Partai NasDem Gelar Ramah Tamah dengan Media di Surabaya (Foto: tudji)

Infonews.id | Surabaya - Omnibus Law menjadi bahasan diantara sederet pertanyaan yang terlontar dari para jurnalis yang hadir di 'Ramah Tamah NasDem Bersama Media' di Hotel Mercure Surabaya, Sabtu (7/3/2020).

Seperti yang menjadi kekhawatiran utamanya para buruh, rencana Undang-undang Omnibus Law yang masih menjadi pembahasan, dikhawatirkan akan merugikan pekerja serta menghilangkan hak-hak buruh.

Menjawab pertanyaan itu, wakil rakyat dari Partai NasDem yang hadir di acara itu memberikan penjelasan, termasuk munculnya spanduk provokasi berisi penolakan, yang terpasang di Jakarta. 

Dengan terpampang gambar Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

"Kita akan ambil langkah hukum, karena itu jelas provokasi dan akan kita telusuri siapa yang melakukannya," kata Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya.

Willy kemudian menjelaskan Partai NasDem sangat intens, mengawal rancangan Omnibus Law, sejak awal pembahasan, hingga saat ini.

Dia menyebut, tidak mungkin partainya yang memasang spanduk itu.

"Sejak awal Partai NasDem intens mengawal rancangan draf Omnibus Law. Sampeyan bisa cek, ombak di fraksi partai lain, dan Partai NasDem lah yang pasang badan terdepan untuk Omnibus Law. Jadi tidak mungkin itu dilakukan partai kami," ucapnya. 

Dikatakan, spanduk bertuliskan kalimat penolakan dan hujatan itu terpasang di Jakarta, kalau di tempat lain dipastikan tidak ada.

"Spanduk itu di Jakarta, kalau di Surabaya tidak mungkin, karena masyarakatnya sejuk," kata dia. 

Masih kata Willy, Fraksi Partai NasDem di DPR selalu didepan mendukung pembahasan Omnibus Law.

Dia juga mengkhawatirkan jika ada pihak yang mencoba mengadu domba antara NasDem dengan Jokowi. Dan, pelakunya adalah pengecut. Ingin menolak tetapi menggunakan pihak lain.

Willy menerangkan bukan materinya benar atau salah yang menjadi persoalan. Sikap menolak atau mendukung sesuatu adalah biasa sesuai asas demokrasi. "Mencatut nama pihak lain untuk menyatakan sikap itulah yang menjadi soal utamanya," tegasnya.

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru