Ilustrasi nikel. INPhoto/Dok Antam

SURABAYA, iNFONews.ID – Indonesia kini berada di puncak sebagai produsen nikel terbesar di dunia, memainkan peran kunci dalam perdagangan nikel global.

Hal ini semakin penting seiring dengan upaya global untuk beralih ke kendaraan listrik, yang membutuhkan nikel sebagai bahan bakunya.

Menurut Nickel Institute, nikel lebih keras dibandingkan besi, berwarna putih keperakan, dan berkilau. Sebagai komponen utama dalam pembuatan baja tahan karat dan logam baterai, permintaan nikel terus meningkat di berbagai belahan dunia.

Hingga saat ini, nikel yang tersebar di seluruh dunia mencapai hampir 350 juta ton. Meski hampir 80 persen telah ditambang dan diekstraksi selama tiga dekade terakhir, cadangan dan sumber daya nikel terus bertambah.

Nikel menjadi komoditas tambang yang semakin diminati seiring dengan perkembangan kendaraan listrik. Banyak pabrik dan negara yang membutuhkan nikel sebagai salah satu komponen baterai kendaraan listrik.

Berdasarkan data dari United States Geological Survey (USGS), Indonesia juga memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yaitu 55 juta metrik ton pada tahun 2023.

Selain sebagai produsen unggulan, Indonesia juga kaya akan komoditas pertambangan lainnya, seperti emas, timah, batu bara, dan nikel. Australia berada di posisi kedua dengan cadangan nikel sebanyak 24 juta metrik ton.

USGS juga mencatat bahwa Indonesia telah memproduksi 1,8 juta metrik ton nikel, berkontribusi 50 persen terhadap total produksi nikel global. Produksi nikel pada tahun 2023 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022, mencapai 3,6 juta metrik ton.

Negara lain yang menjadi produsen nikel termasuk Filipina dengan produksi sebesar 330 ribu metrik ton, Rusia dengan 220 ribu metrik ton, dan negara-negara lainnya seperti Kaledonia Baru, Australia, Kanada, Cina, dan Brasil dengan produksi terendah sebesar 89 ribu metrik ton.

Reporter : Patrick Cahyo Lumintu

Editor : Alim Kusuma

Berita Terbaru