INPhoto/Ilustrasi

INFONews.id I Surabaya - Pendidikan adalah sektor yang paling terkena dampak besar oleh pandemi Covid-19. Pemerintah pun sudah berusaha secara maksimal agar kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan tetap terjaga sehat dan selamat dengan mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik luring maupun daring.

Setelah lebih 1 tahun lamanya peserta didik melakukan PJJ, opini dari masyarakat pun mulai bermunculan terhadap belajar dari rumah, ada yang mulai bosan dan jenuh dengan kondisi PJJ. Bahkan anak-anak peserta didik di PAUD pun yang masih dalam dunia bermain, meluangkan ucapan tentang kerinduan belajar tatap muka di sekolah.

Meskipun kebijakan untuk kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah dikeluarkan melalui SKB 4 Menteri, bahkan Presiden meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendorong sekolah-sekolah dapat melakukan pembelajaran tatap muka agar tidak terjadi lost learning, namun untuk implementasinya diserahkan kepada pemerintah daerah yang lebih memahami kebutuhan daerahnya.

Pada tahun ajaran baru ini menjadi momentum yang penting bagi pengelola sekolah, terlebih juga bagi pengelola PAUD. Dimana pemerintah telah mecanangkan program PTM (Pembelajaran Tatap Muka) mulai dari PAUD, SD, SMP dan SMA. Tentunya hal ini menjadi PR tersendiri bagi bapak ibu guru dalam menyusun strategi atau menyiapkan formasi yang tepat dalm kegiatan pembelajaran.

Hal ini sudah ada sosialisasi dari beberapa desa yang diadakan pada setiap kelurahan setempat. Salah satu hal yang terpenting adalah kolaborasi antara guru, orang tua serta lingkungan sekitar untuk membantu siswa beradaptasi memasuki era "kenormalan baru" belajar di masa pandemi.

Kondisi pandemi ini merupakan sebuah tantangan yang cukup besar di dunia pendidikan dan semua pihak harus turut saling bekerjasama dan berupaya semaksimal mungkin. Terutama segitiga emas dimana di dalamnya adalah peran guru, orangtua dan peserta didik yang menjadi kunci dalam mempersiapkan pembelajaran yang efektif dan tidak terjadi lost learning.

Menjadi polemic tersendiri saat menjelang persiapan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Jawa Timur yang rencananya akan diselenggarakan 5 Juli 2021 mendatang serta dimulainya pembelajaran di pesantren, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi bersama dengan Bupati/Walikota se Jatim secara virtual di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (17/05/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Khofifah menginstruksikan kepada seluruh Kepala Daerah di Jawa Timur, untuk memprioritaskan vaksinasi pada para guru dan tenaga pendidik. Salah satu persiapan formasi dalam pembelajaran adalah vaksinasi tenaga pendidik. Instruksi tersebut disampaikan mengingat, dari total guru dan tenaga pendidik di Jatim yang berjumlah 108.694 orang, per 17 Mei 2021 masih 55,18 % guru dan tenaga pendidik yang mendapatkan vaksin tahap pertama. Sedang untuk tahap kedua, masih sebanyak 35,60 % guru dan tenaga pendidik.

Adanya keputusan PTM di era new normal tersebut nantinya masih ada beberapa pertimbangan baru, yaitu dengan melihat perkembangan dinamika pandemi COVID-19. Dimana nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan, termasuk dengan jam pelajaran serta proses PTM nya.

Meski begitu, terang Khofifah, keputusan PTM tidak terlepas dari persetujuan masing-masing orang tua murid. Sementara dilain hal, guna mengantisipasi adanya reaksi guru yang menolak untuk dilakukannya vaksinasi, Gubernur Khofifah juga menginstruksikan untuk langsung ditindaklanjuti Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo merencanakan pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai tahun ajaran baru mendatang. Sejumlah kesiapan dilakukan. Namun, keputusan pastinya masih menunggu rekomendasi dari pemerintah pusat.

Kabid pendidikan dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo, Bambang Eko Wiroyudho menyebut, rencana awal memang mulai masuk saat tahun ajaran baru mendatang. Karena itu, sejumlah persiapan dilakukan di sekolah. Seperti penyediaan tempat cuci, rutin penyemprotan disinfektan, pengaturan ruang kelas dan lainnya.

Semua sekolah menyiapkan protokol kesehatan. Bahkan, setiap sekolah juga harus menyediakan imbauan untuk patuh prokes. “Itu pun masih harus melihat kondisi kabupaten,” Gugus tugas Covid-19 kabupaten bakal memberikan rekomendasi jika kondisi sudah memungkinkan untuk PTM. “Untuk TK dan SD, rekomendasi juga dari gugus tingkat kecamatan,” terangnya.

Tentunya hal ini masih menjadi Polemik bagi pengelola lembaga pendidikan. Karena masih hanya sebuah wacana yang belum pasti, dan masih menunggu rekomendasi. Jika nantinya sudah ada rekomendasi, akan dimulai dengan uji coba PTM dulu. “Sampai sekarang belum berani uji coba karena masih belum ada rekomendasinya", setelah uji coba, maka PTM bisa dilakukan.

Itu pun tidak langsung 100 persen tatap muka. Ada pengaturan tertentu. Misalnya, pembatasan hanya 20 atau 50 persen. Bisa juga dengan model shift. Yang jelas, akan ada penyesuaian terlebih dulu. Sementara, sambil menunggu PTM dimulai, pihak sekolah mengoptimalkan pembelajaran daring. Para guru juga bergiliran mulai divaksin. Vaksin lanjutan untuk guru pun berlangsung hingga kemarin.

Namun formasi pembelajaran seperti apakah yang harus kita siapkan ? Sekolah wajib melakukan sosialisasi kepada peserta didik, orang tua, komite sekolah, dan berbagai pihak terkait. Ruangan wajib dibersihkan dengan disinfektan secara berkala, serta mengatur meja dan kursi dengan jarak 1,5 meter.

Sekolah harus memastikan ruang belajar memiliki ventilasi dan aliran udara, menyiapkan fasilitas cuci tangan pakai sabun, thermogun dan handsanitizer di setiap kelas. Berikan simbol jaga jarak disetiap kelas dan siapkan UKS yang dilengkapi dengan APD, dan juga menyiapkan ruang isolasi mandiri sementara. "Simulasi implementasi protokol dalam bentuk media cetak maupun audiovisual."

Peserta didik harus dipastikan dalam keadaan sehat, memakai masker 3 lapis, mencuci tangan dengan sabun, guru melakukan suhu tubuh menjaga jarak peserta didik. Meja dan kursi ditata dengan jarak 1,5 m, siapkan perlengkapan penunjang kesehatan.

Untuk memaksimalisasi PTM Terbatas yang menurut arahan Bapak Presiden Joko Widodo hanya berlangsung sekitar dua jam dalam satu hari, guru cukup cukup memberikan materi paling esensial pada PTM terbatas ini. Adapun materi lainnya diberikan lewat PJJ dan pemberian tugas. "Materi tersulit di PTM. (Jadi) Tidak semua (materi pelajaran) dijejalkan, agar tidak blenger, tidak terlalu banyak materi".

Penting untuk berkomunikasi tentang situasi yang berubah ini dengan anak. Guru dan orang tua perlu mendengar suara anak. Agar Formasi Pembelajaran Betul-Betul Berpihak Pada Siswa. Tanyakan kepada mereka, apa yang membuatnya bersemangat belajar? Apa yang bermanfaat dan dapat dikembangkan dalam proses belajar mereka yang berubah? Suara anak bisa menjadi bagian desain pembaruan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru.

Siswalah yang menjadi muara dari keberhasilan pembelajaran. Karenanya, penting bagi guru melibatkan siswa dalam menyiapkan pembelajaran berikutnya. Guru dan orangtua juga perlu menciptakan kesadaran dan pemahaman tentang arti dan implikasi belajar di masa pandemi bagi anak. Perkenalkan realitas baru yang terjadi dalam percakapan sehari-hari dengan anak. Mereka harus menyadari bahaya dan resiko penularan virus sehingga membuat siswa lebih waspada.

Protokol pencegahan juga harus menjadi bagian dari pembiasaan sehari-hari yang dilakukan siswa. Mulai rutin mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik, menggunakan masker, sampai menjaga jarak. Kemendikbud telah menegaskan pembukaan kembali sekolah akan diputuskan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Prinsipnya, keselamatan dan kesehatan anak harus menjadi prioritas utama. Yang juga lebih penting, membantu guru untuk mampu menyediakan pembelajaran berkualitas yang bermakna untuk siswanya dalam kenormalan baru belajar.

Persiapan formasi sudah dilakukan secara bertahap di masa pembelajaran terbatas nantinya dengan menghimpun informasi dan kondisi kesiapan sekolah melalui data kesiapan PTM terbatas, melengkapi sarana Prokes, memfungsikan tim Satgas Covid-19 sekolah dan pelibatan masyarakat. Tenaga pendidik atau guru juga sudah dilakukan vaksinasi.

"Jalinan komunikasi orang tua siswa, masyarakat harus berjalan efektif agar sinergi PTM di era new normal terbatas bisa menjadi jalan terbaik, tapi tidak menimbulkan kluster baru di satuan pendidikan," Protokol PTM dari meliputi 4 Tahap, yakni Tahap Prakondisi Pembelajaran, Tahap Pra Pembelajaran, Tahap Pembelajaran, dan Tahap Pasca Pembelajaran.

Semoga apa yang telah diupayakan, diusahakan, membari hasil yang terbaik agar bisa dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Era New Normal Yang Berpihak Pada Siswa. Aamiin

Penulis:
Siti Masfufah_Mahasiswa S3_TP_UNESA_2021

 

Editor : Redaksi

Berita Terbaru