INFOnews.id | Ponorogo - Memasuki tahun politik, banyak perwakilan perempuan yang mengisi posisi sebagai calon legislator maupun calon senator. Tak terkecuali di Jawa Timur, di provinsi dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak kedua secara nasional, yakni sejumlah 31.402.838.

Menyikapi hal tersebut, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) PC PMII Ponorogo menggelar talkshow bertema “KOPRI Berdikari Membangun Negeri”.

“Sebagai bagian integral dari PMII, KOPRI memiliki peran strategis dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritas, khususnya kaum perempuan. Dan sebagai bentuk mendukung penguatan peran perempuan, maka kami melangsungkan talkshow bertema “KOPRI Berdikari Membangun Negeri”. Sekaligus, sebagai Hari Lahir (Harlah) KOPRI yang ke-56 tahun,” terang Lisa Kusuma Wardani, Ketua Kopri Ponorogo, Kamis (27/11/2023).

Acara talkshow itu pun lancar dan sukses, digelar di Aula Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Ponorogo. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berkesempatan sebagai pembuka acara.

Sementara, narasumber yang dihadirkan adalah Dr. Lia Istifhama (Aktivis NU), Lutfiana Dwi Mayasari (Akademisi), dan Marji Nurcahyo (Bawaslu Ponorogo), dengan moderator Fitriyani Syahriyah.

Di kesempatan itu, Ning Lia menjelaskan tentang Peran CANTIK Perempuan dalam Politik.

“Perempuan penting sekali memiliki kesadaran peran, yang mana salah satu ruangnya adalah politik praktis. Terlebih di Jawa Timur, yang mana DPT-nya separuh lebih sedikit, yaitu 15.873.241 adalah perempuan. Dan peran politik disini, bisa dibentuk dengan strategi cantik, yaitu cerdas, inovatif, kreatif,” terangnya.

Keponakan Khofifah tersebut juga menerangkan bahwa cantik secara fisik, bersifat relatif. “Kalau bicara cantik secara fisik, sangat relatif dan berbeda setiap pandangan orang.

Namun cantik secara inner beauty, itu yang bisa dimaknai sama oleh banyak orang. Bahwa cantik disini adalah kecerdasan dan keberanian mengambil peran. Pun dalam politik, makna cantik jangan terjebak secara fisik karena beauty privilige itu bukan alasan pokok perempuan maju dalam politik.”

Di akhir, ia juga berpesan pentingnya strategi berperan dengan memiliki ‘Inside’, yaitu identity, soft skill, dedication. Sedangkan Lutfiana yang merupakan dosen di IAIN Ponorogo menjelaskan tentang Arah Gerak Perempuan dalam Mewujudkan Perempuan Berdaya.

“Dalam memahami arah gerak perempuan, maka penting bagi kita mengetahui histori kiprah gerakan perempuan dari masa ke masa. Sekaligus tantangan yang dihadapi. Sebagai contoh KOPRI, dalam sejarahnya untuk membangun kualitas kaum perempuan di negeri ini, apa saja tantangannya."

“Yang terpenting, kaum perempuan jangan hanya eksis dalam gerakan saja, namun juga harus membangun sinergitas agar agenda pengarusutamaan gender menjadi sebuah gerakan kolektif bersama untuk mencapai satu tujuan.”

Narasumber lainnya, yaitu Kang Marji yang merupakan Komisioner Bawaslu Ponorogo, menjelaskan terkait Pentingnya Perempuan dalam Lingkaran Politik. “Sekarang semakin banyak kaum perempuan yang mendominasi perpolitikan.

Terlebih Jawa Timur yang gubernurnya adalah perempuan. Ini potret yang harus didukung oleh sesama perempuan. Perempuan harus semakin maju ke depan dalam menguatkan kiprah di tengah publik,” tandasnya. (inf/rls/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru