy terkait kedewasaan itu dituntut untuk lebih rasional daripada emosional. “ketika orang menonton sepak bola, jiwa kepribadian itu melebur menjadi kepribadian massa dan yang akan muncul adalah identitas kelompok”, sambungnya.
Sejalan dengan apa yang disampaikan narasumber pertama, Dr. Prawitra Thalib, Koordinator Program Studi Magister Ilmu Kepolisian berpendapat jika harus ada langkah-langkah untuk mencegah hal yang sama terulang kembali.
Baca juga: Lumajang Memanggil Lagi Mitigasi Bencana yang Berkeadilan
“Seharusnya ada mitigasi yang diseragamkan dan telah diuji secara praktis”, sarannya.
Selain itu, kandidat Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia, Hendro Puspito berpendapat bagaimana pentingnya K3 dengan kepemilikan langkah-langkah baik persiapan, pencegahan, pengobatan atas skenario-skenario yang dimiliki.
Baca juga: Mitigasi Bencana dan Kesetiakawanan Sosial Atas Gempa Cianjur
“evaluasi terhadap langkah pencegahan, persiapan dan pengobatan yang matang sangat penting dan harus menjadi prioritas dalam setiap pengamanan pertandingan untuk mencegah terjadinya tragedi serupa”, terangnya.
Dr. Nuri Herachwati, Koordinator Program Studi Magister Pengembangan SDM juga menjabarkan poin yang tidak kalah penting yaitu, melihat dampak negatif dari suatu perilaku. Hal tersebut sebaiknya dipertimbangkan dan ditinjau ulang untuk mengatasi ketidakpastian dan meminimalisir risiko terjadinya kerusuhan. (Inf/mad)
Editor : Redaksi