Dihantam Badai PMK, Provinsi Jatim Tegar, Bangkit, Tuntaskan Vaksinasi
INFOnews.id | Surabaya - Jawa Timur (Jatim) merupakan Provinsi Agribisnis yang memiliki potensi pertanian cukup besar dan merupakan lumbung pangan nasional. Memiliki daya dukung tanaman pangan yang melimpah selain padi juga ada jagung, tebu dan lainnya. Ini jadi peluang tersendiri bagi Jatim sebagai wilayah penyedia hijauan pakan ternak berbasis limbah pertanian untuk meningkatkan efisiensi budidaya ternak. Provinsi Jatim menjadi branding sebagai provinsi penghasil ternak dan menempati peringkat I (satu) di nasional, sehingga disebut provinsi "Gudang Ternak Nasional".
"Gudang Ternak Nasional, predikat itu melekat di Provinsi Jawa Timur," kata Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Provinsi Jawa Timur Dr Ir Indyah Aryani, dalam sambutannya di acara Pembukaan Rapat Koordinasi Percepatan Pengendalian PMK di Jawa Timur Tahun 2023, di Surabaya, belum lama ini.
Provinsi Jatim juga dikenal sebagai penghasil daging sapi terbesar. Di tahun 2022, Jatim mampu menghasilkan daging sapi 110.991,2 ton. Disusul oleh Provinsi Jawa Barat dengan 84.960,6 ton. Kemudian, Jawa Tengah dan Sumatra Barat masing-masing di angka 61.393,9 ton dan 21.514,7 ton.
Julukan Gudang Ternak Nasional kiranya tak berlebihan, menempatkan Jatim sebagai provinsi penting, sebagai penyangga kebutuhan sapi untuk nasional, itu dibuktikan dengan kemampuan Provinsi Jatim menyediakan ternak dalam jumlah yang tidak sedikit.
Pertama, Provinsi Jatim dikenal memiliki ternak sapi perah sebanyak 301.700 ekor, ini berkontribusi 52% terhadap populasi sapi perah nasional.
Kedua, juga dikenal dengan produksi susu segar. Tercatat sebanyak 556.000 ton dan berkontribusi 57% terhadap produksi susu segar nasional, menempati peringkat I, penghasil susu untuk nasional.
Ketiga, memiliki ternak ayam petelur sebanyak 119 juta ekor, berkontribusi 32% terhadap populasi ayam petelur nasional, dengan jumlah produksi telur 1,7 juta ton, berkontribusi 32% terhadap produksi telur nasional, menempati peringkat I Nasional.
Keempat, memiliki ternak ayam pedaging sebanyak 401 juta ekor, berkontribusi 12% terhadap populasi ayam pedaging nasional, dengan produksi telur 442.000 ton. Provinsi Jatim juga akrab dengan semboyan atau tagline "Dari Jawa Timur Untuk Indonesia".
Untuk diketahui, kebutuhan daging sapi masyarakat Jatim lebih kurang 95.283 ton, sedangkan produksinya mencapai 99.340 ton.
"Artinya Provinsi Jawa Timur surplus daging sapi sebanyak 4.060 ton, Provinsi Jatim juga telah swasembada daging ayam, telur dan susu untuk kebutuhan masyarakat Jatim. Bahkan, mampu memasok sapi siap potong, daging ayam dan telur ke luar provinsi," ujar Indyah Aryani.
*Dihantam Wabah PMK
Ibarat sebuah perjalanan, langkah Provinsi Jatim pun tak mulus untuk mempertahankan predikat dan meningkatkan hasil ternaknya. Hingga kemudian dihantam "badai" wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Bermula di bulan Mei 2022 telah terjadi wabah PMK. PMK di wilayah Provinsi Jatim menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba dan babi dengan tingkat kematian, masih tergolong rendah.
"Datangnya wabah PMK sangat memukul para peternak kita (di Provinsi Jatim). Wabah ini (PMK) berdampak kerugian ekonomi yang sangat tinggi," ujar Kadisnak Provinsi Jawa Timur Dr Ir Indyah Aryani.
Kadis Indyah menyebut, PMK sebelumnya tidak ada di Indonesia (penyakit exotik). Lanjut Indyah, kemudian dengan berkolaborasi, Jatim mampu mendeteksi dan kemudian menyebar hingga ke 27 provinsi di Indonesia.
Lanjut perempuan paruh bayah itu, agar terjaga dari ancaman PMK penyakit hewan menular dan mematikan, juga ancaman ke manusia (Zoonosis), *(bahwa hampir 64-70 persen penyakit baru pada manusia adalah bersumber dari hewan). Dan penularan produktifitas yang menimbulkan kerugian ekonomi. Langkah-langkah nyata harus dilakukan.
"Dengan melakukan koordinasi dan sinergitas, langkah nyata harus dilakukan dengan cepat," terangnya.
*Kematian Ternak Akibat PMK
Sumber di Disnak Provinsi Jatim, PMK telah mengakibatkan banyak peternak merugi. Di awal tahun 2023, terjadi lonjakan menjadi 188 kasus tersebar di berbagai daerah. Langkah cepat penanganan dan pencegahan pun ditempuh, guna mewaspadai penularan. Diantaranya dengan penyemprotan desinfektan di sejumlah pasar hewan. Di Pasar Hewan di Kabupaten Tuban misalnya, dilakukan Kamis (19/1/2023).
