pelaksana Program Kampung Iklim (ProKlim) terima penghargaan dari Menteri KLHK (IN/PHOTO: Ldii)

JAKARTA, iNFONews.ID - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali memberikan penghargaan bagi pelaksana Program Kampung Iklim (ProKlim). Pemberian penghargaan dilakukan langsung oleh Menteri LHK Siti Nurbaya di puncak Festival LIKE 2, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (9/8/2024).

Tahun ini KLHK membagi dalam dua kategori nominasi yaitu ProKlim Lestari dan ProKlim Utama.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, Program Kampung Iklim (ProKlim) sangat penting dalam memperlambat perubahan iklim. Ia mengatakan, salah satu faktor perubahan iklim adalah banyaknya gas emisi yang dilepaskan ke lapisan atmosfer. Hal inilah yang membuat bumi makin terasa panas.

“Ini kemudian kaitannya dengan panas dan situasi atmosfer yang berubah karena akibat tadi ya (perubahan iklim). Kenapa itu terjadi? Karena ada industri yang terus-terusan memberi emisi dan sebagainya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, ProKlim bukan sekadar tempat konservasi iklim. Lebih lanjut, ia menegaskan, ProKlim adalah upaya memperlambat perubahan iklim yang menjadi tanggung jawab bersama, “Program kampung iklim sudah dimulai sejak 2011, maka pada tahun 2022-2023 kami bisa mengatakan bahwa ini bukan hanya soal satu lokasi. Tapi ini adalah persoalan secara keseluruhan permukaan bumi, istilahnya lapisan biosfer dan sampai atmosfer itu adalah persoalannya,” jelas Menteri LHK itu.

Untuk diketahui, kategori ProKlim ditetapkan berdasarkan nilai akhir yang merupakan hasil perhitungan nilai komponen kegiatan adaptasi, mitigasi dan dukungan keberlanjutan. Salah satu Kampung ProKlim yang mendapat penghargaan adalah Padukuhan Sangurejo, Sleman, D.I Yogyakarta dan Kelurahan Banjar Sugihan, Tandes, Surabaya.

Ketua Proklim Sangurejo, M. Chairul Huda merasa senang bisa meraih perhargaan dalam Kategori Kampung Proklim Utama. “Semua ini berkat kerja sama antara warga dan pemerintah setempat, baik itu pemerintah desa, pemerintah kapanewon, maupun di tingkat kabupaten, khususnya di Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kami sekali lagi mengucapkan terima kasih dan merasa sangat bangga dengan prestasi ini,” ujar Chairul.

Chairul yang juga warga LDII itu juga bersyukur mendapat pendampingan dari anggota Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Kurniawan dan Dosen Kehutanan Universitas Gajah Mada sekaligus pengurus Departemen Litbang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Lisdal) DPP LDII Atus Syahbudin. Penghargaan itu diperoleh karena setiap elemen di Padukuhan Sangurejo bergerak bersama.

“Alhamdulillah, semua elemen masyarakat Sangurejo dan mitra-mitra pendamping bekerja sama dengan baik, seperti gerakan pramuka Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN), LDII, Asosiasi Eco-printer Indonesia (AEPI) DIY, Sekolah Vokasi dan Fakultas Kehutanan UGM, P3E Jawa, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Satuan Karya (Saka) Wanabakti, Kalpataru, Pariwisata, dan Bahari, serta Komisi Dakwah MUI DIY dan Kanwil Kemenag DIY. Kebetulan saya sebagai ketua Proklim, termasuk salah satu yang menginisiasi Proklim Sangurejo, dan LDII berperan penting dalam hal ini,” ujar Guru SDN Karangmloko 2 Sleman, D.I Yogyakarta itu.

Ia menegaskan, pihaknya tidak berpuas diri dengan perhargaan itu. Ia akan terus meningkatkan kontribusinya, sehingga beberapa tahun ke depan bisa mendapat perhargaan kategori ProKlim Lestari. Di sisi lain, program lingkungan merupakan program prioritas LDII sejak Rakernas 2018.

“Langkah berikutnya, tentunya ini selaras dengan apa yang digaungkan oleh LDII dalam delapan program pengabdian masyarakat. Kami akan terus bekerja sama untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran tentang perlunya menjaga bumi agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut. Di Padukuhan Sangurejo, kami berusaha agar “kiamat” tidak terjadi lebih cepat,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya berkomitmen menjaga semangat untuk peduli lingkungan dan kesadarannya. “Kami optimis bahwa dalam dua tahun ke depan, Insya Allah, kami akan melaju untuk menjadi Proklim Lestari. Kami akan membina padukuhan lain sehingga mereka juga bisa menjadi Proklim, dan akhirnya mendapatkan pengakuan untuk maju ke program Lestari. Ini sudah menjadi agenda kami ke depan,” tutupnya.

Sementara, Pendamping Kampung ProKlim dan Urban Farming Kecamatan Tandes yang sekaligus Anggota Biro Lisdal DPW Jatim Agus Yudianto mengatakan, Kelurahan Banjar Sugihan tahun ini mendapat penghargaan kategori Kampung ProKlim Lestari. “Ini merupakan kebanggaan tersendiri setelah dua tahun, sejak 2021, kami memperoleh Program Utama. Dan tahun ini, kami berhasil meraih Program Lestari,” ujarnya.

Ketua PC LDII Tandes itu berharap, akan bermunculan kampung ProKlim baru di Kota Surabaya. Ia juga mendorong warga LDII untuk berpartisipasi dalam menyukseskan ProKlim di wilayahnya masing-masing. “Kami berharap setiap anggota LDII dapat berkontribusi secara langsung dan nyata, mengingat masih banyak potensi yang belum terekspos. Momentum di bulan Agustus ini adalah kesempatan yang baik untuk lebih menggaungkan kepedulian lingkungan,” pungkasnya, dikutip dari ldii.or.id. (inf/net/red)

 

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru