Generasi Z di Era Digital. IN/PHOTO : Istock

SURABAYA, iNFONews.ID - Generasi Z, yang sering diidentifikasi sebagai kelompok yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, terus menarik perhatian para peneliti dan pengamat sosial.

Diketahui bahwa generasi ini telah tumbuh dalam era digital yang semakin terhubung, memberikan perspektif unik terhadap kehidupan, nilai, dan tujuan mereka.

Menanggapi tren ini, sesuai penelitian yang dilakukan oleh @intuit, sebuah perusahaan keuangan Amerika, sebagai bagian dari Studi Indeks Kemakmuran, tiga perempat responden Gen Z memprioritaskan peningkatan kualitas hidup mereka daripada mengumpulkan dana tambahan di rekening bank mereka.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa 40% individu Gen Z lebih cenderung berinvestasi dalam hobi dan pengeluaran diskresioner dibandingkan dengan rekan-rekan Gen X dan boomer mereka.

Pergeseran perilaku ini dapat diberi label sebagai 'soft saving,' menyoroti fokus pada pertumbuhan dan kesejahteraan mental daripada semata-mata pada keamanan finansial atau kemakmuran masa depan. Soft saving melibatkan mengalokasikan lebih sedikit uang untuk kebutuhan masa depan dan lebih banyak untuk kesenangan langsung.

Latar belakang mengapa banyak dari Generasi Z mulai mengadopsi prinsip soft saving. Soft saving menekankan pada pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan mental daripada kecemasan terhadap keamanan finansial atau status di masa depan.

Pilihan antara memprioritaskan kualitas hidup dibandingkan kesehatan finansial jangka panjang merupakan pilihan pribadi, dan semuanya bergantung pada nilai dan keadaan masing-masing individu,” kata Bola Sokunbi, pendiri Clever Girl Finance, dikutip dari CNET, Selasa (5/3/2024).

Soft saving merupakan bagian dari konsep "soft living," sebuah gaya hidup yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan, penetapan batasan, dan pergeseran dari budaya kerja yang sibuk dan tradisional.

Dalam Prosperity Index Study yang dilakukan oleh Intuit, Gen Z memimpin tren ini. Mereka memiliki pendekatan yang lebih lembut terhadap kehidupan dan keuangan. Menurut penelitian, 3 dari 4 Gen Z mengatakan mereka lebih memilih kualitas hidup yang lebih baik daripada uang ekstra di bank.

Dikutip Consumer Affairs, gen Z memiliki daya beli 86 persen lebih rendah dibandingkan generasi Baby Boomers di usia 20-an. Namun ketidakpastian ekonomi tidak hanya memengaruhi cara kita membelanjakan uang, menabung, dan berinvestasi saat ini.

 

Reporter : Patrik Cahyo Lumintu

Editor : Alim Kusuma

Berita Terbaru