INFOnews.id | Surabaya - Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia menyumbangkan 1500 kompor gas untuk warga pengungsi guguran awan Gunung Semeru, Lumajang. Bantuan tersebut diserahkan melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan diterima oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis (6/1/2022), sore.
Dian Juliantine didampingi Henry Samuel Tanuwijaya, Neny Tjuan, dan Kartono yang mewakili komunitas itu mengatakan, bantuan yang diberikan wujud kebersamaan dan ingin meringankan beban antar sesama warga Jatim.
Baca juga: Peduli Semeru, KBRSP dan Warga RW02 Jepara-Bubutan Kirim Bantuan
Kompor gas beserta regulator dan perlengkapannya itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan di keluarga, yang akibat bencana tersebut, tak punya apa-apa yang tersisa.
Sebelumnya, komunitas itu menyebut juga pernah mengirimkan bantuan logistik makanan, APD dan peralatan higienis.
"Banyak saudara-saudara kita yang dilanda beban (musibah) kondisinya sangat berat akibat erupsi Gunung Semeru. Semoga bantuan ini bisa membantu meringankan kebutuhan mereka," kata Dian Juliantine.
Usai menerima secara simbolis, Gubernur Khofifah mengatakan akan segera meneruskannya kepada perwakilan Pemerintah Kabupaten Lumajang.
"Semoga bisa dimanfaatkan segera pada saat huntara (hunian sementara) jadi, bantuan kompor ini siap digunakan," ujar Khofifah, yang didampingi Plt Sekda Prov, Kadinsos, Kalaksa BPBD, Perwakilan Pemkab Lumajang, dan staf lainnya.
Kompor, dipastikan sangat dibutuhkan, apalagi tidak lama lagi warga pengungsi menempati hunian sementara (huntara) yang mulai dikerjakan, di Candipuro berjumlah 1500 unit.
Baca juga: DHD 45 PPM Kirim Bantuan untuk Warga Terdampak Erupsi Semeru
Gubernur Khofifah menyampaikan prosesnya paling lambat dalam dua bulan, huntara bisa dihuni. Setelahnya, saat bangunan hunian tetap (huntap) selesai dibangun, huntara bisa difungsikan menjadi bagian dapur.
"Jadi bangunan tidak ada yang mubazir, bisa dipakai untuk dapur," terang mantan Menteri Sosial itu, dihadapan wartawan.
Ditambahkan, kegotong royongan sangat diperlukan, termasuk kepada pengungsi di Lumajang. Pasca peristiwa bencana, mereka para pengungsi bergantung pada dapur umum yang setiap hari menyiapkan menu makanan, di Desa Candipuro.
Sebelumnya, Khofifah juga melihat langsung dapur umum dan memastikan menu yang diolah memenuhi kelayakan kesehatan, higienis dan memenuhi standar gizi, termasuk juga menu untuk anak-anak dan lansia.
Baca juga: Pastikan Kebutuhan Gizi Anak dan Balita Pengungsi Semeru Terpenuhi
Keberadaan dapur umum dikelola Dinas Sosial Provinsi Jatim. Proses pengolahan bahan makanan dikerjakan oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan relawan.
Saat berkunjung dan melihat dapur umum Gubernur Khofifah ditemani Kadinsos M Alwi dan Kadindik M Wahid sempat mencicipi makanan olahan dari dapur umum.
Dapur umum dikerjakan oleh Tagana Lumajang dan Provinsi Jatim, dan relawan secara terjadwal bergantian. Mereka mampu menyiapkan 3 ribu nasi bungkus untuk memenuhi kebutuhan 3 kali makan bagi warga pengungsi. (inf/tji/red)
Editor : Redaksi