Suasana dialog interaktif di tengah Festival Pasar Rakyat di Alun-alun Trenggalek, beberapa waktu lalu. (Foto: IN/ist)

INFOnews.id | Trenggalek - Seperti diketahui, PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) hingga saat ini belum menjalankan aktivitas produksi/eksploitasi tambang emas di Kabupaten Trenggalek akibat gelombang penolakan dari masyarakat. Bahkan, orang nomer satu di Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, dengan tegas menolak rencana eksploitasi tambang emas di wilayahnya oleh PT SMN.

Bupati yang akrab disapa Gus Ipin tersebut menegaskan bahwa rencana pembukaan areal tambang emas tidak sesuai dengan visi dan misi dan programnya, yakni menjadikan Trenggalek Meroket, artinya maju ekonomi rakyatnya, orang-orangnya kreatif, dan ekosistemnya terjaga.

"Lebih baik memilih mengelola "emas hijau" (hutan) dan "emas biru" (laut) ketimbang mempertaruhkan keseimbangan lingkungan dan pranata sosial untuk kepentingan korporasi tambang emas di daerahnya," katanya beberapa waktu lalu.

Senada dengannya, para aktivis lingkungan, seperti WALI, menolak tegas rencana aktivitas penambangan. Tak terkecuali tokoh muda Trenggalek, Agus M. Izuddin Zakki (Gus Zakki).

Ketua PC GP Ansor Trenggalek tersebut bahkan secara tegas mengajak masyarakat untuk tetap mempedulikan ekosistem alam Trenggalek.

"Segala aktivitas yang berpotensi menyebabkan kerusakan alam dan membahayakan lingkaran hidup masyarakat, harus secara tegas dilawan. Hal ini tak lain demi kelangsungan masa depan anak cucu kita sendiri, terutama bumi Trenggalek," terangnya, melalui seluler, Minggu (10/9/2022).

Gus Zakki menambahkan bahwa pihaknya rutin melakukan kegiatan sosialisasi di tengah masyarakat sebagai bentuk upaya persuasif menjaga ekosistem alam di Trenggalek.

"Kami dari Ansor rutin melakukan sosialisasi besama berbagai pihak yang memiliki kepedulian sama pada alam, untuk bersama-sama turun ke masyarakat. Diantaranya di desa sumber bening 5 September kemarin. Bersama Aliansi Rakyat Trenggalek, mas Rere (Fanni Tri Jambore) dari WALHI, Ki Bagus Adikusuma dari Jatam (Jaringan Advokasi Tambang) dan Taufikurrahim dari LBH Surabaya, kami menghadiri acara rembug warga yang mana Lurah dan Ketua Karang Taruna Sumber Bening satu visi dengan kami, yaitu mengingatkan warga atas dampak kerusakan alam akibat aktivitas tambang emas."

Lebih lanjut, Gus Zakki menekankan dampak utama lainnya atas aktivitas tambang, yaitu hilangnya sumber air, terutama pada masyarakat sekitar lokasi tambang.

Sebelumnya, penolakan tambang emas pun menggema di tengah acara dialog interaktif yang terselenggara pada Festival Pasar Rakyat Hari Jadi Trenggalek (23/8/2022) lalu.

Saat itu, selain Gus Zakki, beberapa nama aktivis yang hadir, antara lain: Trigus (Pemuda Muhammadiyah), Jhe Mukti (Aliansi Rakyat Trenggalek), Lia Istifhama (Perempuan Tani HKTI Jatim), Ulfa (Fatayat NU), Eko Margono (Kelompok Masyarakat Pengawas), dan Atok (Ansor Trenggalek, pemerhati lingkungan Munjungan). (inf/rls/lia)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru