Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto (Foto: IN/ist)

INFOnews.id | Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berpeluang menjajaki kerjasama dengan IA-CEPA ECP Katalis yang berasal dari Australia. Rencananya, Jatim akan melakukan ekspor di sektor holtikultura, yakni buah manggis dan kakao. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri Katalis Roadshow A Conversation With Katalis di four points by Sheraton, Rabu, (10/8/2022).

IA-CEPA ECP Katalis (Katalis) adalah program pengembangan perdagangan dan investasi unik yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia.

Didirikan di bawah Program Kerjasama Ekonomi dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Australia (IA-CEPA ECP). Katalis memiliki tujuan untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi yang memberikan keuntungan bagi kedua negara serta mampu mengubah strategi bussiness-first menjadi aksi.

Bersama IA-CEPA Katalis, Jatim berpeluang mengekspor komoditi di sektor holtikultura dengan Pemerintah Australia. Disampaikan Wagub Emil, ada lima tropical fruit potensial yang sedang dipelajari agar bisa masuk ke pasar Australia. Saat ini, Jatim sendiri sedang mempelajari persyaratan, aturan maupun akses pasarnya.

"Alhamdulillah dari kelima tropical fruit dimulai dari manggis dan kakao. Keduanya membuka peluang studi agar Jatim bisa mendongkrak ekspor," kata Emil.

Menurutnya, Manggis dan Kakao sangat berpotensi dan secara teknis masih dalam proses pengkajian studi. Artinya, melihat proses penanganan dan melihat kandungan apa yang boleh dan tidak boleh dari buah manggis oleh para pakar.

"Setelah dari hasil pengkajian, nantinya para pakar akan memberi rekomendasi sehingga masyarakat mengetahui mengapa sementara ini manggis belum bisa masuk Australia," ujarnya.

Emil mengaku, peluang kerjasama di sektor holtikultura sangat terbuka. Selain Sumber Daya Alam yang cukup, Katalis mau membuka diri terhadap Jatim untuk melangsungkan studi secara khusus terkait komoditi manggis melalui forum semacam ini.

"Jadi, nanti akan kita identifikasi dan matangkan untuk sentra-sentranya agar manggis bisa menjadi buah tropis yang bisa kita ekspor ke Australia," tuturnya.

Lebih lanjut, Emil mengatakan rencana kerjasama di sektor holtikultura, yakni buah manggis harus dilakukan secara step by step. Tujuannya, membuka komoditi lain apabila berpotensi dilakukan ekspor ke Australia.

"Apabila studi manggis sudah bisa, maka untuk komoditi yang lain misalnya buah naga tidak sekompleks di awal. Sebab di awal ini kami babat alas. Walaupun beda komoditas tapi beberapa metodologi bisa diulang dan itu lebih mudah," jelasnya.

Sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja 2022 dan sebagai lanjutan dari strategi 2021, keterlibatan di tingkat sub-nasional diharapkan dapat membawa program ini melampaui batas hingga ke daerah melalui jaringan Konsulat Jendral Australia, Pemerintah Daerah serta mitra industri yang relevan di tingkat sub-nasional.

"Saya harap, strategi ini bisa memberikan manfaat dan peluang bagi kedua negara serta tidak hanya mencerminkan luasnya peluang komersial antara Indonesia dan Australia, tetapi juga memperluas audiens secara keseluruhan," tandas Emil.

Emil menambahkan, kegiatan yang terselenggara juga menjadi ajang silaturahim antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Australia sebagai sister provinsi.

"Saya berharap melalui acara ini, dapat saling bersinergi dalam pengembangan kapasitas, pembangunan serta pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan kedua negara pasca Pandemi Covid-19," pungkasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Duta Besar Indonesia untuk Australia Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo, Konsulat Jenderal Australia untuk Indonesia Fiona Hoggart, Director Katalis Paul Barlett, Portal Manager Katalis Claire Ormerod, Lead Adviser Skills of Katalis Clarice Campbell, Lead Adviser Skills Market Integration of Katalis Brian Ramsay. (inf/rls/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru