Whisnu Sakti Buana. INPhoto/Pool

INFONews.id I Surabaya - Tanggal 1 Juni merupakan momen dimana bangsa Indonesia menentukan taringnya sebagai negara yang tidak bergantung pada negara manapun, khususnya dalam menentukan arah bangsa. Yakni ditetapkannya Hari Lahir Pancasila.

Ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila karena pada tanggal tersebut kata Pancasila pertama kali diucapkan oleh Bung Karno di sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Menurut Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Timur, Whisnu Sakti Buana, sebagai sebuah ideologi, Pancasila sudah membawa budaya sebagai identitas negara.

Whisnu meyakini, kelima sila yang dikembangkan oleh pendiri bangsa terus bertahan menjadi ideologi utama rakyat Indonesia.

"Pancasila sudah menjadi rumah kita yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Insya Allah sampai akhir zaman," kata Whisnu, (31/5/2022).

Dengan perbedaan budaya dan adat, kondisi tersebut dikatakan WS (Whisnu Sakti) bukan menjadi jurang pemisah antar kultur dan etnik.

"Semua menyatu, tidak ada lagi dikotomi dalam kehidupan masyarakat," imbuhnya.

"Tinggal bagaimana saat ini, pengaplikasian bisa menguat sampai pada lintas usia. Maksudnya, nilai-nilai Pancasila bisa terlaksana untuk generasi muda sekarang," tambah mantan Walikota Surabaya ini.

Dikatakan Alumnus ITS ini, Pancasila menjadi sebuah ideologi yang bermutu tinggi dan terbagi menjadi tiga dimensi.

Salah satunya, Dimensi Realistis. "Yaitu penjabaran dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat realistis dalam pengaplikasian disetiap kehidupan masyarakat," terang WS.

Ditengah gempuran asing mulai dari fashion, makanan hingga budaya sudah menggerus kondisi dikehidupan anak muda.

Hingga kekhawatiran klaim budaya asli Indonesia oleh asing sudah terjadi. "Nah kalau dibiarkan tanpa disadari sudah menjadi bentuk penjajahan dalam tanda kutip mental anak muda," kata WS.

Untuk mengantisipasi hal tersebut pendidikan menjadi dasar dalam membentuk ideologi. Sehingga doktrinisasi paham-paham radikal dapat dibendung.

"Untuk itu pemahaman setiap sila dalam Pancasila harus bisa teraplikasikan dengan baik oleh masyarakat. Termasuk generasi muda saat ini," pungkasnya. (Ali)

Editor : Alim Kusuma

Berita Terbaru