Katar Torjunan Minta Perhatian Dispertan dan KP Sampang
INFOnews.id | Sampang - Musim panen padi di Kabupaten Sampang, Madura pada awal tahun 2022 sudah tiba, Kamis (24/2/2022).
Sejumlah petani mulai berbondong-bondong memanen padi serta memisahkan gabah dengan alat tradisional.
Namun, alat yang terbuat dari kayu dan di dalamnya terdapat baling-baling itu saat ini sudah dinilai kurang efektif untuk mengerjakan hasil tani yang besar.
Selain lamban dalam memisahkan gabah, alat tradisional Erek atau dalam istilah bahasa Madura dikenal dengan sebutan “Serret”, cukup banyak memakan biaya.
Petani membutuhkan alat combene (Mesin Pemanen padi), salah satunya para petani di wilayah Desa Torjunan, Kecamatan Robatal, Sampang.
Misalnya petani setempat bernama Heri (25) mengatakan bahwa, alat combene sangat dibutuhkan boleh petani di Desa Torjunan karena menunjang produktivitas hasil tani. Menurutnya, alat comben sangat menghemat biaya karena hanya menghabiskan separuh dari biaya menggunakan mesin tradisional.
"Sekali panen kalau pakai alat tradisional bisa menghabiskan biaya sekitar Rp. 2 juta, jika menggunakan mesin combene bisa separuh harga karena bayar per Sak saja," ujarnya.
"Kalau tidak pakai mesin combene harus memperkerjakan 8 orang sampai 10 orang, bayangkan sewanya satu orang 100 ribu dalam satu hari, tinggal kalikan saja," imbuhnya.
Sedangkan, untuk mendapatkan mesin combene dirinya harus menyewa dari luar daerah, mengingat di Kecamatan Robatal, Sampang tidak memiliki alat tersebut.
Untuk itu, pria yang juga merupakan anggota Katar Desa Torjunan berharap tempat tinggalnya memiliki mesin combene karena sangat membantu para petani.
"Tentu kami berharap ada perhatian dari dinas terkait, karena demi kesejahteraan petani di Sampang," pungkasnya.
Sementara, saat dikonfirmasi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan dan KP) Sampang, Suyono belum ada tanggapan, sehingga upaya konfirmasi terus dilakukan. (inf/wan/red)
Editor : Redaksi