INFONews.id I Surabaya - PT Uni-Charm Indonesia Tbk meluncurkan konsep new lifestyle. Yakni “Ethical Living for SDGs” yang tidak hanya memberikan kenyamanan bagi banyak konsumen, tetapi juga secara konkrit bertujuan untuk mencapai SDGs (Sustainable Development Goals).
Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Yuji Ishii, mengatakan Ethical Living for SDGs bertujuan untuk menjadi perusahaan yang maju dan beretika untuk lingkungan. Dimana setiap orang dapat hidup dengan nyaman, yang kami targetkan pertama-tama untuk dipenetrasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu , PT Uni-Charm Indonesia Tbk bertujuan untuk mencapai SDGs dengan mengusulkan Ethical Living for SDGs. Adapun latar belakang Ethical Living for SDGs ini karena ada berbagai isu lingkungan di Indonesia.
"Di satu sisi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat telah memungkinkan untuk menjalani kehidupan yang nyaman dan sejahtera, namun tanpa kita sadari, ada berbagai iss yang terjadi di lingkungan tempat kita tinggal maupun dalam skala global," katanya.
Sebagai salah satu contoh, jumlah sampah di Indonesia sekitar 67 juta ton, dimana sekitar 7,2 juta ton adalah sampah plastik, dan jumlah sampah yang dibawa ke TPA semakin meningkat dari tahun ke tahun, yang diprediksi bahwa kapasitas akan mencapai batasnya. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Indonesia dikatakan sebagai negara dengan jumlah sampah plastik laut terbesar kedua di dunia.
“Kami percaya bahwa kami tidak boleh lepas dari tanggung jawab untuk menyelesaikan setiap masalah lingkungan untuk menjadikan bumi tempat yang nyaman bagi anak-anak yang akan menikmati kehidupan di masa depan. Bila tetap dalam kondisi seperti ini, bahkan budaya dan adat istiadat yang telah kita kembangkan selama bertahun-tahun pun dapat menghilang dari dunia," terangnya.
Di lain pihak, menurut laporan McKinsey, pada tahun 2020, lebih dari 60% konsumen di Indonesia bersedia membayar biaya tambahan untuk merek ramah lingkungan, di mana tren ini lebih tinggi daripada negara lain di kawasan Asia-Pasifik. Hal ini terutama berlaku bagi anak muda, khususnya generasi milenial.
Yuji Ishii juga menjelaskan bahwa konsep Ethical Living for SDGs ini didasarkan oleh berbagai isu lingkungan yang ada di Indonesia serta melihat minat konsumen terhadap produk ramah lingkungan atau green (hijau).
Dengan bertujuan untuk berkontribusi langsung dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, PT Uni-Charm Indonesia Tbk mengusulkan Ethical Living for SDGs ini sebagai konsep gaya hidup baru yang menerapkan “Kebaikan kecil” yang dapat dengan mudah berkontribusi ke dalam kehidupan, dan mengambil langkah baru dari hal kecil dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Adapun dalam konsep Ethical Living for SDGs terdiri dari 12 elemen dan mengandung semua pemikiran menuju perwujudan SDGs. Diantaranya adalah yang pertama tentang aktivitas perusahaan untuk dikembalikan pada masyarakat.
Yang kedua, tentang eksplorasi inovasi untuk mewujudkan kehidupan yang makmur. Yang ketiga, Perasaan saling menghormati dan menerima perbedaan. Yang keempat berkaitan dengan hubungan antar manusia, orangtua dan anak , perawat dan yang dirawat dll. Yang kelima, tentang kebijaksanaan untuk menyediakan pengetahuan yang benar.
Kemudian yang keenam tentang ketenangan pikiran melalui keadilan dan keamanan. Yang ketujuh tentang matahari sebagai sumber energi alam. Yang ke delapan keberlanjutan pemakaian ulang sumber daya. Yang kesembilan tentang realisasi lingkungan yang makmur. Yang kesepuluh mengenai konservasi lingkungan dan sumber daya laut serta pemeliharaan keanekaragaman hayati.
Selanjutnya yang kesebelas adalah pemanfaatan hutan secara berkelanjutan. Lalu yang elemen yang terakhir adalah tentang perhatian dan kontribusi pada kesejahteraan dengan menganggap binatang sebagai partner.
Untuk menunjukan upaya nyata konsep Ethical Livng for SDGs, pada fase pertama PT Uni-Charm Indonesia Tbk meluncurukan produk Charm and Protect Pollution Mask dalam edisi terbatas yang menggunakan kemasan dari kertas daur ulang 100% untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni 2021). Pemanfaatan kertas daur ulang 100% adalah upaya pertama yang dilakukan Unicharm Group.
