Petani Jember Panen Jagung Kering 35 Ton
JEMBER, iNFONews.ID - Petani Jember sukses panen jagung kering sebanyak 35 ton, pada Kamis (14/03/2024).
Jagung tersebut dipanen dari lahan seluas 8,9 hektar, hasil pengembangan wakaf produktif YDSF atau Yayasan Dana Sosial al Falah di Dusun Batu Ampar, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Hasil panen raya itu langsung dirasakan oleh Komunitas Tani Mandiri yang menjadi binaan YDSF. Mereka pun tidak bingung untuk menjualnya karena hasil panennya langsung dibeli oleh perusahaan pembenihan di Jember.
Direktur Utama YDSF Jauhari Sani bersyukur usahanya membuahkan hasil dan para petani mendapat keuntungan dari lahan kosong yang tidak diberdayakan.
"Dari sembilan petani ini telah terhimpun 8,9 hektare yang menjadi area kawasan pemberdayaan kita. Kami berharap ke depan ini menjadi sebuah pilot project dan akan terus diperluas manfaatnya di banyak keluarga petani,” terangnya.
Jauhari menjelaskan, program itu terlaksana karena adanya sinergi beberapa pihak, seperti PT Benih Citra Asia sebagai pembeli, PTPN XII, dan warga desa setempat.
Proses penanaman jagung dilakukan dimulai bulan Desember 2023 lalu dengan memanfaatkan lahan kosong yang selama ini tidak terpakai milik PT Perkebunan Nusantara XII.
Menurutnya Jagung yang dibudidayakan petani di Batu Ampar merupakan jenis pembibitan dan harganya pun tidak mengikuti harga pasar. Kesepakatan harga telah ditentukan saat kontrak awal sebelum tanam dilakukan.
Harga jagung hasil panen di petani dikisaran harga Rp4000 per kilogram dan merupakan harga jagung rata-rata yang ada di kabupaten Jember.
“Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih kepada donatur dan wakif yang mendukung program wakaf produktif YDSF ini,” ujarnya.
Sementara itu, Alfa (47) salah seorang petani binaan YDSF mengatakan gembira dengan hasil panen jagung itu. Menurutnya, meskipun terkena kendala saat pertama kali menanam karena cuaca, namun usahanya untuk merawat tanaman masih ada hasil.
“Terima kasih semuanya yang telah membantu kami dengan program ini. Insya Allah kami akan lebih semangat lagi untuk meningkatkan produksi jagung ke depannya,” ucapnya.
Kementerian Agama Kabupaten Jember bidang Pemberdayaan Zakat dan Wakaf yang turut hadir dalam panen raya itu juga mengapresiasi program yang dijalankan oleh YDSF melalui pengembangan wakaf produktif.
Bahkan, mereka meminta program tersebut dikembangkan ke daerah-daerah lain sekitar Jember, seperti Bondowoso hingga Banyuwangi.
“Program bagus ini. Kami ingin program kolaborasi antara YDSF dan masyarakat sekitar tidak hanya dilakukan di Silo saja. Tetapi bisa lintas daerah, seperti di Bondowoso dan Banyuwangi agar manfaatnya makin dirasakan oleh banyak petani pelosok,” kata Cecep Hendrik Adiatna, perwakilan Kemenag Jember.
Editor : Alim Kusuma