Inphoto/pool

Infonews.id | Surabaya -Sejumlah warung makanan dan warung kopi mengeluhkan dampak kebijakan social distance yang tidak diikuti solusi.

Mereka kini sambat sulitnya mencari makan dan usahanya terancam kolaps. Hal ini akibat patroli yang dilakukan oleh petugas gabungan ( polusi, TNI dan Dinkes ) yang bertujuan mengantisipasi penyebaran Covid-19 dengan cara melakukan pembubaran kerumunan massa, sehingga menjadikan pedagang kecil kalang kabut.

Seperti dituturkan Irma Riayati, pedagang kopi di kawasan Tambaksari, bahwa karena sepinya pembeli semalam ia hanya mendapatkan uang Rp. 10 ribu. Selain itu, pukul 21.00 Wib patroli polisi sudah mendatangi tempatnya berjualan dan memintanya untuk menutup warung.

Jika masih ada pembeli yang duduk juga disuruh pulang ke rumah. Bagi Irma Riyati, mereka memahami adanya pembatasan kerumunan massa dan jam berjualan. Karena pembatasan tersebut bertujuan menekan atau bahkan mengantisipasi penyebaran Covid-19.

“Tujuannya baik, kami tahu itu. Tetapi kalau tak berjualan dan orang yang beli diobrak disuruh pulang, kan ini bisa mematikan usaha saya,” ujarnya.

"Saya rugi, karena masakan yang jajakan makanan matang kecuali kopi dan teh,” lanjutnya.

Yang menjadi persoalan sekarang ini, bukan hanya pendapatannya yang jauh berkurang namun panti pijat "bu mamik" yang terletak di Jalan Bratang, Surabaya, Jatim tetap buka di tengah pandemi covid-19 atau virus corona.

Para terapis tampak duduk berjajar dalam showroom atau ruang kaca. Para terapis tidak memakai masker. Padahal pemerintah juga meminta masyarakat agar memakai masker agar terhindar dari virus corona.

Mereka duduk berdekatan antara terapis yang satu dengan lain. Artinya tidak ada jarak atau sosial distancing diantara mereka.

Para cewek muda berparas cantik itu sepertinya tak menghiraukan himbauan dari pemerintah. Padahal sebelumnya pemerintah menghimbau pada masyarakat agar menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran covid-19 atau virus corona.

"Tadi saya kesana, panti pijat bu Mamik buka. Para terapis yang duduk di sofa terlihat berdekatan tanpa menggunakan masker, sepertinya tidak ada social distancing.

Apakah mereka tidak tahu atau tidak himbauan dari pemerintah," terang salah satu pengunjung panti pijat Bu Mamik, JK, Selasa (14/4/2020).

Menurut salah satu pengunjung berinsial JK, seharusnya mereka memperhatikan dan menerapkan himbauan pemerintah terkait social distancing.

Apalagi di Surabaya tercatat ada 208 orang yang terkonfirmasi covid-19. Dirinya berharap para terapis tersebut bisa duduk dengan jaga jarak ketika di showroom, dan memakai masker. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Sebab virus corona sangat berbahaya.

Editor : Redaksi

Berita Terbaru