Tiga Pimpinan Parpol Uraikan Rumus Menuju Indonesia Maju


Tiga Ketum partai saat tiba di Hotel Shangri La Surabaya, Airlangga Hartarto (Golkar), Zulkifli Hasan (PAN) dan Suharso Monoarfa PPP (Foto: IN/tudji)

INFOnews.id | Surabaya - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) resmi bergulir untuk mewujudkan Indonesia Maju melalui Pilpres 2024. Tiga nama jadi motor penggerak mewujudkan cita-cita dan harapan, Airlangga Hartarto Ketum Partai Golongan Karya (Golkar), Zulkifli Hasan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) dan Suharso Monoarfa Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Ribuan pasang mata menyimak paparan ke tiga pimpinan parpol baik dari kader ke tiga partai, juga hadir rektor, akademisi, cendekiawan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, yang juga berkesempatan menyampaikan usulan dan tambahan.

Baca juga: FOSSKOT Tuntut Suharso Manoarfa Mundur

Visi Misi KIB yang disampaikan adalah strategi pembenahan melalui Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN), menuju Indonesia Maju 2035, di Hotel Shangri La Surabaya, Minggu (14/8/2022).

Ketum DPP PAN Zulkifli Hasan dalam paparannya, menguraikan bahwa untuk mewujudkan Indonesia Maju atau Indonesia Emas, syarat yang harus disiapkan, mewujudkan ketahanan energi.

Dijabarkan, mengingat, subsidi BBM yang harus dikeluarkan pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkat dan semakin membebani keuangan APBN.    

“Subsidi BBM saat ini sudah menembus angka kisaran Rp.500 triliun setahun atau hampir mendekati 1/3 dari kekuatan APBN. Makanya, KIB mendorong adanya transformasi melalui penggunaan sumber energi listrik untuk kendaraan bermotor dan kebutuhan masyarakat lainnya,” kata Zulhas -sapaan- Zulkifli Hasan.

Selain ketahanan energi, Zulhas yang kini menjabat Menteri Perdagangan menyebut, untuk mewujudkan Indonesia Maju diperlukan ketahanan pangan yang kuat.

"Luas lahan pertanian kita kian menyusut akibat alih fungsi, ini kalau dibiarkan bisa membahayakan upaya mewujudkan ketahanan pangan, harus diubah pola itu," terangnya.

Diuraikan, survey BPS menyebutkan rata-rata kepemilihan lahan keluarga petani hanya 0,6 hingga 0,4 hektar. Dan, hasil pertanian belum bisa menghidupi keluarga petani secara layak, petani masih berada di garis kemiskinan.

“PAN menawarkan solusi, HPP gabah dinaikkan dari 4400/kg menjadi 8800/kg. Kemudian manfaatkan lahan tidur produktif untuk pertanian yang berorentasi ekspor. Seperti tanaman untuk bahan obat herbal yang banyak dibutuhkan industri farmasi,” tegasnya. 

Masih kata Zulhas, KIB sengaja dibentuk, karena PAN, Partai Golkar dan PPP ingin mengakhiri politik identitas yang berkembang dalam dua kali Pilpres sehingga membuat bangsa ini diambang perpecahan dan menjadi tidak produktif akibat situasi politik yang tidak kondusif.

“Kita ingin dan harua segera mengakhiri semua ini dan ingin mencapai Indonesia menjadi Negara Maju di 2035,” tegasnya, disambut riuh tepuk tangan yang hadir.

Baca juga: Tiga Partai Tawarkan Visi Misi KIB untuk Indonesia Lebih Baik

Ditegaskan, sistem demokrasi transaksional saat ini menjadi penghambat kemajuan bangsa. Karena melahirkan kesenjangan, kegaduhan yang berujung pada disharmoni dan distrust pada partai politik.

"Itu menjadi perhatian KIB untuk melakukan evaluasi dan penataan. Dengan merubah sistem pemilu yang lebih demokratis melalui politik ide dan gagasan bukan pemilu yang mengabaikan moral hazart dan nilai,” terangnya.

Selanjutnya, Suharso Manoarfa membeber data, termasuk bonus demografi yang akan dialami bangsa Indonesia pada 2025-2035. Merupakan masa kritis untuk mewujudkan cita-cita bangsa keluar dari middle income trap dan menjadi negara maju dan sejahtera, lepas dari ketergantungan pihak luar.

“Terkait itu, KIB ingin kemenangan di pemilu 2024 sebab dengan kemenangan yang didapat, kita bisa lepas dari jebakan middle income menuju Indonesia Maju melalui Kerja Indonesia Berkarya. Kita optimis dengan 5B yaitu Bersatu, Bertransformasi, Bekerja Keras, Berdoa dan Berhasil mensejahterakan bangsa Indonesia,” kata politisi dan pengusaha berdarah Gorontalo ini.

Saat giliran Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, banyak hal diterangkan, termasuk disebut bahwa hambatan yang dialami negara-negara di dunia saat ini adalah pandemi Covid-19, konflik perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, climate change, commodity prices dan cost of living sehingga berpotensi terjadi resesi atau stagnasi ekonomi.

Namun, Indonesia memiliki ketahanan lebih dibanding negara-negara lain, kondisi itu harus bisa menjadi peluang untuk melakukan akselerasi mewujudkan Indonesia Maju. 

“Walaupun kita kena Covid tapi ekonomi bisa tumbuh. Bahkan selama 3 tahun terakhir Indonesia mampu swasembada pangan sehingga Presiden Jokowi barusan mendapatkan penghargaan dari IRRI,” beber Airlangga.

Dan, guna menuju transformasi ekonomi nasional, PATEN memiliki 7 inisitif utama yakni, percepatan berbaikan dan transformasi kesejahteraan rakyat; penataan kesehatan dan perlindungan sosial; pemerataan akses pendidikan dan pelatihan; ketahanan sistem keuangan, pangan dan energi serta pembangunan yang berkelanjutan. 

Untuk menjaga ketahanan NKRI, transformasi kelembagaan dan birokrasi berbasis prestasi dan kepemimpinan serta hubungan internasional yang berwibawa, juga harus terwujud. Airlangga menyebut, PATEN dengan kekuatan KIB, diharapkan bisa mewujudkan cita-cita bangsa.

Menuju Indonesia Sejahtera, yakni Sehat Manusia nya, Sehat Ekonomi dan Sehat Bumi nya. Soal politik gagasan yang dikembangkan KIB, Airlangga sangat mendukung. Dia menambahkan, politik gagasan sejatinya yang dikembangkan para pendiri bangsa.

 Dia berpesan, melalui KIB bisa ditempatkan kembali jalur yang baik, untuk mewujudkan Indonesia Maju, dan menjadi lebih baik. (inf/tji/red)

Editor : Tudji Martudji

Photo
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru