Nanung memberikan pembelajaran untuk siswa-siswi di kampungnya (Foto:IN/tudji)

INFOnews.id | Sidoarjo - Masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini membatasi ruang gerak banyak pihak. Salah satunya, proses belajar mengajar juga tidak bisa dilaksanakan dengan tatap muka di sekolah seperti biasanya, yang diganti dengan sistem daring atau belajar jarak jauh.

Pembelajaran yang digelar jarak jauh dipastikan tidak semulus jika dilaksanakan di dalam kelas layaknya hari biasa jika tidak ada pandemi.

Terkait ini, tak sedikit orang tua murid yang mengaku kesulitan membimbing anaknya saat belajar di rumah, termasuk untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui aplikasi handphone.

Beruntung, di kampung ini ada yang peduli, meluangkan waktunya di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga untuk mengajari anak usia sekolah dasar, di rumahnya, sosok ini adalah Chusnur Rif'ah atau yang biasa dipanggil Bu Nanung.

Dikatakan, tak adanya tatap muka di sekolah memang agak mengganggu para siswa untuk belajar, metode daring tak membuat proses belajar mengajar berjalan baik, seperti sekolah tatap muka. 

Utamanya jika siswa-siswi harus mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR) dari gurunya, butuh pembimbing, lantaran tidak semua para orang tua mampu memandu anaknya belajar.

"Proses belajar di rumah ini berlangsung setiap hari, hari Senin sampai Sabtu, Minggu libur. Kita lakukan sejak ada wabah virus Corona karena, mereka tidak bisa belajar tatap muka di sekolah, melainkan dengan daring," kata Nanung, ditemui di rumahnya di Desa Boro RT 03, RW 01, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (20/1/2021)

Dia menyebut, dengan membawa handphone masing-masing anak-anak tetangga di desanya itu dengan bergantian menunjukkan PR yang harus dikerjakan, dan diberikan bimbingan soal petunjuk dan cara mengerjakannya.

"Anak-anak membawa Hp nya masing-masing untuk bisa melihat tugas yang diberikan dari gurunya, kemudian dikerjakan dan dipandu jika ada kesulitan," urainya. 

Ditanya soal kendala, Nanung yang berlatar belakang pendidikan Diploma (D3) Analis Medis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini menyebut, paket data internet menjadi kebutuhan utama, yang nyatanya tidak semua siswa-siswi ini hanphonenya selalu tersedia paket data. 

Menyiasati itu, dia pun merelakan menggunakan paket data dari handphone pribadinya, lantaran di rumahnya yang terletak di pojok sebelah barat desa tersebut juga belum terpasang jaringan internet.

"Tidak semua anak-anak ini dari keluarga mampu, paket data menjadi kendala, untuk itu saya berharap ada kepedulian dari pemerintah. Karena ini menyangkut keberlangsungan masa depan anak-anak, sebagai anak bangsa, utamanya soal penguasaan ilmu pengetahuan, jangan sampai mereka tertinggal," ucap ibu dua anak ini.

Aksi peduli yang dilakukan Nanung ini mendapat pujian para orang tua siswa, mereka bersyukur anaknya bisa mendapat bimbingan belajar di rumah Nanung, yang sehari-hari punya sampingan order menjahit, meski tidak banyak.

"Saya bersyukur ada Bu Nanung yang peduli dengan pendidikan anak-anak di desa ini, dengan memberikan bimbingan belajar. Terus terang, saya juga kesulitan memandu anak untuk belajar," kata Hani, orang tua Kheisa, siswi kelas 3 SD Muhammadiyah.

Sepakat dengan yang disampaikan Nanung, ibu paruhbaya itu mengaku ketersediaan paket data menjadi kendala, para orang tua tidak selalu tepat bisa membelikan paket data untuk keberlangsungan proses belajar secara mandiri ini. (tji/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru