Beberapa hari yang lalu, Indonesia dikejutkan dengan kabar duka yang disebabkan oleh bencana yang terjadi di Cianjur.

INFOnews | Surabaya – Beberapa hari yang lalu, Indonesia dikejutkan dengan kabar duka yang disebabkan oleh bencana yang terjadi di Cianjur. Selain menyebabkan kerusakan yang masif. Bencana tersebut merenggut korban jiwa, harta benda yang rusak pun tidak sedikit. Salah satu yang menjadi masalah utama adalah rusak beratnya bangunan rumah dan fasilitas umum yang membuat kehidupan warga menjadi terganggu. 

Hal ini menjadi perhatian khalayak luas khususnya Sekolah Pascasarjana UNAIR. Dikemas dalam forum diskusi, Sekolah Pascasarjana UNAIR berusaha memberikan solusi dan mengabarkan kondisi terbaru di lokasi kejadian oleh Arti Novelia yang juga alumni Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana UNAIR. Hal tersebut dapat dilihat pada tayangan pembuka Airlangga Forum edisi ke-109 yang diselenggarakan secara daring (dalam jaringan) di hari jum’at (25/11/22).

Pada edisi kali ini, Airlangga Forum dipandu oleh mahasiswa Doktoral Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dinar Apriyanto dan menghadirkan Dr. Arif Hrgono, drg., M.Kes. selaku coordinator program studi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana UNAIR, Dr. Hijrah Saputra, S.T., M.Sc. selaku ketua unit pengabdian masyarakat Sekolah Pascasarjana UNAIR, Dr. Hariyono, M.Kep. dosen Magister Ekonomi Kesehatan Sekolah Pascasarjana UNAIR, Dr. Ni Luh Ayu Megasari, S.Gz., M.Ked.Trop. selaku dosen Magister Imunologi Sekolah Pascasarjana UNAIR, Mhd. Zamal Nasution, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku wakil ketua Unit Kemitraan Internasional Sekolah Pascasarjana UNAIR.

Menyikapi bencana yang terjadi di Cianjur Mhd. Zamal Nasution, S.Si., M.Sc., PhD, mengatakan bahwa adaptif adalah salah satu caranya. Mengambil contoh di Belanda dulu pernah melarang pemukiman menggunakan beton di daerah-daerah rawan bencana. Sehingga poin penting di sini adalah pengetahuan, pemahaman dan mungkin aturan untuk membangun pemukiman yang adaptif terhadap bencana. Begitu pula dengan berkaca dari negara jepang yang rawan akan gempa dan tsunami, kesiapsiagaan dan antisipasi secara kegempaan lebih baik.

Mengimbuhi pendapat Zamal, Dr. Hijrah Saputra, S.T., M.Sc memiliki opini bahwa belajar dari yang lalu merupakan sikap bijak. Dalam konteks pengabdian masyarakat pun, bersumber dari penelitian-penelitian terdahulu inilah kemudian hasil yang akan diperbantukan kepada masyarakat harapannya benar-benar sesuai dengan yang masyarakat butuhkan. (Ifn/mad)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru