INFOnews.id | Surabaya - Seiring dengan berkembangnya sistem pendidikan Indonesia, siswa yang dulu hanya mengandalkan pelajaran wajib di sekolah seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA atau IPS nantinya akan lebih meningkatkan dan mengutamakan soft-skills mereka.
Kurikulum Merdeka yang baru saja diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, pada tanggal 11 Februari lalu sudah memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran yang mereka sukai dan minati di dua tahun terakhir mereka saat SMA.
Baca juga: Perencanaan Berbasis Data Wujudkan Peningkatan Kualitas Pendidikan
Kurikulum Merdeka yang lebih sederhana, lebih memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, dan cara belajar yang lebih interaktif. Kurikulum yang diusung oleh Nadiem tak hanya bermanfaat untuk para siswa, tetapi juga untuk para guru.
*Intrakurikuler Elyon dan Kebebasan Siswa Berekspresi
Tak ingin menunggu hingga para siswa mencapai dua tahun terakhir mereka, Elyon Christian School (ECS) hadir dengan program yang dapat mendukung bakat dan kemampuan siswa dari jenjang SMP hingga SMA melalui program intrakurikuler yang mereka sebut dengan “Container”.
Setelah diterapkannya Merdeka Belajar pada 19 Agustus 2021 silam, ECS hadir dengan 14 jenis intrakurikuler seperti graphic design, music, photography & filmography, graphic design, public speaking, languages, recycling, programming, makeup artist, charity, arts, dan yang lainnya.
"Tak hanya bagi siswa, kegiatan intrakurikuler ini juga dapat memberikan kesempatan bagi para guru yang menjadi pelatih atau pengajar pada tiap kegiatan untuk menunjukkan kebolehan dan kemampuan mereka di bidang terkait. Para guru yang dilibatkan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk melatih para siswa mengembangkan talenta mereka," urai Sony Kurniawan S.Pd, M. M. GAC Director of Studies / Talking Masters CCA Coach dalam keterangan persnya, Jumat (10/6/2022).
Dijelaskan, kegiatan intrakurikuler yang diadakan oleh Elyon Christian School juga dapat ditunjukkan dalam kegiatan belajar-mengajar para siswa dan guru di kelas, atau disebut juga dengan istilah Learn-to-Learn.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan hasil foto karya seorang siswa yang mengikuti intrakurikuler fotografi pada saat proses belajar atau saat siswa mempresentasikan hasil belajar mereka.
Baca juga: Rayakan Bulan Bahasa 2022, Elyon Ajak Siswa Aktif Berbahasa Indonesia
*Kembangkan Minat dan Bakat hingga Menjadi Young Coach
Salah satu bukti keberhasilan penerapan intrakurikuler di Elyon Christian School ialah dengan diangkatnya Sebastyan Kurniawan sebagai seorang young coach pada container fotografi. Kemampuannya dalam mengolah apa yang dilihatnya menjadi sebuah karya dalam bentuk foto juga ia kembangkan melalui kegiatan intrakurikuler di sekolah.
Bermula ketika ia menginjak jenjang 2 SMP, Sebastyan mendapatkan undangan untuk menjadi member klub jurnalistik dan mendapatkan pelatihan secara langsung dari pelatih klub.
Selama hampir 2 tahun setelahnya, dia membagikan ilmu yang didapatnya kepada teman-teman dan akhirnya bersama dengan seorang guru berinisiatif untuk mendirikan klub Fotografi dan Sinematografi, hingga akhirnya ia dinobatkan menjadi Young Coach.
Menurutnya, kegiatan intrakurikuler yang diadakan oleh sekolah membantunya mengembangkan skill dan kemampuan yang ia miliki,
Baca juga: Merdeka Menurut Para KPS Sekolah Pascasarjana UNAIR
“Setelah dibimbing dan diajarkan, saya dapat belajar dan mengembangkan skill dan pengetahuan saya di dunia fotografi," ujarnya.
Untuk diketahui, Elyon Christian School (ECS) ECS merupakan sekolah internasional dengan beberapa kampus berlokasi di Surabaya Timur dan Surabaya Barat, yang menawarkan pendidikan berkualitas taraf dunia dari tingkat PAUD-TK, SD, hingga SMP-SMA.
Didirikan sejak tahun 2002, ECS berkomitmen untuk terus mengembangkan spiritual dan keunggulan akademik dengan mendorong pendidikan yang berkualitas.
Sekolah ini mengadopsi Kurikulum Standar Internasional, Cambridge Assessment International Education bersama Kurikulum Nasional lainnya. Bahasa pengantar utama adalah bahasa Inggris, Mandarin dan Indonesia sebagai bahasa pengantar kedua dan ketiga. (inf/rls/tji)
Editor : Tudji Martudji