Banjir di Kota Pangkalpinang (Foto: IN/ist)

INFOnews.id | Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang yang dapat terjadi di Pangkalpinang, Rabu (17/1) sedangkan pada Kamis (18/1) kondisi cuaca berawan dan hujan.

Sebelumnya, banjir dengan ketinggian antara 20 hingga 30 cm terjadi di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, Senin, (15/1) pukul 12.30 WIB. Banjir terjadi karena hujan berlangsung selama 5 jam dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang ditambah pasang air laut di angka 2,6 meter.

Laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) wilayah terdampak meliputi kelurahan Bukit Sari, Air Kepala Tujuh, Tuatunu Indah, Kacang Pedang di kecamatan Gerunggang. Kelurahan Rejasari di Kecamatan Pangkal Balam. Kelurahan Kejaksaan, Genas, Batin Tikal di kecamatan Tamansari, dan kelurahan Sriwijaya di kecamatan Grimaya.

Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa ini. Pasca kejadian banjir sebanyak 458 unit rumah terendam banjir dan 2 unit kantor pemerintahan, Kantor Lurah Genas dan Koramil Tamansari terdampak.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pangkalpinang Dedy Revandi dalam sambungan telepon, mengatakan, upaya penanganan Tim Satuan Reaksi Cepat (BPBD) setempat melakukan pendataan jumlah rumah dan jiwa yang terdampak. Membantu pembersihan rumah warga yang terdampak banjir dan genangan. Serta Melakukan koordinasi dengan pihak RT/RW di wilayah terdampak. Selain itu, melakukan pemantauan di daerah banjir.

“Kejadian banjir di kota Pangkalpinang sudah menyiagakan petugas, kami memantau wilayah rawan bencana. Fokus penanganan di bulan Desember hingga Januari antisipasi pada banjir rob ditambah kondisi cuaca yang ekstrim di siang hari. Kondisi wilayah pesisir dan juga di titik rawan dataran rendah di Pangkalpinang. Sehingga penanganan banjir melihat kondisi pasang surut air laut. Ini merupakan tantangan dalam penanganan kedepannya karena wilayah di bawah dataran laut, sehingga air yang tergenang dapat surut dan dialirkan ke laut. Banjir ini terjadi tiap tahun, di awal tahun dan akhir tahun karena pasang surut air laut,” urai Dedy Revandi, yang dirilis Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, kemarin.

Sebagai antisipasi agar tidak terjadi banjir, pemerintah kota sudah membuat waduk, membuat embung baru sebagai penangkap air yang datang dari hulu atau daerah yang lebih tinggi. Pengerjaan waduk dan embung masih proses karena terkait anggaran dikerjakan berlangsung bertahap.

BNPB mengimbau warga untuk selalu memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG dan selalu waspada jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam agar segera bersiap menuju tempat yang lebih aman. (inf/rls/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru