Relawan Ning Lia (Foto: ist)

INFONews.id | Surabaya - Kepedulian untuk warga, utamanya yang kurang beruntung di tengah suasana sulit ditambah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), Relawan Ning Lia terus bergerak berbagi berkah. Berjalan kaki, menyusuri sejumlah lokasi mereka menghampiri warga yang membutuhkan bantuan. Konsisten gerakan ini seakan tak menyurutkan semangat mereka terkait Pilwali Surabaya yang ditunda.

Lia Istifhama, kandidat dalam Pilkada Surabaya tersebut, menjelaskan alasannya.

"Saya selalu berpesan. Agar kita selalu berbagi, sifatnya titik edang podo kroso. Tidak harus sesuatu yang besar, tapi semampu kita. Bahkan jika hanya bisa tenaga, ya sudah kita ulurkan tenaga. Yang penting berilah kepada mereka yang membutuhkan," kata Lia Istifhama, Sabtu (23/5).

Dosen yang juga aktivis perempuan tersebut, mengaku kebiasaan berbaginya merupakan sifat turunan dari keluarganya.

"Keluarga saya sudah biasa seperti ini, berbagi seadanya. Intinya, jangan merasa jadi orang yang tidak biasa. Tapi biasakan merasa menjadi orang yang biasa. Kalau sudah gitu, rasanya enteng banget. Kebiasaan ini kayak sudah jadi tempaan dari almarhum ayah saya. Beliau itu, adanya apa, ya udah itu yang dikasih orang. Orang yang paham beliau, pasti ngerti banget karakter itu," ucapnya.

Lia menambahkan bahwa kebiasaan ayahanda akan selalu diteruskannya, merupakan salah satu bentuk menghibur hatinya.

"Saya sama, dengan siapapun, pasti ingin banget nyenengin orang tua. Dan kalau kemudian orang tua mendahului kita, tentu kita harus cari apa yang menjadi pelipur lara. Kalau bagi saya, salah satu bentuk ya berbagi dikit-dikit ini. Meneruskan kebiasaan orang tua, insya Allah itu menjadi obat penting untuk mengikis duka kita," tambahnya.

Ibu dua anak tersebut tak lupa menyampaikan apresiasi kepada seluruh relawannya.

"Harus diakui, relawan ini seperti teman, sahabat, saudara saya. Mereka semua berbagi tanpa tedeng aling-aling. Ada yang urunan beli baju takwa, sembako, masker, takjil, obat dan alat disinfektan serta fogging, semuanya dilakukan secara gotong royong. Bahkan, banyak yang tiba-tiba saya nemu foto ada warga yang dapat bantuan sembako dan sebagainya, tapi saya sendiri pun tidak tahu siapa yang membagi itu. Kayak begitu tidak sekali dua kali, tapi seringkali dan cukup banyak terjadi. Wilayahnya pun beda-beda kecamatan. Saya tentu sangat bersyukur. Yang jelas prinsip saya bersama mereka ya itu tadi, ayo kita ikhtiar, berproses untuk besar bersama. Kita lakukan apa yang kita mampu dan jangan sampai terbebani. Bahkan di akhir ramadhan besok sabtu pun, teman-teman masih turun. Ada yang membagikan sembako, ada yang takjil, ada yang membagi masker. Sumbernya ya dari gotong-royong diniati berbagi untuk warga," pungkas Arek Wonocolo ini. (*)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru