Stimulan Perbaikan Rumah Rusak tahap empat untuk warga terdampak Gempa di Cianjur (IN/Photo: Humas BNPB)

CIANJUR, INFONews.ID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memberikan bantuan dana stimulan perbaikan rumah rusak tahap empat terminal pertama kepada warga terdampak gempa Cianjur di Pancaniti, Komplek Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (7/6/2024).

Pemberian ini melanjutkan pemberian bagi warga Cianjur yang terdampak gempa yang terjadi pada 21 November 2022 yang lalu, yang mana sebelumnya BNPB telah memberikan dana setimulan sebanyak III tahap dengan total rumah sejumlah 62.105 unit. Sedangkan untuk tahap IV ini direncanakan sebanyak 36.285 rumah yang masuk dalam pendataan akan diberikan bantuan stimulan, pada termin I ini akan diberikan untuk perbaikan 1.107 unit rumah.

Kepala BNPB saat berdiskusi dengan masyarakat mengatakan, percepatan penanganan pascagempa ini sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo kepada BNPB agar penanganan pascabencana dapat ditangani dengan cepat.

"Keberadaan saya hari ini atas perintah Presiden Jokowi yang selalu memonitor, menanyakan dan memberikan arahan, agar terkait kepentingan rakyat apalagi masyarakat terdampak pascabencana, (penanganannya) merupakan sesuatu yang harus diutamakan," kata Suharyanto.

"Hari ini kurang lebih 1.100 (rumah) tahap (termin) pertama, nanti sampaikan pada saudara, tetangga, teman - temannya yang belum hadir, jangan khawatir pokoknya yang masuk pendataan kalau sudah benar namanya pasti dapat," imbuhnya.

Suharyanto menjelaskan, dampak gempa yang terjadi hampir dua tahun lalu itu, sebabkan kerugian hampir 5 triliun rupiah, namun sekarang perbaikan di segala sektor sudah hampir selesai.

"Akibat gempa 21 November 2022 itu negara harus mengeluarkan hampir 5 triliun," ungkap Suharyanto.

Progres perbaikan pascabencana ini tidak lepas dari apiknya kolaborasi pentaheliks dari semua kalangan, sehingga membuat penanganan lebih tepat dan cepat.

"Secara umum kerusakan rumah masyarakat terdampak gempabumi di Cianjur 21 November 2022 sudah selesai diperbaiki, tentu saja insfrastukrtur yang lain (seperti) sekolah, kantor pemerintahan dan masjid relatif sudah selesa," tuturnya.

"Alhamdulilah kerjasama semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, relawan dan semua organisasi - organisasi yang terlibat, bersatu padu dan tidak sampai 2 tahun, telah terlihat hasilnya program rehabilitasi rekonstruksi pascabencana gempabumi di Cianjur," jelasnya.

*Perbaiki Rumah Sesuai Ketentuan*

Suharyanto turut berpesan kepada masyarakat, agar dana yang diberikan hanya digunakan untuk membangun dan memperbaiki kembali rumah yang telah rusak akibat gempa, baik yang dilakukan secara mandiri maupun melalui aplikator yang disediakan.

"Masih dibolehkan membangun secara mandiri, jangan sampai yang mandiri tidak mengikut ketentuan. Maksudnya uang 60 juta tapi dibangun hanya jadi 30 juta dan sisanya dipakai macam - macam, tapi nanti ditanya - tanya dan diperiksa. Namanya uang dari pemerintah pasti harus akuntabel, semua harus bisa dipertanggungjawabkan," ucap Suharyanto.

"Tolong yang bangun mandiri atau sendiri, wujudkan rumah yang terbaik, jadikan yang bagus," tegasnya.

Sementara itu yang dibangunkan oleh aplikator, agar masyarakat dapat mengawasi dan juga melaporkan kepada pihak yang berwajib jika dirasa ada kejanggalan dalam pembuatannya.

"Yang rumah (dibangun) dengan pihak ke 3, kalau sudah dibangunkan oleh aplikator dan kontraktor, coba dilihat, kalau belum selesai jangan dibayar dulu, di sini ada aparat hukum laporkan ke Polres, sehingga bantuan pemerintah ini betul - betul tepat sasaran dan untuk membantu bapak ibu sekalian, membantu perbaikan rumah, bukan yang lain," tambah Suharyanto.

Suharyanto tak lupa mengingatkan kepada warga dan juga pemerintah daerah setempat untuk tetap meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur.

"Mohon waspada, tetap meningkatkan kesiapsiagaan karena kita hidup di tanah yang subur, di tanah yang kaya tapi di sisi lain kita hidup di tempat yg bencananya beraneka ragam," pungkas Suharyanto. (inf/rls/red)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru