Kabupaten Sidoarjo

INFONews.id | Sidoarjo - Ini bisa menjadi referensi untuk memahami Kabupaten Sidoarjo yang kita lihat saat ini, termasuk soal sejarah dan perjalanan pemerintahannya. Untuk diketahui Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112O5’ dan 112o9’ Bujur Timur dan antara 7o3’ dan 7o5’ Lintang Selatan ini, telah ada atau berdiri sejak 31 Januari tahun 1859.

Wilayah Kabupaten Sidoarjo, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, di bagian timur berbatasan dengan Selat Madura, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, serta Kabupaten Mojokerto di barat.

Karena posisinya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan masuk kawasan Gerbangkertosusila. Penduduk kabupaten ini berjumlah 2.266.533 jiwa pada tahun 2019.

Kabupaten Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda namanya Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya, dan dipimpin oleh seorang patih bernama R. NG. Djojohardjo dan dibantu oleh seorang Wedana bernama Bagus Ranuwiryo asal Kampung Pangabahan.

Tahun 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No.9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare atau Sidoarjo dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. R. Notopuro adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.

Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, kakak almarhum pada tahun 1863 diangkat menjadi bupati, yaitu R.T.A.A. Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan.

Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan menjabat sebagai Bupati, karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.

Pada masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942-15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu.
Awal Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong.

Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo pun jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo kemudian dipindahkan lagi ke daerah Jombang.

Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949.

Pada 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, termasuk daerah Delta Brantas ini juga kembali ke wilayah Republik Indonesia.

Pejabat yang pernah memimpin Sidoarjo

Ini nama-nama pejabat atau tokoh yang pernah memimpin Kabupaten Sidoarjo, mulai di jaman penjajahan hingga sekarang.

1.  R.A.A. Soejadi (1933-1949)

2.  R.Suriadi Kertosuprojo (1950-1958)

3.  A.Chudori Amir (1958–1959)

4. R.H.Samadikoen (1959–1964)

5. R.Soedarsono (1965–1975)

6. Soewandi (1975–1985)

7. Soegondo (1985–1990)

8. Edhi Sanyoto (1990–1995)

9. Soedjito (1995–2000)

10. Win Hendrarso-Saiful Ilah (2000–2010)

11. Saiful Ilah-Hadi Sutjipto (2010–2015)

12. Jonathan Judianto (Penjabat) (2015-2016)

13. Saiful Ilah-Nur Ahmad Syaifuddin (Februari 2016-Januari 2020)

14. Nur Ahmad Syaifuddin (Pelaksana Tugas) Januari 2020-Sekarang

Pilkada 2010

Data di KPU Kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2010 ada lima pasangan calon yang berlaga di perebutan calon kepala daerah atau bupati. 

1. Yuniwati Teryana-H Sarto, Parpol pengusung adalah Partai Demokrat dengan Perolehan suara 54.593 (7,23%)

2. Hj Emy Susanti-HM Khulaim Junaidi, Parpol pengusungnya Gerindra, PAN, Parpol Non-Parlemen. Dan perolehan suara sebanyak 82.918 (11,13%)

3. H Agung Subali-H Samsul Wahid, Parpol pengusung Independen dengan perolehan suara 24.247 (3,25%)

4. Bambang Prasetyo Widodo-Khoirul Huda,  Parpol pengusung PDIP, Golkar, dengan perolehan suara 132.977 (17,84%)

5. Saiful Ilah-Hadi Sutjipto,  Parpol pengusung PKB, dengan perolehan suara 450.586 (60,46%)

Pilkada 2015

1. MG Hadi Sutjipto-Abdul Kholiq , Parpol pengusung: PDIP, Demokrat, NasDem, PBB Perolehan suara: 192.414 (26,72%)

2. Utsman Ikhsan-Tan Mei Hwa, Parpol pengusung: Gerindra, PKS Perolehan suara: 64.375 (8,94%)

3. Saiful Ilah-Nur Achmad Syaifudin, Parpol pengusung: PKB, Perolehan suara: 424.611 (58,97%)

4. Warih Andono-Imam Sugiri, Parpol pengusung: Golkar, PAN dengan Perolehan suara: 38.664 (5,37%)

Di Pilkada Sidoarjo 2020 nanti, dimungkinkan muncul sejumlah nama dari berbagai latar belakang. Pastikan, anda mengikuti pemilihan kepada daerah untuk merubah dan menuju Kabupaten Sidoarjo menjadi lebih baik. (*)

 

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru