IPEMI Surakarta Sumbang Masker ke Pemprov Jatim
INFONews.id | Surabaya - Peduli untuk ikut mempercepat penanganan Covid-19 di Jawa Timur, Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Surakarta datang ke Gedung Negara Grahadi di Surabaya, dan menyumbangkan 20.100 masker kepada Pemprov Jatim. Sumbangan masker tersebut, rinciannya ada sebanyak 13 ribu masker kain dengan kategori anti bakteri dan bisa dipakai selama 6 hingga 8 jam. Kemudian, sebanyak 2.100 biji masker Seri N-95 dan 5.000 masker KN-95, total nilainya mencapai Rp300 juta.
Saat ditanya kenapa bantuan ditujukan ke Pemprov Jatim, kepada wartawan Ipemi menyebut sengaja dipilih Provinsi Jatim, menurutnya lantaran di Jatim masih tinggi kasus penularan virus Covid-19. "Untuk kota/kabupaten di Jawa Tengah termasuk Solo sudah dilakukan. Dan, untuk Jatim Insyaallah penanganannya sudah bagus, tetapi memang kasusnya (kalau dari medsos) ya masih tinggi. Dan, karena Ipemi ini geraknya secara nasional, juga lintas provinsi serta sudah ke 11 negara," ujar Ketua Ipemi Surakarta Atik, Selasa (22/9/2020).
Kemudian, DR Lala mengaku tidak ada kesulitan mendatangkan masker medis dari luar negeri karena, pihaknya memiliki koneksi di dunia kesehatan internasional. “Kami juga mendapat informasi dari teman-teman di tingkat internasioanl jenis-jenis masker yang aman untuk para dokter. Dan, kebetulan yang kami donasikan hari ini yang 5 ply dan merupakan produk terbaru dan maskernya lembut. Tigkat kenyamanannya luar biasa untuk tenaga medis dan bisa dipakai di kisaran 6-8 jam,” jelas anggota Ipemi, DR Lala Cantiq.
Dirinya juga mengaku bersyukur bisa diterima langsung Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi.
"Alhamdulillah bisa diterima langsung Ibu Gubernur Jatim Khofifah, dan tepat dua minggu dari kedatangan kita yang pertama sekarang bisa terealisasi kami mensupport Provinsi Jatim,” tambah DR Lala.
Pihaknya kemudian mengungkapkan pemakaian masker scuba yang dianggap tidak direkomendasikan untuk dipakai di masyarakat. “Alasannya, karena masker scuba itu sangat tipis bahkan untuk deoplet bisa keluar dan itu sangat tidak menjamin kesehatan bagi masyarakat,” tegasnya.
Menurutnya, rekomendasi yang lebih baik memakai masker kain anti bakterial yang berisi 3 ply, atau jika terpaksa memakai jenis scuba hendaknya dilapisi dengan tissue atau memakai masker lain atau di rangkap dengan masker scuba.
Perempuan itu juga mengungkapkan sangat terbantu dengan wartawan terkait sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan, termasuk mencegah penularan Covid-19. “Saya sendiri mungkin tidak bisa mempromosikan, namun dengan peran teman-teman media kita bisa sampaikan bahwa masker scuba itu tingkat keamanannya sangat rendah. Maka ketika masyarakat sudah tahu, hendaknya memakai masker yang benar,” ujar dosen di Surakarta ini. (tji)
Editor : Redaksi