"Tindakan penyemprotan desinfektan dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk di Pasar Hewan Tuban dan wilayah lainnya di Jawa Timur," terangnya.
Disebutkan, sebaran kasus PMK terjadi di beberapa daerah di Jatim. Diantaranya, Ponorogo 35 kasus, Ngawi 35, Bojonegoro 35, Nganjuk 35. Sedangkan Tuban 26 kasus, di Jombang 7, Blitar 5, Probolinggo 4, Magetan 4 dan Lamongan 2 kasus. "Total, di awal tahun hingga 18 Januari tercatat sebanyak 188 kasus," terangnya.
*Langkah Cepat Gelar Vaksinasi
Diiringi data angka kesembuhan bagi sapi yang terjangkit PMK. Misalnya di Tuban dan Bojonegoro masing-masing di angka 14, untuk Lamongan 2 sembuh. Selain penyemprotan di pasar hewan juga dilakukan langkah cepat vaksinasi bagi hewan ternak. Serta memonitor arus lalu lintas ternak antar wilayah satu dengan yang lain, terutama antar provinsi.
"Saat awal terjadinya PMK dulu, Langkah-langkah yang kita tempuh selain penyemprotan di pasar hewan, dan pelaksanaan vaksinasi, juga dilakukan pengawasan lalu lintas ternak dari luar wilayah Jatim," tegasnya.
Prinsip penjaminan status kesehatan ternak dilakukan sebagai upaya penyelamatan, juga penyelamatan kesehatan manusia sesuai prinsip "One Health". Itu seiring dengan adanya pemanasan global dan globalisasi berakibat munculnya penyakit baru (Emerging Disease) dan masuknya penyakit yang sebelumnya tidak ada (exotik) ke Indonesia.
*Sinergitas dan Peningkatan Kapasitas SDM
Langkah lain, juga ditempuh peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan hewan (Medik dan Paramedik Veteriner) dalam melakukan peringatan dini atasi wabah. Bersinergi dengan berbagai pihak dilakukan oleh Disnak Provinsi Jatim, sebagai tindakan penyelamatan dan menjaga kesehatan ternak, dan semangat bangkit dari wabah PMK.
Langkah ini, selain untuk melindungi petani juga guna mempertahankan Provinsi Jatim tetap unggul di tingkat nasional. Data di Badan Pusat Statistik (BPS) RI, yang memiliki ternak sapi potong mencapai 4,9 juta ekor. Berkontribusi 27% terhadap populasi sapi potong nasional dengan produksi daging sapi sebanyak 93.000 ton berkontribusi 21% terhadap produksi daging nasional.
Vaksinasi terhadap ternak dilakukan setelah melalui sederet panjang pendataan, pemeriksaan kemudian penanganan dan pemberian vaksin.
Data di ISIKHNAS sampai dengan 23 Agustus 2023, kinerja pengendalian PMK di Jatim tercatat sebagai berikut: Total capaian vaksin PMK di Jatim akumulatif sejak awal pelaksanaan hingga 23 Agustus sebanyak 6.810.812 dosis, berkontribusi 38% dari total vaksinasi 17.455.210 dosis. Tercatat Jatim sebagai provinsi dengan capaian vaksin PMK terbanyak di Indonesia.
"Setelah dilakukan tindakan pengendalian berupa pengobatan dan vaksinasi, kasus PMK di Jawa Timur mengalami penurunan yang sangat signifikan. Rata-rata kasus harian semula 15.000 kasus/hari pada awal kasus, menjadi 10.000 kasus/hari, dengan tingkat kesembuhan mencapai 96,4%," urai Kadisnak Jatim.
Dikutip dari Disnak Jatim, penanganan PMK serius dilakukan dengan sinergitas antar instansi. Misalnya, pelaksanaan booster vaksin PMK kepada 230.000 ekor sapi perah di seluruh wilayah Jawa Timur. Seperti disampaikan di acara Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Tahun 2023, di Koperasi SAE di Kecamatan Pujon Malang.
Dimulainya Pengendalian dan Penanggulangan PMK Tahun 2023 itu menandai kegiatan Vaksinasi dan Penandaan Ternak secara serentak dan massal di 29 Provinsi di Indonesia. Puncak Kegiatan Kick Off Pengendalian dan Penanggulangan PMK Nasional itu dilaksanakan di Pusat Kesehatan Hewan/Puskeswan Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dan disaksikan secara langsung dari 29 provinsi di Indonesia.
Itu sebagai bentuk pencanangan komitmen pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya memberantas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), serta menjadi momentum untuk menggaungkan vaksinasi, penandaan, serta pendataan ternak kepada masyarakat khususnya peternak.
Kadisnak Jatim Indyah menyampaikan, hingga tanggal 27 Januari 2023, capaian vaksinasi PMK 1 dan 2 untuk sapi perah di Jawa Timur telah mencapai 98%, dan terbukti karena hal itu, Jawa Timur sudah tidak ada kasus PMK untuk ternak sapi perah.
“Total alokasi Vaksinasi PMK di Jawa Timur sampai tanggal 27 Januari 2023 adalah sebanyak 3.064.985 dosis," katanya.
Jatim merupakan provinsi dengan populasi ternak sapi tertinggi di Indonesia, yaitu 4,9 juta ekor sapi potong dan 305.708 ekor sapi perah. Oleh karena itu, Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus melakukan vaksinasi agar ternaknya bebas dari PMK.
Saat itu, Direktur Pakan Kementan Nur Saptahidhayat menyebut penurunan kasus PMK ini didukung oleh beberapa faktor, diantaranya vaksinasi, penerapan biosekuriti kandang, serta pemberian pakan ternak yang baik.
Terkait capaian dan terkendalinya kasus PMK di Jatim, maka sejak 15 Juni 2023 seluruh kabupaten/kota di Jatim telah diturunkan statusnya dari 'Wabah' menjadi 'Tertular'. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 311/KPTS/PK.320/M/06/2023 tentang Penerapan Status Situasi Penyakit Hewan.
"Alhamdulillah berkat kerja keras kita semua, kejadian penyakit PKM di Jawa Timur mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2022 terus mengalami penurunan, walaupun pada bulan Januari sampai Maret 2023 kasus PMK di Jawa Timur kembali terjadi lonjakan," ujarnya.
Disebutkan, dalam rangka pengendalian PMK dibutuhkan obat-obatan yang memiliki mutu dan khasiat standar. Tentu, pengawasan peredaran, penggunaan dan mutu obat hewan merupakan kegiatan strategis dan harus terus dilakukan.
Seiring meningkatnya populasi ternak di Jatim. Dan, dalam rangka mendukung pengawasan obat hewan sebanyak 127 orang, terdiri dari 11 orang pengawas obat hewan sebanyak 127 orang, terdiri 11 orang pengawas obat hewan pada Dinas Peternakan Provinsi Jatim. Dan, 116 orang pengawas obat hewan yang tersebar di 38 kabupaten/kota
"Jumlah pengawas tersebut tentu belum sebanding dengan jumlah pelaku usaha di bidang obat hewan yang ada di Jawa Timur, yakni 23 produsen obat hewan, 8 eksportir obat hewan, 83 distributor obat hewan dan 1.043 toko obat hewan," katanya.
Sementara, terkait sukses 'berjibaku' melawan PMK, Pemprov Jatim memberikan apresiasi kepada tim pengendali PMK. Tepatnya bulan Maret melalui Dinas Peternakan Provinsi Jatim telah memberikan penghargaan kepada 2.500 petugas pengendali PMK yang telah mendedikasikan seluruh waktu dan kemampuannya untuk bangsa dan negara, dalam upaya pengendalian PMK di Jatim.
Termasuk di puncak acara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78, pada 17 Agustus 2023, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga memberikan penghargaan Jer Basuki Mowo Beo kepada enam orang yang dinilai berjasa bagi pembangunan di Jawa Timur.
"Kita semua patut bangga karena dua diantaranya adalah insan peternakan, yakni Drh Deddy Fachruddin Kurniawan selalu Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Timur dan Ketua Ikatan Paramedik Veteriner Indonesia (Paravetindo) Jawa Timur, Effendy," kata Kadisnak.
Saat terjadi wabah PMK di Indonesia, Dr Deddy dipercaya sebagai koordinator Komite PMK Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia (IDHSI). Dokter Deddy adalah tokoh dokter hewan Indonesia yang concern saat PMK melanda.
Kontribusinya, sosok tersebut memimpin para ahli dari berbagai latar belakang keilmuan guna menyusun SOP dan panduan penanganan, hingga jadi acuan di Indonesia.
Dokter Deddy, diantaranya memiliki pengalaman selama 2 tahun tinggal di Pakistan (2008-2010) mengelola Mega Dairy Farm. Untuk diketahui, Pakistan merupakan negara endemik PMK. Dalam penanganan PMK di Indonesia,
Dokter Deddy mengkoordinir ratusan mahasiswa guna membantu pelaksanaan vaksinasi PMK di wilayah Jatim. Serta aktif melakukan penyuluhan baik daring maupun luring di berbagai media di Indonesia.
Lainnya, ada nama Effendy tokoh paramedik Veteriner juga consern turut penanganan PMK di Jatim. Dia memimpin 1.200 orang paramedik veteriner, melakukan pengendalian PMK di Jatim. Juga ada, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang drh. Aris Wahyudi, M.Agr,
Wabah PMK, penyemprotan desinfektan dan gelaran vaksinasi untuk hewan ternak di Jatim, serta sinergitas berbagai kekuatan antar instansi dan lembaga, diharapkan menjadi pijakan dan modal berharga guna menjaga ketahanan ternak, di Provinsi Jatim. Tentu juga diharapkan semakin menguatkan Provinsi Jatim sebagai pemasok kebutuhan ternak, daging, telur dan lainnya untuk wilayah lain di Indonesia. Semoga. (inf/tji/red).
Editor : Tudji Martudji