Mauritz Bernhard Pangkey: Pertandingan di Liga Askot diikuti sekitar 30 klub internal Askot di kelompok umur (KU) 13, KU-15 dan KU-17 (Foto: Askot)

Infonews.id | Surabaya - Ditandai dengan tendangan bola kickoff oleh Ketua Askot PSSI Surabaya di Stadion Kodam V Brawijaya, Liga Askot berlangsung meriah meski tanpa APBD dari Kota Surabaya, Sabtu (7/3/2020), pagi.

Gelaran 'kulit bundar' yang didukung oleh Parrot Chocolate, Le Minerale dan Bulls itu digeber serentak di 5 venue stadion, yakni di Stadion Kodam V, Lapangan Poral, Lapangan Jelidro, Lapangan Klakahrejo, dan di Lapangan PORRS.

Untuk diketahui, pertandingan di Liga Askot diikuti sekitar 30 klub internal askot di kelompok umur (KU) 13, KU-15 dan KU-17.

Sejumlah tim terbagi dalam beberapa grup, mulai Grup A hingga Grup E dengan lima hingga enam pertandingan di hari Sabtu dan Minggu yang bergulir pada 7 Maret hingga 31 Agustus 2020. 

Melihat sukses itu, Ketua Askot PSSI Surabaya, Mauritz Bernhard Pangkey gembira dan bersyukur Liga Askot terselenggara dengan kemasan baru dan lebih segar, modern juga kekinian.

"Ini berkat dukungan sponsor dan peserta yang mengikuti ketentuan, sehingga Liga Askot berjalan semarak dan menjadi pesta buat kalangan sepak bola akar rumput atau grassroot," kata Mauritz Bernhard Pangkey. 

Apalagi setiap pertandingan ditayangkan secara live youtube oleh tim siaran yang cukup mumpuni yakni SWA TV, dari Smekdors atau SMK dr. Soetomo.

“Masyarakat luas bisa menyaksikan, sekaligus memantau perkembangan permainan sepak bola anak-anak asal Surabaya,” ujar pria yang  akrab dengan sapaan Champ ini.

Dia mengakui, pihaknya dan juga panitia tidak mudah untuk mempersiapkan ajang tahunan ini. Guna mematangkan kompetisi yang pernah jadi awal karier pemain berlabel Timnas Indonesia seperti M Supriadi, Koko Ari, dan Rizky Ridho ini, panitia terpaksa harus ‘berjibaku' untuk urusan pemenuhan pendanaan. 

Sebagai nakhoda Askot PSSI Surabaya, Champ sangat menyayangkan tidak adanya bantuan atau dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, misalnya melalui anggaran pembinaan yang lazim disalurkan untuk pembinaan olah raga. 

Dia menyebut, sudah tiga tahun terakhir Askot PSSI Surabaya bergerak mandiri dengan menggalang sponsor.

“Kami tidak tahu kenapa tidak dapat support dari Dispora Pemkot Surabaya. Semoga ajang tahun ini bisa menjadi perhatian mereka,” ujar Ketua umum PS (Persatuan Sepakbola) Maesa ini.

Namun, dengan tekad yang kuat, meski tanpa uluran bantuan dari Pemkot Surabaya, Liga Askot Surabaya 2020  bisa bergulir mandiri dengan cara patungan dari anggota, selain didapat dari sponsor.

Menurutnya, pemerintah daerah bisa ikut memberi dukungan, mengacu dari Instruksi Presiden (Inpres) nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional.

“Karena tidak ada dukungan dari pemda (Pemkot Surabaya), kami dari Askot bergerak ke sana-sini untuk mencari sponsor. Syukurlah kami dapat dana untuk menggulirkan liga ini,” pungkasnya.

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru