Pesta Demokrasi Dalam Bingkai Fotografi Jurnalistik
Pesta Demokrasi Dalam Bingkai Fotografi Jurnalistik
Oleh : Ali Masduki /Wartwan Foto Surabaya
Fotografi sebagai salah satu alat komunikasi, saat ini sudah menjadi sebuah kebutuhan utama dalam membangun citra. Apalagi di zaman yang katanya sudah memasuki era disrupsi, sebuah fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia maya. Kehadiran gambar menjadi tolak ukur atas klaim kebenaran informasi yang berantai di media sosial.
"No Photo Hoax". Barangkali guyonan ala millenial itu cukup menjadi alasan bahwa karya foto menjawab atas "ketidakpastian". Hanya saja, siapa yang menyajikan karya foto juga perlu dipastikan. Apakah juru foto menghadirkan foto yang orisinil atau sudah dimasak dengan penuh kepalsuan diruang editing.
Dalam konteks pesta demokrasi atau perhelatan pemilihan umum, fotografi memiliki banyak fungsi. Foto biasanya dimanfaatkan salah satu calon dalam membangun pencitraan untuk merebut hati masyarakat. Baik melalui baliho yang dipajang disetiap ruas jalan, media sosial, hingga iklan pada media konvensional.
Bagi penyelenggara pemilu, seperti KPU, Bawaslu, Panwaslu, PPK, hingga saksi-saksi yang dipasang oleh kandidat disetiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), fotografi menjadi satu alat bukti kuat proses pelaksanaan hingga perolehan suara. Bukti foto-foto itu untuk menghindari adanya penyelewengan atau berubahnya perolehan rekapitulasi suara.
Lantas bagaimana pewarta foto membingkai pesta demokrasi itu menjadi karya foto jurnalistik?
Seorang pewarta foto tentu sudah memahami tentang sebuah kejujuran dalam menjalankan tugas hingga menyajikan karyanya. Hal itu untuk menjaga marwah jurnalistik yang sampai saat ini masih menjadi rujukan masyarakat dalam memperoleh infomasi. Foto jurnalistik hadir sebagai kontrol, informasi, edukasi dan hiburan bagi khalayak pembaca
Bagi pewarta foto, pesta demokrasi merupakan agenda negara yang cukup mendapat atensi. Keterlibatan negara dan seluruh masyarakat dari proses persiapan, pelaksanaan hingga keputusan pemenang, selalu menjadi sorotan ditengah-tengah gemuruh massa pendukung. Hasil pemilu, siapa yang terpilih juga menjadi tolak ukur sebuah kemajuan wilayah tersebut.
Kehadiran karya foto jurnalistik yang membingkai setiap tahapan proses pemilu, bukan hanya mejadi pelengkap berita. Setiap gambar yang hadir bersamaan (foto jurnalistik), selain menjadi informasi kongkrit juga bisa menjadi kontrol bagi pelaksana pemilu (KPU). Foto, menjadi bukti bahwa pelaksana pemilu sudah menjalankan tugasnya, atau apabila ada proses yang kurang tepat, foto cukup membuktikan bahwa ada yang perlu di evalusi oleh publik.
Sebagai contoh, seandainya ada TPS yang tanpa melakukan pemilihan sekalipun, tapi dilaporkan ada hasil rekapitulasi suara seolah-olah pemilik hak suara sudah menggunakan haknya, foto cukup massif membuktikan penyelewengan tersebut. Sebaliknya, potret antusiasme masyarakat menyambut pesta demokrasi juga menjadi berita foto yang mengedukasi. "Inilah yang dinamakan pesta", karena demokrasi milik kita semua.
Memotret Pemilu
Biasanya pewarta foto memilih kegiatan-kegiatan penting dalam tahapan pemilu. Tahapan itu mulai dari inovasi penyelenggara pemilu, diumumkannya kandidat oleh KPU, pengambilan nomor urut, deklarasi damai, persiapan perangkat pemilu (kotak suara, surat suara, pengiriman logistik), kampanye calon, debat kandidat, persiapan pengamanan pemilu, pembersihan atribut dihari tenang kampanye, pelaksanaan pemilu (TPS unik, pemilih unik, penghitungan suara), hingga pengumunan pemenang oleh penyelenggara pemilu.
Dinamika pemilu seperti aksi protes hasil pemilu, saling lapor dugaan pelanggaran dan proses peradilan sengketa pemilu juga penting bagi pewarta foto. Klimaks dari foto proses demokrasi adalah dilantiknya pemenang pemilu.
Apakah tugas pewarta foto selesai disana? Jawabannya adalah tidak. Pewarta foto tidak akan melepas begitu saja kemenangan kandidat pemilu. Janji-janji politik terutama dalam konteks isu-isu sosial akan terus dipantau. Potret kemiskinan, pelayanan publik maupun keberhasilan menjadi bidikan kamera.
Bagaimana dengan anda.....?
Yuk angkat gawai, sebarkan potret semangat demokrasi melalui kanal-kanal pribadi anda.
Salam Demokrasi!
(Disampaikan dalam Sosialisasi Pemilih Muda dan Pameran Foto dalam Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Surabaya Tahun 2020, di STIE Perbanas Surabaya).
Editor : Redaksi