Naskah Kuno Digital Bisa Dilihat di Disperpusip Jatim
INFOnews.id | Surabaya - Pastinya, banyak yang sudah mengetahui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jawa Timur, adalah pusatnya berbagai jenis buku yang bisa diakses oleh masyarakat. Baik untuk di baca di rumah atau di tempat tersebut.
Di lantai dua, juga disediakan ruang baca yang tenang dan nyaman bagi pengunjung. Seiring dengan perkembangan teknologi, untuk dapat menikmati buku dari instansi tersebut, selain bisa datang langsung, juga bisa dengan layanan online, antar ke tujuan.
Untuk diketahui, Disperpusip Jawa Timur dalam pemenuhan atau menjaga keberadaan buku-buku kuno atau sangat lawas juga dilakukan dengan digital.
Di tempat itu, kini banyak tersadur dan disajikan buku-buku atau naskah kuno asli, dalam bentuk digital. Tepatnya, di Portal Pojok Naskah Kuno Digital.
"Kita (Disperpusip) Jatim ini terus melakukan alih media yakni naskah-naskah kuno ke bentuk digital. Salah satu tujuannya adalah menyelamatkan keberadaan naskah kuno, yang kemudian disajikan ke dalam bentuk digital. Karena, saking lawasnya buku-buku penting tersebut tidak mungkin disajikan dalam bentuk fisik aslinya, karena kertasnya sudah banyak yang rapuh," urai Wempi Roberto Goa, Kasi Akuisisi dan Alih Media Bahan Pustaka, Bidang DAPP, Disperpusip Jawa Timur, kepada Infonews saat bertandang ke tempat itu, Kamis (14/4/2022).
Wempi menyebut, alih media naskah-naskah kuno terus dilakukan guna menyelamatkan keberadaan buku-buku atau naskah kuno langkah.
Sementara, buku-buku atau naskah kuno yang sudah tersalin ke digital, kemudian diberikan tempat khusus agar awet di tempatnya. Tentu juga dibarengi identifikasi atau penggolongan sesuai jenis dan karakter kandungan isinya.
Ditambahkan, jika masyarakat memiliki atau menemukan buku-buku atau naskah kuno yang dimungkinkan tidak bisa lagi tersaji dalam bentuk asli fisik kertasnya, bisa menghubungi Disperpusip Jawa Timur, untuk dilakukan proses digitalisasi, dilakukan oleh tenaga-tenaga yang trampil.
"Jadi naskah kuno yang ada di masyarakat, kita identifikasi kemudian kita alih media ke bentuk digital. Sementara, yang aslinya masih dimungkinkan tersimpan di tempatnya masing-masing dengan kita siapkan tempat untuk melindungi," urainya.
Prosesnya, lanjut Wempi, buku atau naskah-naskah kuno yang didapati lebih dulu dibersihkan. Dipastikan urutannya tetap utuh, kemudian dilakukan scanning menggunakan peralatan khusus, dan tersaji ke bentuk digital.
"Tujuannya, selain menyelamatkan buku atau naskah kuno, ini juga menambah koleksi buku yang ada di Perpustakaan milik Pemprov Jawa Timur ini. Selanjutnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan," urainya sambil menunjukkan saduran berbagai naskah kuno dalam bentuk digital yang sudah tersaji.
Komitmen Perpustakaan Jawa Timur ini terus fokus menelusuri dan melakukan alih media naskah atau buku kuno. Termasuk tulisan-tulisan para ulama dan kiai di jamannya, agar tidak lenyap karena kertasnya usang dan hancur di makan usia.
Untuk berburu buku-buku atau naskah kuno, pihaknya mendatangi sejumlah pesantren. Langkah itu, disebutkan mendapat sambutan positif yang dipahami merupakan upaya penyelamatan naskah kuno, termasuk yang dimiliki oleh pesantren-pesantren di Jawa Timur.
"Buku atau naskah-naskah kuno yang kita dapati pastinya adalah warisan berharga untuk generasi mendatang, karena kandungan atau isinya. Ini tugas kita menyelamatkan dari kepunahan," sambungnya.
Dari catatan yang ada, hingga triwulan pertama tahun 2022, ada sebanyak 28 naskah kuno milik sejumlah pondok pesantren yang telah dilakukan alih bentuk ke digital.
Diakui masih banyak pondok pesantren yang belum didatangi, meski begitu pihaknya komitmen untuk terus mencari dan melakukan penyelamatan naskah kuno, untuk dilestarikan keberadaannya.
"Kita juga bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional, karena Perpustakaan Nasional juga punya kegiatan yang sama untuk alih media," tambahnya.
Amanat UU No 43 Tahun 2007, Tentang Perpustakaan
Mengacu ketentuan undang-undang tersebut, (Disperpusip) Jawa Timur, berupaya terus memenuhi ketercukupan koleksi buku. Itu, seperti tertuang di dalam ketentuan UNESCO, bahwa minimal 3 buku untuk kebutuhan 1 orang. Diakui di Perpustakaan Jawa Timur masih jauh dari ideal, untuk ketersediaan jumlah.
Jumlah koleksi buku yang dimiliki Perpustakaan Jawa Timur, saat ini sebanyak 150 ribuan judul. Artinya, keberadaan satu buku ditunggu oleh 270 an orang.
Guna menambah jumlah koleksinya, Perpustakaan Jawa Timur terus melakukan upaya meningkatkan jumlah. Diantaranya, selain dengan pembelian atau pengadaan juga dilakukan alih media (ke digital) untuk buku atau naskah-naskah kuno. (inf/tji/red)
Editor : Tudji Martudji