Selain itu PT Uni-Charm Indonesia Tbk juga melakukan upaya nyata dari Ethical Living for SDGs selanjutnya, di fase kedua dengan melakukan aktivitas untuk menambah opsi dalam memecahkan berbagai masalah lingkungan, terutama masalah sampah di Indonesia.
Apabila melihat komposisi tumpukan sampah yang ada di Indonesia, selain sampah organik yang mendominasi, sampah popok bekas sekali pakai juga merupakan salah satu permasalahan serius karena sampah tersebut masih sering ditemukan.
Dengan melihat permasalahan sampah popok bekas sekali pakai serta mengacu pada contoh penelitian dan pengolahan sampah organik menggunakan larva atau sering disebut dengan Maggot Black Soldier Fly (BSF), PT Uni-Charm Indonesia Tbk juga melakukan verifikasi bahwa sampah popok sekali pakai (pulp) dapat dikurangi, dengan membuat larva tersebut memakan popok sekali pakai (pulp) yang disakarifikasi menggunakan selulase (enzim).
Adapun alasan PT Uni-Charm Indonesia Tbk menggunakan Maggot BSF dalam ekperimen kali ini adalah yang pertama melihat kapasitas penguraian sampah organik sangat tinggi. Artinya, Maggot memiliki kemampuan untuk terurai dengan kecepatan tinggi. Yang kedua adalah selain Maggot mampu menguraikan sampah organik dengan kecepatan tinggi, Maggot dapat menjadi pakan yang baik dengan kandungan protein tinggi.
Sehingga dari kedua alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan Maggot BSF ini dapat menjadi solusi yang efisien, murah dan ramah lingkungan serta hal ini sesuai untuk proses pengolahan popok sekali pakai (pulp) juga.
Bahan untuk popok sekali pakai umumnya terdiri dari pulp seperti kapas, plastic dan polimer.
Dalam penenlitian ini, untuk memudahkan Maggot memakan bagian pulp dari popok sekali pakai, kami melakukan proses sakarifikasi pulp dengan selulase (enzim). Hasilnya, dipastikan bahwa Maggot yang dimasukkan ke dalam popok sekali pakai yang diproses sakarifikasi bertumbuh dengan lebih baik, dan pertumbuhannya tersebut dapat dipercepat dengan mencampurkan sampah organik.
Profesor Ishibashi dari Universitas Prefektur Kumamoto telah mendukung laporan ini, mengatakan “Maggot dapat memakan Pulp yang diolah dengan Selulosa, memilah bagian Plastik (non-woven, polimer dll.) dan kotoran Maggot dan dapat didaur ulang,”
Eksperimen ini merupakan eksperimen pertama yang dilakukan oleh perusahaan FMCG Indonesia sebagai langkah nyata kedua dari Ethical Living for SDGs ini bertujuan untuk menemukan cara mengurai popok sekali pakai tanpa membuangnya sebagai solusi konkrit masalah sampah, yang efisien, murah, dan ramah lingkungan.
Untuk mewujudkan daur ulang popok sekali pakai di Indonesia, PT Uni-Charm Indonesia Tbk menganggap bahwa tidak bisa berhenti pada pembuktian eksperimen menggunakan Maggot ini saja namun diperlukan juga penetrasi pemisahan sampah yang dihasilkan dari rumah-rumah.
Upaya ini akan menjadi serangkaian upaya untuk menmbah solusi dalam rangka penyelesaian masalah sampah di Indonesia. Walaupun tidak dapat menyelesaikan semuanya, PT Uni-Charm Indonesia Tbk mencoba mengadopsi Best Practice yang diterapkan di dunia. Pihaknya percaya bahwa upaya ini sejalan dengan konsep yang diperkenalkan oleh Ethical Living for SDGs.
Mengenai PT Uni-Charm Indonesia Tbk
PT Uni-Charm Indonesia Tbk adalah perusahaan subsidiary dari Unicharm Corporation, Jepang didirikan pada tahun 1997. PT Uni-Charm Indonesia Tbk memproduksi dan menjual produk popok bayi, pembalut wanita, popok dewasa, tissue basah, kapas kecantikan, dan masker.
PT Uni-Charm Indonesia Tbk telah berkomitmen dengan harapan untuk mempersembahkan kepada para konsumen dari segala usia, sejak bayi hingga orang tua,ke semua wilayah Indonesia, produk yang dengan lembut mendukung pikiran dan tubuh mereka untuk membebaskan mereka dari beban dan memungkinkan mereka untuk mewujudkan impiannya, sesuai dengan filosofi Unicharm Group.
Editor : Alim Kusuma