Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin Belajar Menenun Songket
INFOnews.id | Lombok - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Elestianto melakukan peninjauan langsung ke UMKM tenun dan industri kreatif di wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023).
Dalam kunjungan kerja yang berlangsung dua hari, 18-19 Desember 2023, Ketua Dekranasda bersama rombongan mengunjungi beberapa titik UMKM diantaranya adalah IKM Aldis Songket, UKM tas kresek bekas Ayiba Craft serta sentra kerajinan mutiara.
Tiba di IKM Aldis Songket, Ketua Dekranasda Jatim disambut oleh perwakilan Dinas Perindustrian NTB, Lalu Efendi Hidayat beserta para penenun tradisional. Arumi sempat meminta para penenun untuk mengajarinya membuat motif songket ala Lombok.
Dengan perlahan dan teliti, setiap benang ditenunnya membentuk sebuah pola yang indah.
"Ini namanya songket godogan. Ternyata susah juga buatnya. Butuh kesabaran dan ketelitian," kata Arumi sembari menenun.
Berkaitan dengan tenun, Arumi menyampaikan, Jatim juga memiliki kerajinan tenun. Namun pola pembentukan motif dan pewarnaannya masih perlu ditingkatkan lagi.
"Sebenarnya di Jatim ada tenun yang bagus tapi karakteristiknya berbeda dengan di NTB. Di sini kita mungkin belajar dari pewarnaan dan mengikat pola. Karena mereka kompleks sekali untuk motif," katanya.
"Mudah-mudahan hal-hal yang bagus bisa kita pick up di sini dan aplikasikan di Jawa Timur. Karena di sini pewarnaannya juga sudah bervariatif. Jadi kita tukaran knowledge, kami ingin exchange dari tradisional ke atbm sehingga bisa mengefisienkan pembuatan, satu bulan produksinya bisa 4 kali," urainya.
Arumi juga menyebut dengan berkunjung langsung ke pengrajin dan rumah produksi, banyak sekali pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung dari kain tenun yang ia dapatkan. Mengetahui nilai sejarah, filosofi dari tenun, songket, corak dan motif dari sebuah kain dapat menjadi nilai tambah tersendiri bagi penggunanya.
"Ketika berkunjung seperti ini, menjadi satu pengalaman yang bisa menceritakan banyak sejarah dan nilai di balik kain tenun atau songketnya itu sendiri," akunya.
Selain mengunjungi pelaku UMKM, Ketua Dekranasda Jatim juga menyempatkan waktu mengunjungi desa adat Sade. Di wilayah ini, terdapat begitu banyak motif kain songket yang dipajang. Menariknya, di desa ini bagi wanita yang tidak bisa menenun tidak akan diperbolehkan untuk kawin. Sehingga mayoritas wanita Sade, sejak usia 9-10 tahun telah diajarkan untuk menenun.
"Di sini, anak-anak usia 9 tahun sudah bisa menenun. Nah ini yang sementara kami cari formulasi untuk Jatim. Karena untuk tenun sendiri di Jatim masih bersifat volunteer," katanya.
"Tapi memang sekarang di SMK-SMK sudah diajarkan, mudah-mudahan hal yang baik di sini juga bisa kita terapkan di Jatim," tambahnya. (inf/rls/red)
Editor : Tudji Martudji