Gubernur Jatim Khofifah ulas soal Halal Food (Foto:IN/tudji)

INFOnews.id | Gresik - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat memberi sambutan di Munas Tarjih Muhammadiyah ke XXXI yang mengusung tema "Mewujudkan Nilai Nilai KeIslaman yang Maju dan Mencerahkan" di Universitas Muhammadiyah Gresik.

Pihaknya berharap, di Munas yang dihadiri Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Dr Saad Ibrahim, dan diikuti secara virtual peserta lainnya di sejumlah daerah tersebut ikut mengurai dan membedah kehalalan makanan.

"Selama ini, Indonesia yang penduduknya mayoritas Muslim, tetapi soal kehalalan belum masuk peringkat 10 besar dunia," kata Gubernur Khofifah, Minggu (29/11/2020).

Dibarengi slide yang ditayangkan, mantan Menteri Sosial RI itu, sambil menunjukkan peta perbandingan sebaran penduduk Muslim di dunia dan Indonesia, dirinya ingin mengajak semua pihak memahami dan menangkap peluang yang ada.

"Berdasarkan data global population, warga di dunia 24 persen adalah beragama Islam. Artinya, kalau sekarang penduduk Islam terbesar di dunia ada di Indonesia, namun halal food Indonesia belum masuk 10 besar, ini yang harus dipikirkan," ujarnya.

Diharapkan, melalui Tarjih Muhammadiyah yang juga menghadirkan pembicara jarak jauh yakni, Prof Dr Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tasdjid PP Muhammadiyah, Yogyakarta. Para cendekia Muhammadiyah ikut melihat potensi penduduk di dunia, yang 24 persen beragama Islam.

"Dari peta tersebut, kita melihat 24 persen penduduk dunia beragama Islam, dan nilainya cukup signifikan. Pada tahun 2017, masih 200.107 biliun US dollar. Tapi di tahun 2023 nanti, nilainya mencapai 3.000 US Dollar,” ujarnya.

Dengan posisi tersebut, Munas Tarjih Muhammadiyah diharapkan berkenan untuk mengurai dan membedah beberapa item. Sementara, Di halal food, Indonesia belum masuk 10 besar. Untuk model and fashion, Indonesia masuk 2 besar. 

Gubernur Khofifah menguraikan, ada peluang-peluang besar yang bisa ditangkap, khususnya oleh para pelaku usaha dengan melihat komposisi dan kebutuhan umat Islam, kaitannya dengan kebutuhan produk-produk makanan halal.

"Ini peluang, untuk kita bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita, agar dapat menyeiringkan antara makanan halal dan sumber yang digunakan juga halal," katanya.

Kemudian diberikan contoh, dengan gambar komposisi kebutuhan tubuh manusia, di layar monitor. Antara menu makanan yang dikonsumsi dengan karakter perilaku.

"Karena itu akan membentuk bagaimana karakter ketika darah dan daging di dalam tubuh ini halal, sehat atau sebaliknya haram,” urainya.

Kembali ditegaskan, sampai sekarang Indonesia belum masuk di 10 besar penyuplai halal food di dunia. Ini peluang, dan pihaknya mengajak kekuatan Muhammadiyah menjadi pilot dari kelayakan pendidikan untuk membentuk bangunan karakter bangsa. Pun disarankan peluang tersebut bisa dibahas. 

Gubernur Khofifah juga memberikan ajakan, jangan segala sesuatu bergantung pada robot atau mesin dan lainnya.

"Jangan kita bergantung mesin, mesin yang harus bergantung pada manusia. Karena, harus ada sisi human didalamnya (mengoperasikannya). Akhlak ada di human, karakter ada di human, kearifan ada di human,” ucap Khofifah memberi penegasan, di acara yang digelar di Hall Sang Pencerah, lantai delapan itu. (tji)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru