Zaman Edan: Ewuh Oyo ing Pambudi
SURABAYA, Infonews.id - Banyak persoalan "inkonstitusional" bermunculan bagai duka cita "Ibu Pertiwi". Menyadari banyak ilusi di dalam kehidupan, sehingga jika orang "tidak waspada", maka akan "ewuh oyo ing pambudi", serba "canggung di dalam akal budi". Akhirnya terjerumus pada kegilaan di "zaman edan". Sebagaimana diingatkan oleh seorang penyair Jawa, Ronggowarsito, abad 19.
Ya ilusi kehidupan. Ya zaman edan. Ya duka cita. Dijelaskan oleh WS Rendra, adalah era "Maskumambang, artinya emas yang mengapung, bukanlah emas sebenarnya. Bagai warna emas yang terpampang di langit saat senjakala. Warna itu hanyalah sekadar pantulan cahaya matahari yang sudah tenggelam pada titik-titik air di cakrawala. Hanyalah ilusi, seakan-akan matahari masih ada. Ilusi yang akan mengantarkan kita pada "kegelapan malam", yakni pada "duka cita".
Akhir-akhir ini, kita berharap, konsep "etika", mulia, beradab, dan berperikemanusiaan, dengan memohonkan para elite parpol dan para pimpinan lembaga negara, agar menganut "etika", "fatsoen", nilai-nilai luhur tersebut. Semuanya berharap, agar dengan begitu persoalan demi persoalan bisa diselesaikan secara "konstitusional".
Seruan-seruan, himbauan-himbauan akal sehat sudah banyak dilakukan. Tetapi kenyataannya adalah "duka cita" Ibu Pertiwi. Yakni kolusi kekuasaan, nepotisme, korupsi, penjarahan kekayaan alam, ketidakadilan merajalela ... Inilah "zaman edan" yang menyebabkan "ewuh oyo ing pambudi". (*)
Editor : Tudji Martudji