PLTU Paiton Dukung Pembangunan Hunian Warga Terdampak Erupsi Semeru
INFOnews.id | Probolinggo - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Probolinggo melalui PJB UBJOM Paiton, turut berkontribusi di pembangunan rumah hunian sementara (Huntara) dan rumah hunian tetap (Huntap) untuk warga terdampak guguran awan panas Gunung Semeru di Lumajang, yang di bangun pemerintah. Diantaranya, dengan betonisasi atau pengerasan jalan dengan memanfaatkan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA).
Kebutuhan Huntara dan Huntap yang akan dibangun jumlahnya 2 ribu unit rumah. Dengan ukuran rumah Huntara 4.8 m x 6 m, dan untuk Huntap 6 x 6m. Di bangun di tanah ukuran 10×14 meter, untuk setiap kepala keluarga.
Seiring dengan itu, inovasi yang juga dibarengi hasil uji laboratorium menghasilkan produk paving blok berbahan baku FABA, yang diharapkan bisa menyokong suksesnya pembangunan.
Yang dalam sebuah kesempatan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut hunian tersebut bisa di tempati sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Dengan memanfaatkan FABA, yang merupakan sisa hasil produksi pengolahan yang menghasilkan energi listrik di PLTU Paiton. Pemanfaatan FABA untuk pengerasan jalan, pembuatan paving blok dan lainnya di pembangunan hunian warga terdampak itu disampaikan oleh Supervisor Lingkungan PJB UBJOM PLTU Paiton, Abdul Aziz saat memberikan penjelasannya.
"Sudah dilakukan MoU untuk pemanfaatan FABA, termasuk dipakai pengerasan jalan di perkampungan warga, di desa sekitar," kata Abdul Aziz, Jumat, (4/2/2022).
Paving blok FABA sebelumnya juga sudah dibuktikan kekuatan dan kegunaan dalam program 'PLN Peduli Rumah Lestari' dengan dibangunnya rumah contoh di Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipuro, Paiton, Probolinggo. Bahkan, dinobatkan sebagai meraih Juara II Lomba Desain Rumah Sehat Terjangkau dan Ramah Lingkungan pada 2021.
Untuk diketahui, sesuai regulasi baru Undang-Undang Cipta Kerja, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, FABA tidak lagi masuk kategori limbah berbahaya (B3).
Dari catatan, setiap tahun perusahaan itu menghasilkan FABA 110 ribu ton atau rata-rata 350 ton setiap hari. Di tempat tersebut terdapat dua unit kerja, pertama Unit Pembangkitan Paiton sebagai pengelola PLTU Unit 1 dan Unit 2. Serta, UPT PJB Unit Bisnis Jasa O&M Paiton sebagai pengelola PLTU Unit 9, penghasil energi listrik dengan kapasitas 4.700 MW.
"Posisi strategis ini, yakni pengolahan untuk ketersediaan energi listrik Jawa-Bali, menghasilkan hasil olahan material yakni FABA," ujar Agus, yang kemudian memaparkan FABA, serta pengolahannya yang kini membawa manfaat, di depan wartawan Pokja EKBIS yang hadir di lokasi dalam program 'PJB Media Day 2022'.
Dilandasi bekal penelitian dan mencermati nilai manfaat, FABA terus diseriusi oleh PJB Paiton. Diantaranya, menjadi paving blok dan bisa dipakai untuk apa saja. Termasuk, telah dibangunnya rumah berbahan FABA, jalan, landasan dasar bangunan apapun.
Misalnya, telah terbangun rumah berbahan FABA di Desa Kampung Baru, Binor. Di lokasi penampungan FABA, disebutkan sedikitnya bisa dalam sehari bisa diproduksi paving blok sebanyak 400 pcs.
"Produksi ini disalurkan ke lokasi-lokasi binaan CSR perusahaan," terang Aprilia, staf lingkungan yang juga mengawasi pembuatan paving blok.
Sebelumnya, Fly Ash memang masuk list limbah B3. Dengan mengacu PP No 22 Tahun 2021 FABA keluar dari daftar limbah berbahaya.
"Ini menjadi peluang bagi kita semua untuk bisa memanfaatkan Fly Ash membawa manfaat termasuk untuk masyarakat," terang Agus.
FABA adalah hasil proses produksi penghasil energi listrik dari bahan dasar yakni batu bara.
"Setiap tahunnya kurang lebih sekitar 100-110 ribu ton kami hasilkan Fly Ash dan Bottom Ash. Jadi kurang lebih setiap harinya itu menghasilkan 350-an ton per harinya," jelasnya.
Bahan FABA yang sangat melimpah, dan dibangunnya rumah berbahan hasil produksi listrik itu, bisa diedukasikan ke masyarakat untuk terbentuknya rumah murah, dengan bahan baku yang kuat.
Supervisor Lingkungan PJB UBJOM PLTU Paiton, Abdul Aziz membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan salah satu hasil pemanfaatan material FABA adalah prototype bangunan Rumah Lestari.
Hunian seluas 100 meter persegi Type 40 ini berlokasi di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Mayoritas material bangunan menggunakan bata interlock, paving dan urukan berbahan dasar Fly Ash Bottom Ash. Dengan rincian bahan pemadatan lahan uruk sekitar 8 ton.
Dan, 60 persen bata interlock berasal dari material FABA. Kemudian paving block dan beton sloof.
"Pemanfaatan FABA di rumah ini sekitar 40 ton," katanya.
Penggunaan bata interlock pada Rumah Lestari merupakan proyek percontohan karena belum banyak digunakan. Aziz menargetkan penyerapan manfaat FABA sebanyak mungkin.
Fly Ash yang beterbangun dikumpulkan oleh alat bernama Electro Static Precipitator (ESP) agar tidak menjadi pencemar bagi lingkungan.
Sehari, PJB PLTU Paiton menghasilkan 300-400 ton FABA dengan perkiraan kemampuan produksi material harian bisa tersedia material untuk 10 unit rumah. Material FABA juga dimanfaatkan pabrik semen untuk campuran dan ready mix used. Dan, untuk internal dipakai dalam bentuk batako. (inf/tji/red)
Editor : Tudji Martudji