INFOnews.id | Mojokerto - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melaunching Samsat OPOP Jatim dan undian 15 umroh untuk Tahap II. Rangkaian acara itu berkaitan dengan Hari Jadi ke-76 Provinsi Jatim. Dan, Gerai Samsat OPOP itu, tersebar di 76 Pondok Pesantren se-Jatim.
Di gelar di Institut Agama Islam KH Abdul Chalim, di komplek Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Sabtu (30/10/2021), malam.
Baca juga: Gubernur Khofifah Dampingi Wapres Gibran Tanam dan Panen Tebu di Banyuwangi
Gubernur Khofifah mengatakan, kerjasama tersebut merupakan upaya pemberdayaan masyarakat pesantren. Serta mendekatkan dan memudahkan layanan kepada masyarakat dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor, dengan memanfaatkan teknologi.
“Kita tahu bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Samsat OPOP ini sebagai upaya dalam memberikan keberagaman usaha mandiri pesantren,” urai Gubernur Khofifah.
Samsat OPOP, merupakan Layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor, yang diinisiasi oleh Pondok Pesantren, bekerjasama dengan Samsat dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim).
Program ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Selain pemanfaatan teknologi digital, juga merupakan inovasi dan pemberdayaan pondok pesantren guna mempercepat dan memudahkan pelayanan.
"Jadi, ini merupakan terobosan untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat wajib pajak. Termasuk mereka yang berada di luar negeri, tidak lagi repot untuk melakukan pembayaran pajak kendaraannya," terang Gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Hadirnya Samsat OPOP, diharapkan membantu masyarakat melakukan kewajibannya. Dan, sangat berarti selain warga pesantren juga masyarakat lainnya, meski berada di luar negeri.
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Kabupaten Mojokerto, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, M.A mengatakan, kemandirian menjadi sangat penting dalam upaya pengembangan dan keberlanjutan pendidikan pondok pesantren.
Dia menyebut, saat ini PP Amanatul Ummah telah memiliki usaha mandiri. Misalnya, peternakan sapi, swalayan, dan beragam usaha mandiri lainnya. Dia menilai rintisan yang dilakukan sangat penting untuk menumbuhkan semangat kemandirian.
Lanjut Kiai Asep, kunci sukses mendirikan pondok pesantren setidaknya memiliki empat akses, meliputi akses sosial, intelektual, jaringan, dan akses finansial.
Baca juga: Gubernur Khofifah Puji Pertanian Terpadu Kodim 0812 di Lamongan, Dukung Kedaulatan Pangan di Jatim
"Saya sering menyempatkan pergi keluar negeri, tujuan adalah untuk membangun jaringan dan penting juga untuk akreditasi lembaga pendidikan,” katanya.
Di kesempatan itu, Kiai Asep sempat bercerita bahwa Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) kini sudah mulai menerima mahasiswa S-3. Bahkan sudah ada mahasiswa dari 9 negara yang kuliah secara gratis di IKHAC.
Diantaranya dari Taiwan, Malaysia, Pakistan dan negara lainnya. Sebagian dari mereka sudah lulus dan diwisuda. Dikatakan, kampus di lingkungan pondok pesantren itu, juga telah meluluskan program doktor dengan cepat, yakni sekitar 3,5 tahun. Dan, pada tahun 2022 Universitas Islam Internasional akan dimulai pembangunannya. (inf/tji/red)
Editor : Redaksi