INFONews.id | Surabaya - Meski, ada himbauan di suasana pandemi Covid-19, tidak melakukan pengumpulan massa dalam jumlah besar, menjaga jarang aman guna mencegah penyebaran virus Corona, itu tak berlaku saat musim pendaftaran bakal calon kepala daerah. Di Surabaya misalnya, sesaat sebelum mengantar pasangan Eri Cahyadi-Armuji mendaftar ke kantor KPU Kota Surabaya hal itu tak berlaku. Ratusan orang kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tumplek blek tanpa menjaga jarak, mereka berkerumun di Jalan Stail, Surabaya, Jumat (4/9/2020).
Meski mengenakan masker, jaga jarak aman pasti tak bisa dilakukan. Pun yang di atas panggung, selain kedua pasangan serta Ketua Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DPP PDI Perjuangan Tri Rismaharini, kemudian juga Wisnu Sakti Buana, Ketua DPC Adi Sutarwiyono dan lainnya pun berdiri tanpa jarak.
Baca juga: Bambang Haryo Serukan Keluarga Besar Pemenangan BHS Menangkan Paslon yang Didukung Gerindra
Di sela memberikan sambutan mengantar pasangan yang dijagokan PDI Perjuangan mendaftar ke KPU Kota Surabaya, Tri Risma sempat mengingatkan, ajar tetap mengenakan masker dan menjaga jarak aman. Tujuannya jelas, agar menghindari penyebaran atau penularan virus Corona.
"Saya minta tetap jaga jarak aman, agar nanti tidak terjadi penyebaran atau penularan," kata Risma mengingatkan.
Dari pantauan media ini, massa partai, simpatisan dan anggota partai pendukung lainnya juga sama, berkerumun. Iring-ringan pejalan kaki dan juga terlihat Wisnu menunggang Kerbau membuat kerumunan yang tak bisa dihindarkan, berjubel tanpa jarak aman. Di kantor KPU Kota Surabaya di Jalan Adityawarman pun sama, kerumunan massa tak terhindar, suguhan musik pun mengundang kerumunan menikmati musik dengan berjoget ria, hingga prosesi pendaftaran selesai.
Khofifah: Risiko penularan menjadi sangat besar jika massa tumpah ruah saat pendaftaran
Terkait pandemi Covid-19 tak terkecuali di Surabaya, yang juga musim pendaftaran calon kepala daerah. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengingatkan agar semua pihak tetap mematuhi protokol kesehatan. Khofifah mengimbau kepada seluruh bakal calon kepala daerah agar tidak melakukan pelibatan massa secara besar dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
“Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini memang pelibatan massa perlu dipertimbangkan kembali. Risiko penularan menjadi sangat besar jika massa tumpah ruah saat pendaftaran karena dorongan semangat untuk menyukseskan,” urai Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jum’at (4/9/2020).
Kepada KPU dan Bawaslu Khofifah juga berpesan agar terus memantau update zonasi wilayahnya masing-masing. Tujuan untuk mengkordinasikan pelaksanaan pilkada serta menjaga keselamatan warga yang ingin memberikan suaranya.
Baca juga: Hasil Survei Pasangan Eri-Armuji dan Ahmad Dhani-Bayu Airlangga di Pilwali Surabaya 2024
“Zonasi-zonasi ini menjadi penting. Masing-masing Bawaslu dan KPUD Kab/Kota harus melakukan update mingguan untuk melihat apakah Kabupatennya ini zonanya kuning, hijau atau merah. Setelah itu cek kecamatan dan desanya. Bisa saja zonasi di kabupaten atau kota termasuk oranye atau merah tetapi kecamatannya hijau atau kuning, begitu pula desa dan kelurahannya,” tuturnya.
Kesiapan sistem dan tata cara Pilkada juga patut menjadi perhatian. Pelaksanaan Pilkada diharapkan tidak akan membuat kerumunan yang bisa membahayakan. Oleh sebab itu, fleksibilitas dari KPU dan Bawaslu pun memiliki peran penting untuk mengatur sirkulasi pemilih di TPS agar semua aman dan kondusif.
“Fleksibilitas waktu pemilihan pasti harus dikomunikasikan ke masyarakat. Pembagian waktu pemilihan itu saya mohon kepada seluruh jajaran Bawaslu dan KPU memberikan opsi jika jam yang ditentukan perlu disesuaikan akibat satu dan lain hal, tetapi jam berakhirnya masa pencoblosan tetap tidak berubah,” lanjutnya.
Khofifah mencontohkan, jika pada Pilkada sebelumnya waktu maksimal adalah jam 1, maka pada Pilkada kali ini, ditambah dengan pembagian tahapan guna menghindari penumpukan calon pemilih di dalam TPS. Maka dari itu, peran identifikasi oleh masing-masing TPS harus terus dijalankan.
Baca juga: Khofifah: Surabaya Tetap Jadi Barometer Kebangkitan Ekonomi di Jatim
Sementara, Khofifah mengaku optimis pelaksanaan Pilkada yang diikuti 19 Kab/Kota ini. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat bahwa capaian IDI (Indeks Demokrasi Indonesia) Jatim mengalami peningkatan sebesar 4,82 poin menjadi 77,68 dalam skala 0 sampai dengan 100. Dia menyebut, capaian ini menjadi sinyal bagus terselenggaranya pilkada serentak yang berkualitas, Desember mendatang.
“Kami meyakini dengan IDI yang meningkat, utamanya bagi lembaga politik, termasuk Kab/Kota akan menjadi menjadi modal sosial yang kuat berseiring dengan upaya TNI-Polri menjaga keamanan, ketertiban dan suasana masyarakat yang tetap kondusif,” ujarnya.
Guyup rukun dalam Pilkada Serentak di Jatim harus tercipta dan terjaga, agar semua tahapan pelaksanaan pilkada bisa berjalan aman, damai dan sejuk. Meski saat pandemi Covid-19 diharapkan partisipasi pemilih tetap tinggi dengan mengedepankan protokol kesehatan secara maksimal,” terangnya. (tji)
Editor : Redaksi