Black Brothers Lahir di Angkasa Indah Jayapura


Grup Band Legendaris Black Brothers lahir dari sebuah rumah di Kawasan Angkasa Indah Jayapura Utara (Foto: IN/kabarportnumbay.net)

INFOnews.id | Surabaya - Mungkin diantara kita banyak yang belum tahu kalau Grup Band Legendaris Black Brothers lahir dari sebuah rumah di Kawasan Angkasa Indah Jayapura Utara yang sejuk dengan panorama nan indah permai.

Adalah Andy Ayamiseba sang Manajer lah yang mengumpulkan dan mereka satu atap dirumahnya di Jalan Lembah bersebelahan dengan rumah sang Bapak Dirk Ayamiseba, mantan Ketua DPR Pertama Irian Barat (sekarang Papua). Tepatnya berdampingan dengan Hotel Diah Graha, saat ini.

Baca juga: 2 Pilihan Kue Khas Timur Indonesia untuk Buka Puasa

Black Brothers awalnya bernama Band PDK karena mereka menggunakan alat band milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sekitar tahun 1974 yang difasilitasi oleh Thobias Gebze ayah dari Guitaris Air Mood & Abresso Band dan Christ Gebze yang kemudian disekitar tahun 80-an menjabat sebagai Bupati Merauke.

Mereka, biasanya latihan di garasi mobil dan aula yang membatasi rumah Andy Ayamiseba dan rumah bapaknya Dirk Ayamiseba.

Selain Hengky MS (lead guitar) yang berasdal dari Sulawesi Utara, Benny “Tek Ben” Betay (bass) blasteran Tonghoa-Wondama, Yochie Patipeluhu (keyboard) orang Ambon yang orang tuanya sejak jaman pendudukan Belanda berdiam di Papua.

Konon Yochie sendiri lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Enarotali, Paniai. Serta Drumer Steve Mambor asli Papua, Wondama-Serui. Andy Ayamiseba juga mengumpulkan sejumlah artis tenar Papua saat itu, seperti Corry Rumbino (ibu dari Frans “Sisir” Rumbino), Ricky Hay, Marthen Messeth serta Musa Fakdawer (ayah dari Albert Fakdawer -AFI).

Mereka, bersama-sama dengan para penari lainnya di antar jemput oleh kendaraan milik beliau. Pada waktu itu Andy Ayamiseba adalah pengusah muda yang sukses selain memiliki beberapa perusahan diantaranya Travel Bureau Triton, Irjaco Real Estate dan lainnya, latar belakangnya sebagai pemain band saat masih di SMA dulu.

Sosok itu, disebutkan sangat care terhadap perkembangan seni musik di Papua. Untuk diketahui taksi-taksi Combinya pada waktu itu diberi nama Lady Jane (Rolling Stone), Lady Madonna (The Beatles) menggambarkan betapa cintanya pada musik.

Gagal memperoleh ijin Tour Pasifik Selatan. Andy Ayamiseba menjual mobil sedan Premiere (warna merah) guna membiayai Black Brother berangkat ke Jakarta.

"Oh ya, setelah pakai nama Band PDK kemudian berganti nama menjadi Iriantos Primitif dan kemudian menjadi Black Brothers seperti yang kita kenal kini," seperti dikutip dari kabarportnumbay.net.

Disebutkan, lagu-lagu Black Brothers bukan saja tetap abadi di hati orang Papua.Tapi juga di kalangan etnis Batak, misalnya biasa dinyanyikan di Lapo-Lapo sekitar Terminal Pasar Senen dan Terminal lainnya di Jakarta, sampai saat ini.

Itulah sekelumit kisah tentang perjalanan Black Brothers yang lahir di Angkasa Indah. Angkasa Indah yang dilukiskan betapa indahnya di lagu “Jayapura di Waktu Malam” keindahannya kini semakin pudar, disebut sumber Pustaka Anak Papua. (inf/net/red)

Editor : Tudji Martudji

Photo
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru