Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono (IN/PHOTO: TUDJI)

SURABAYA, iNFONews ID – Antisipasi ancaman Bencana Hidrometeorologi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) bergerak cepat, melalui BNPB, BMKG dan BPBD Jatim melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Menabur 1 ton garam dapur (NaCl) atau kalsium klorida (CaCl2) di langit perairan Madura. Menggunakan pesawat Cesna Karavan 208B, dari Bandara Juanda, Sidoarjo. Hasilnya, mengurangi dampak cuaca ekstrem atau hujan dengan intensitas tinggi yang diprediksi terjadi dalam sepekan ke depan.

Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono pun memuji keberhasilan OMC yang dilakukan di wilayah Jatim.

"Kesiapsiagaan dan penggunaan teknologi (TMC) punya peran penting. Kita lihat, hari ini panas bukan karena memang panas, tidak. Itu karena dibuatkan modifikasi cuaca , sesuai permintaan kami (Provinsi Jatim) kepada BNPB," kata Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono di Surabaya, Kamis (19/12/2024).

Dengan menaburkan garam NaCl, bertujuan memindahkan awan, sehingga hujan yang seharusnya turun bisa dipindahkan ke laut.

"Hari ini yang seharusnya hujan, tapi hari ini tidak, karena kami ingin yang kemarin terendam sekarang tidak. Dengan cara itu maka teman-teman bisa konsen dengan kesiapsiagaan lagi. Jadi penggunaan teknologi itu penting," urainya, sambil mengingatkan TMC (teknologi modifikasi cuaca) tidak dilakukan lama.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna mengantisipasi curah hujan tinggi itu dimulai Rabu (18/12) pukul 20.50 WIB menggunakan pesawat Cesna Caravan 208B dengan nomor registrasi PK-SNN. Sebanyak 1 ton garam dapur (NaCl) atau kalsium klorida (CaCl2) ditebar di langit perairan Madura. Pesawat diberangkatkan dari Bandara Juanda, Sidoarjo.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, bersama Kepala Stasiun BMKG Juanda, Taufiq Hermawan langsung memantau OMC di Posko BMKG Juanda, Sidoarjo.

"Di hari pertama, OMC dilakukan satu sortie. Rencananya, kegiatan OMC dilakukan selama lima hari," kata Gatot.

Lanjut Gatot, tujuannya mampu mengurangi dampak cuaca ekstrem hujan intensitas tinggi yang diperkirakan melanda Jatim.

Taufiq Hermawan menjelaskan, BMKG mendukung penuh operasi itu dengan data perkembangan potensi awan yang bergerak menuju daratan Jawa Timur. Potensi awan tersebut menjadi sasaran penyemaian garam yang ditebar dari atas pesawat.

Dijelaskan, mengacu data di Posko BMKG Juanda, OMC dapat dilakukan lima hingga enam sortie dalam sehari, dengan durasi setiap sortie sekitar 1,5 hingga 2 jam, termasuk pada malam hari.

"Dengan teknologi ini (TMC), intensitas hujan bisa dikendalikan sehingga hujan tidak turun terlalu deras di daratan Jawa Timur. Tujuannya, diharapkan dapat mencegah banjir dan bencana lainnya yang menyertai. (inf/tji/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru