Penyerahan Dana Stimulan Bagi Warga Terdampak Gempa Bumi Sumedang (Foto: IN/ist)

INFOnews.id | Sumedang - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyerahkan bantuan dana stimulan bagi warga terdampak gempabumi magnitudo 4.8 Sumedang di Gedung Negara, Pendopo Bupati Sumedang, Kota Sumedang, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024).

Penyerahan dukungan tersebut dilaksanakan atas arahan Presiden Joko Widodo kepada Kepala BNPB dan Menko PMK. Di hadapan 15 warga perwakilan yang mendapat bantuan dana stimulan, Kepala BNPB menyampaikan bahwa seluruh warga yang sudah terdata dan masuk kategori pemilik rumah rusak ringan, sedang maupun rusak berat sudah pasti akan menerima bantuan.

Dari bantuan yang diserahkan itu, Kepala BNPB mengklaim bahwa dukungan dana stimulan ini menjadi yang tercepat diserahkan kepada warga yang berhak. Jika dihitung mundur, maka dana bantuan untuk warga terdampak bencana ini sudah diserahkan sejak tiga hari setelah kejadian.

“Jangan khawatir. Nanti disampaikan kepada yang mungkin tidak hadir di sini. Ini yang sudah hadir di sini sudah pasti mendapatkan bantuan, untuk yang rumah rusak ringan, sedang maupun berat,” jelas Suharyanto.

"Di Sumedang ini yang paling cepat. Ini hari ketiga pascagempabumi sudah diserahkan. Hari Jumat ini langsung masuk rekening,” ungkap Suharyanto disambut tepuk tangan dari warga.

Kendati demikian, Kepala BNPB mengingatkan kepada calon penerima bantuan dana stimulan agar menggunakan hak tersebut hanya untuk membangun kembali rumah yang rusak.

Kepala BNPB mengatakan bahwa meski dana sudah masuk rekening, bukan berarti kemudian dapat digunakan untuk kepentingan yang lain. Sebab, ada ketentuan-ketentuan yang harus ditaati dari penggunaan dana tersebut.

“Itu haknya bapak ibu semua. tapi bukan berarti penghasilan hak mutlak. Ini saya ingatkan lagi. Itu uang untuk membangun rumah yang rusak bantuan dari Pemerintah Pusat. Bukan berarti sudah masuk rekening bisa seenaknya diambil. Saya khawatir mungkin sebagian jadi rumah, tapi ada satu dua tidak jadi rumah malah dibelikan sepeda motor. Itu tidak boleh,” tegas Suharyanto.

Ke depannya, BNPB bersama pemerintah kabupaten setempat akan tetap mendampingi para warga penerima agar penggunaan dan pengelolaan dana stimulan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku demi memulihkan kondisi pascakejadian bencana.

"Nanti akan disampaikan oleh para Deputi. Ini dana stimulan untuk pembangunan rumah,” kata Suharyanto.

*Apresiasi Menko PMK*

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan apresiasi kepada BNPB yang telah memberikan dana stimulan dengan waktu sesingkat-singkatnya.

Menko PMK juga mengklaim bahwa pemberian bantuan itu boleh jadi yang tercepat didunia. Sebab, diserahkan tidak kurang dari 3x24 jam setelah kejadian.

“Luar biasa. Berjalannya sangat cepat dan sigap. Sehingga risiko bencana yang terjadi di Sumedang ini dapat ditekan serendah mungkin. Apalagi dilaporkan tadi bahwa ini bantuannya diserahkan yang tercepat di antara bantuan-bantuan yang selama ini dilakukan. Bahkan mungkin ini yang tercepat di dunia,” kata Muhadjir.

Di sisi lain, Menko PMK juga mngucapkan terima kepada seluruh unsur yang terlibat, baik mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah termasuk TNI dan Polri. Kesigapan seluruh tim dalam percepatan penanganan bencana di Sumedang ini dapat dikatakan telah membuahkan hasil yang maksimal.

"Ini semua berkat kesigapan dan kecepatan dari petugas, baik dari BNPB, Pemda, Kepolisian pasti, TNI pasti dan ini pelajaran yang bagus. Lain kali jika terjadi lagi, maka pengalaman dan praktik baik ini dapat dilakukan,” kata Muhadjir.

Menko PMK berpesan kepada seluruh warga dan usur forkompimda yang hadir untuk memaknai peristiwa ini sebagai bentuk ujian dari Yang Maha Kuasa. Menko juga berharap atas kejadian ini, masyarakat dapat lebih memiliki literasi dan pemahaman sebagai mitigasi dan kesiapsiagaan bencana ke depan.

“Semoga itu bisa menjadikan kita naik peringkat. Kita akan semakin cerdas, semakin cekatan untuk mengatisipasi kejadian bencana serupa. Dan kita akan semakin hati-hati agar risiko bencana ini dapat dikurangi seminimal mungkin,” kata Muhadjir.

Terakhir, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu juga menitipkan pesan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang untuk memberikan perhatian kepada pendidikan anak-anak. Muhadjir tidak ingin anak-anak terganggu dalam kegiatan belajar mengajar.

Sebab, jika tertinggal maka akan sulit untuk naik ke jenjang yang berikutnya. Jika memang sekolah masih dapat berfungsi dengan baik, Muhadjir meminta agar kegiatan belajar mengajar terus dilanjutkan. Namun apabila tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan di bawah tenda darurat sekolah.

"Agar jangan sampai pendidikan untuk anak-anak terganggu dengan adanya gempabumi ini. Kalau memang gedung sekolahnya aman, segera masuk sekolah. Kalau belum aman silakan bikin tenda di tempat yang aman,” pinta Muhadjir.

Di samping itu, Muhadjir juga berpesan agar ibu hamil, menyusui maupun balita diperhatikan kebutuhan dasar dan gizinya. Dia berharap dengan adanya gempabumi ini tidak mempengaruhi pertumbuhan bayi dan balita sehingga kasus stunting tidak meningkat karena dampak bencana.

“Ibu-ibu hamil atau yang punya anak kecil mohon juga mendapat perhatian. Asupan gizinya, baik ibunya maupun anaknya harus betul-betul dipastikan dalam keadaan baik,” kata Muhadjir.

"Jangan sampai dampak gempabumi ini justru membuat kasus stunting ini naik,” tandasnya.

Usai menyerahkan dana stimulan, Kepala BNPB bersama Menko PMK menyempatkan diri meninjau lokasi terdampak gempabumi di Kampung Cipamengpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan. Tak kurang dari 15 menit dari Gedung Negara, rombongan tiba di lokasi dan disambut Camat Sumedang Selatan bersama Kapolsek.

Di lokasi itu, Menko PMK dan Kepala BNPB berdialog dengan sejumlah warga untuk mendapatkan keterangan langsung. Dalam kesempatan itu, Menko PMK dan Kepala BNPB turut melihat kondisi rumah rusak berat akibat gempabumi.

Usai berdialog, keduanya turut menyerahkan dukungan sembako dan peralatan untuk meringankan beban warga terdampak. Sanusi Hidayat, warga pemiliki rumah rusak berat dan penerima dana stimulan serta bantuan sembako mengucapkan terima kasih kepada kepedulian pemerintah untuk warga terdampak bencana.

Sanusi juga mendoakan semoga seluruh petugas dapat diberikan kesehatan sehingga dapat menjalankan misi kemanusiaan di kemudian hari.

“Atas nama warga yang terkena musibah, kami mengucapkan terima kasih kepada BNPB, Kemenko PMK dan seluruh pemerintah. Semoga bapak-bapak yang sudah hadir di sini tugasnya dilancarkan dan diberikan kesehatan,” kata Sanusi.

Mengakhiri kunjungannya di Kampung Cipamengperuk, Menko PMK berpesan kepada warga untuk segera memperbaiki rumah menggunakan dana stimulan yang baru saja diserahkan. Di samping itu, Kepala BNPB juga berpesan kepada warga untuk dapat membangun rumah dengan struktur yang lebih kuat sehingga tahan terhadap guncangan gempabumi.

"Nanti segera dibangun yang lebih bagus dan lebih kuat ya,” kata Suharyanto.

Sebagai informasi tambahan, penyerahan dana stimulan ini sementara diserahterimakan kepada 300 warga yang sudah terdata sesuai kategori dan kriteria yang telah ditentukan.

Merujuk pada data terbaru per Jumat (5/1) jumlah rumah rusak berat (RB) ada 81 rumah, rusak sedang (RS) ada 197 rumah dan rusak ringan (RR) 1184. Jika ditotal maka ada sebanyak 1462 rumah rusak.

Tahap penyerahan dana stimulan hingga penggunaannya akan didampingi oleh BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, termasuk seluruh unsur pemerintah daerah yang terlibat. (inf/rls/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru